Afellay mengemas ruang kamar yang di gunakan nya malam tadi bersama anaknya aidi.. Selimut empuk itu di lipat kemasnya. Seketika dia menghela nafas, berfikir tentang apa yang sudah berlaku dalam kehidupannya..
" Kenapa aku langsung tak ingat tentang apa yang terjadi dulu,... Tapi hati aku " sambil memegang dadanya.
" Fuhh, bukan masa untuk berfikir, now adalah masa untuk balik " afellay terus menyusun bantal² itu seperti sebelumnya. Perlahan melangkah keluar dari kamar itu, kehadiran aiden mengejutkannya
" Morning fellay " sapa aiden dengan senyuman kecilnya, sebaik melihat afellay keluar dari bilik sebelah
" morning " afellay membalas dengan rasa segan. Kemudian dia dan aiden pun bersama menuruni anak tangga menuju ke ruang dapur untuk bersarapan pagi bersama keluarga aiden. Aiden sedia duduk di meja makan tanpa menghiraukan yang lain. Afellay pula merasa asing, dia hanya meminta izin untuk pulang
" erghh antie uncle, fellay minta diri pulang dulu ya " Tangan di hulurkan nya mahu menyalam orang tua aiden. Mereka semua melihat afellay, tetapi tidak salena yang hanya bermasam muka sambil menyapu jem pada roti nya.
" ehh awal lagi ni, sarapan lah dulu. Tengok aidi pun masih makan lagi tu " balas mamy audi
" ah fellay makan lah dulu, lepas tu baru balik " kata dady audi pula yang tersenyum manis memandang bekas menantunya
" Duduk lah..dekat sini " pinta aiden yang menikmati roti bakar nya sambil menepuk² badan kerusi itu. Fellay memaksakan sebuah senyuman kerana berasa segan pada keluarga itu. Dia pun menarik nafas panjang kemudian duduk di sebelah aiden. Audi hanya melihat dengan sebuah senyuman kecil sambil menyuapkan roti mayonis itu pada mulut kecil anaknya.
Sejak tadi aiden hanya tersenyum² sendiri, mungkin dia merasakan sesuatu yang buatkan hatinya bahagia. Satu persatu roti itu di letakkan nya mayonis kemudian di susun di pinggan afellay. Maudy, dady dan mamy nya hanya tersenyum melihat. Audi melihat dengan dahi yang berkerut, manakala salena hanya tumpukan perhatian pada santapan nya. Seolah dia berada di dunia sendiri.
" Da mamy dady, aid pergi dulu " Aiden berdiri dengan mengelap mulutnya
" ar yela, sekali hantar afellay. Kesian dia tak kan naik teksi pagi² ni " aiden tersenyum mendengar ucapan mamy nya. Tiba² saja audi menawarkan diri
" takpe mamy, biar audi je yang hantar fellay balik. Lagi pun audi nak beli barang sikit untuk aidi " Aiden duduk kembali, roti yang berada di pinggan afellay di santapnya.
" takpe lah, biar abang kamu saja yang hantar. Aidi kan tak balik lagi,. Dady masih nak bermanja dengan cucu dady seorang ni " Dadynya terus mengambil aidi dari pangkuan audi. Salena tersenyum sinis, audi pula memandang tajam ke arah aiden yang hanya buat tak tahu.
" so fellay jom, i hantar u balik " afellay mengangguk, dari tadi hanya berdiam. Lalu dia pun meminta izin untuk pulang.
Aiden dan afellay menuju ke kereta milik aiden. Aiden membuka kan pintu untuk afellay. Belum pun sempat aiden membuka pintu di seat pemanduan nya, audi datang memanggil nya
" aid kejapp.... " aiden melihat audi yang baru tiba. Afellay hanya memekakkan telinga dengan melayan hp nya.
" ada apa? "
" kau tahu ke alamat rumah afellay? " aiden tersenyum melihat kelakuan audi yang seakan cemburu
" audi audi " aiden gelengkan kepala dan terus masuk ke dalam keretanya tanpa membalas pertanyaan bonus daripada audi. Dalam perjalanan fellay hanya memandang keluar jendela. Aiden juga berdiam, tetapi tidak dapat tertahan lagi lalu dia pun bertanya
YOU ARE READING
Mr.Gay Mr.Husband S2 (complete)
Storie d'amorePerpisahan yang kedua kali membuatkan seluruh kehidupan nya berubah.. Walaupun memilih gadis yang paling di cintainya namun kebahagian tiada buatnya.. Mengharapkan kasih sayang yang dulu terukir kembali ibarat sebuah mimpi yang ingin di tarik kedala...