"gua masih penasaran sih sama dia, jin"
hyunjin mengambil selimut, "napak ga kakinya?"
jeongin mencoba mengingat-ingat, "eum,,napak kok. napak dia"
jeongin yang kebingungan hanya bisa berguling-guling diatas kasur milik hyunjin, ya jeongin sedang menginap dirumah hyunjin.
"mukanya kaya apasih?" tanya hyunjin penasaran.
jeongin mengubah posisinya yang tadinya tiduran kini menjadi duduk, "nih lu buka imajinasi lu ya,"
"okeh!" hyunjin mengacungkan jempolnya.
jeongin mulai memberi bayangan, "rambutnya pirang gelombang gak nyampe sepunggung, dia punya gummy smile, mata agak belo, oh iya dia ponian, tingginya kira-kira 164-165an"
"gendut apa kurus?"
"gak gendut dan gak kurus kerempeng" balas jeongin.
"pokoknya dia cantik, nyaris sempurna" tambah jeongin, lagi.
hyunjin mesem-mesem penuh makna, "gua boleh ketemu ngga?"
jeongin memelototi hyunjin, "gak! ngga ada ketemu-ketemu lu!"
"gua aduin ke ryujin tau rasa lu" ancam jeongin.
taklama terdengar deringan ponsel milik jeongin.
hyunjin menatap ponsel jeongin yang berada diatas nakasnya, "hp lu bunyi tuh"
jeongin berdecak, "ck, paling nyokap"
jeongin menepuk-nepuk bantal, "kuy tidur ah, pusing pala gua"
hyunjin kemudian tidur disamping jeongin sambil membentangan selimut yang ia ambil tadi, "besok pagi lu mau ke manggrove lagi?"
"pengen nya gitu" balas jeongin sambil menguap.
"yaudah ah, gua mo tidur sapa tau ayang ryujin mampir ke mimpi gua" ucap hyunjin.
jeongin memunggungi hyunjin kemudian tertawa.
ya gua juga mau tidur ya sapa tau neng jiwon yang cantik jelita nan menyeramkan manja bisa mampir ke mimpi gua, batin jeongin.
lima menit kemudian keduanya sudah pergi menembus alam mimpi.
|| - ||
lucy
| je?
| pulang
| nyokap nyariin lo
| je gua khawatir
| je:(
×
mama
| nak, pulang nak
| papa tadi kesini titip sesuatu buat kamu
| jeongin, maafin mama
//-//
hhh bangsul ni apaansie?