"kamu ada masalah ya dirumah?"
jeongin menoleh menatap jiwon yang ada disebelahnya, "kok kamu tau?"
kini giliran jiwon yang menoleh, "apa? apa coba ulang sekali lagi tadi ngomong apa?"
"kok. kamu. tau?" ulang jeongin penuh penekanan.
jiwon terkekeh sambil memegangi pipinya, "kok tumben ngomongnya pake kamu-kamuan segala?"
"lah emang kenapa? ganti lagi nih jadi gua-lu, mau?"
jiwon menggeleng sambil masih terkekeh, "eh jangan hahaha, aku cuma kaget aja"
jiwon menyudahi tertawanya karena melihat wajah jeongin yang lusuh saat ia menggodanya, "jadi kamu ada masalah apa dirumah?"
"aku ngga nyaman tinggal sama mamaku setelah mama papaku pisah ranjang" ujar jeongin.
jiwon menatap jeongin, "loh kenapa?"
jeongin menggedikan bahunya, "setelah pisah ranjang sama papaku, mamaku jadi sering bawa laki-laki yang beda-beda setiap harinya padahal status mereka berdua belom cerai,"
"jadi aku gabetah aja tinggal dirumah, suasana nya udah beda" lanjut jeongin.
jiwon menarik napasnya dalam-dalam, "kamu tau ngga kalau kebahagiaan itu adanya didalam rumah bersama keluarga?"
jeongin menggeleng.
jiwon tertawa dan menatap kedepan danau, "sekarang kuncinya ada di kamu,"
"di aku?" jeongin mengernyitkan keningnya.
jiwon menoleh kearah jeongin yang juga sedang menatapnya, perlahan ia memegang dada jeongin, "kuncinya ada disini,"
"dihati, kamu harus sabar dan coba rubah lagi suasana yang tadinya hancur karena mamamu menjadi kembali seperti semua karena kamu" ujar jiwon.
jiwon memindahkan tangannya dari yang tadinya berada di dada jeongin kini berada dibahunya jeongin, "karena aku percaya kalau kamu adalah anak yang baik buat mereka, mereka akan ngelakuin apapun demi kamu karena kamu adalah anaknya,"
"sekalipun untuk memperbaiki suasana rumah"
jiwon kembali tersenyum membuat jeongin juga ikut tersenyum.
bisakah jeongin melihat bahkan memiliki senyuman itu untuk selamanya?
//-//
sHHSHSHSHSHS BERAQ QO AKU BAPER?!