Disclaimer : Masashi Kishimoto
Genre : Mystery & Romance
Genre : T
Warning : AU, School Life, OOC mungkin, EYD Berantakan, Typos.
..
.
.
.
Happy Reading
..
.
.
.
Malam menjelang, bulan menggantung indah di langit. Sakura menatap bulan dari balkon apartemennya, hatinya merasa lega dan ringan. Semuanya sudah tuntas, Sasuke menjawab dengan jelas dan jujur. Bahkan Sasuke membuktikan dengan memperlihatkan mata itu padanya, di ruang kelas yang tak terpakai dan gelap.
.Flash Back ON
.
Sasuke tampak menghela nafas, ia akan menjelaskan semuanya sekarang. Sakura masih setia menunggunya, ia kemudian berdiri seraya menggenggam tangan kanan Sakura. Merasa akan menjelaskan hal yang rahasia, memutuskan pindah tempat karena merasa tak aman kalau menjelaskan di tangga, tempat yang selalu dilewati penghuni kelas."Jangan di sini. Ayo ikut aku," ucap Sasuke melangkah menaiki tangga. Gadis itu hanya mengangguk singkat.
.
Sakura membulatkan mata tak percaya pada apa yang dilihatnya. Di depannya tampak sepasang mata merah darah yang menyala di kegelapan.
Ruang kelas yang sudah tak terpakai, Sasuke membawa Sakura ke dalam sana. Walau agak redup tapi mata itu amat jelas terlihat, tapi sedikit berbeda saat ia melihat untuk pertama kalinya di gudang. Saat itu begitu menyala terang di kegelapan, sehingga ia tidak tahu siapa pemilik mata itu. Kalau saat ini, ia bisa melihat wajah Sasuke lengkap dengan mata itu, walau tidak begitu jelas. Ia merasa seperti bermimpi, sayangnya ini nyata. Walau tadi sedikit takut, tapi Sakura memberanikan diri untuk kembali melihatnya.
Gadis bersurai merah muda itu kemudian terkikik geli, seperti mata kucing yang menyala saat berada di kegelapan malam. Hi Hi
"Apa yang lucu?" tanya Sasuke merasa terkejut dan sebal.
Memang ini lelucon, pikirnya dalam hati.
"Ah, bukan apa-apa," jawab Sakura menyudahi kegeliannya akan mata kucing dengan mata Sasuke.
"Kau pasti berpikir yang tidak-tidak. Apa itu benar, Sakura?" ujar Sasuke sambil menatap tajam ke arahnya.
"Maaf, aku hanya merasa ini lucu. Ha ha!"
Sungguh Sakura tak ingin tertawa lagi, tapi apa daya. Ini semua juga karena Sasuke, jadi ia teringat akan kucing yang melintas di kegelapan hanya terlihat matanya saja di atap rumah. Jadi sepenuhnya bukan salahnya, ya?
"Oh, ya. Sasuke, kenapa kau punya mata seperti itu?" tanya Sakura sangat penasaran.
Kalau dipikir-pikir mustahil, mana mungkin ada manusia memiliki mata langka itu. Tapi, itu sangat keren! Kalian tahu!
"Nenek moyang Uchiha terdahulu telah meramalkan pada cucu-cucunya. Bahwa di masa depan akan ada 1 atau 2 bayi laki-laki lahir dari marga Uchiha. Ia akan diwarisi mata yang luar biasa, dan kelak akan berguna untuk menolong orang-orang yang dalam bahaya. Bisa melacak tempat-tempat tersembunyi serta menemukan orang-orang yang hilang, dan masih banyak lagi."
Sakura hanya mengangguk-angguk paham. Jadi, salah satunya Sasuke menemukan keberadaan dirinya yang terikat pada kursi di gudang belakang.
"Tapi pemilik mata itu bisa kapan saja terancam dalam bahaya. Jika beberapa orang yang pernah ditolongnya dan menyebarkan ke media masa, tentu para publik akan tahu. Itu berdampak besar pada pemilik mata itu," jelas Sasuke serius, membuat Sakura terkejut.
"Lalu apa yang akan terjadi?"
"Pemilik mata itu akan dijadikan kelinci percobaan oleh para ilmuan. Apa kau ingat kasus Kabuto saat itu?" lanjutnya menatap Sakura begitu dekat, masih dengan mata merah darah itu. Sakura terlonjak kaget, nyaris terjungkal menabrak pintu saking kagetnya.
"Sasuke, apa-apaan kau! Matamu mengejutkanku,tahu!" geram Sakura menujuk mata Sasuke.
Jujur, ia gugup dan merasa aneh saat melihat mata itu. Ada perasaan entah apa yang timbul di dalam dadanya.
'Aku merasa terhisap oleh mata merah darah itu,' batin Sakura sambil melirik Sasuke yang tampak melihat ke arah mana.
.
Setelah itu keduanya kembali ke kelas masing-masing, karena bel istirahat berbunyi.Flash Back OFF
..
.
Setelah mengingat kembali kejadian itu, Sakura kembali ke kamar. Malam semakin larut, udara malam tak baik untuknya, kalau tetap berada di luar nanti bisa terkena flu disertai demam tinggi dan tak bisa ke sekolah dalam beberapa hari. Lebih baik segera tidur di dalam selimut yang tebal, yang mampu menghangatkan tubuhnya. Walau ia tinggal seatap dengan Sasori, keduanya sama sekali belum pernah tidur bersama. Sakura hanya mau kalau nanti setelah mereka menikah.Hm, benarkah ia akan menuju ke jenjang yang lebih serius dengan pemuda baby face itu atau dengan yang lain.
.
.
.
.
.
Semilir angin sore menerbangkan surai hitam pemuda Uchiha itu, begitu sejuk menenangkan. Ia berdiri memandangi di depan sebuah rumah bergaya minimalis di dalam kawasan hutan Konoha yang penuh kenangan.Rumah peninggalan kedua orang tuanya yang telah lama meninggal akibat kecelakaan pesawat yang terjadi 10 tahun yang lalu, saat akan menemui rekan bisnis di Amerika. Dan kedua kakak beradik itu dititipkan di rumah neneknya di Kota Konoha, keduanya masih sangat kecil untuk mendengar kabar buruk itu. Kedua orangtuanya dikebumikan di pemakaman Uchiha dan langit ikut berduka, turun dengan derasnya menyamarkan air mata para Uchiha, serta kakak beradik itu.
Menyedihkan, Sasuke menangis ketika mengingatnya.
..
.
.
.
~Lima bulan kemudian~
..
.
.
.
Sakura duduk di bangku taman Kota Ame, mendekap sebuah novel. Sebentar lagi kenaikan kelas, itu berarti ia akan naik ke kelas 3. Dan Sasori akan lulus. Sedih."Maaf, lama. Ayo, kita pulang," ucap Sasori menggandeng tangan Sakura. Kekasih bersurai merah itu baru saja membeli dango.
"Kenapa beli ini, aku maunya mochi," timpal Sakura agak cemberut.
"Bukannya, lebih enak ini dan bikin kenyang," sahut Sasori menatap kantong kertas di tangan kirinya.
"Uh, menyebalkan. Tahu begini, aku beli sendiri!" ujar gadis musim semi itu kesal.
Sasori hanya terkekeh, lucunya.
"Ayo, kita beli sekarang! Keburu antrian panjang," ajak Sasori menarik tangan Sakura.
"Ah, benar juga!" serunya ceria.
Berberapa pohon sakura yang bermekaran di taman kota, mengiringi langkah kedua insan berbeda gender itu. Semi yang indah, tumbuh dan berkembang. Menuju hidup yang lebih baik.
Tak ada yang bisa menebak hari esok. Hanya sang pencipta yang tahu, Tuhan yang mengatur hidup setiap makhluk.
Apakah akan berakhir bahagia?
..
.
.
.
.
To Be Countinue.
.
Alurnya dirubah. Jangan heran, ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RED
FanfictionSummary : Haruno Sakura begitu menyukai segala sesuatu berwarna merah. Bahkan sampai menyukai Sasori Senpai, gara-gara warna surai kepala pemuda itu berwarna merah. Tapi, apa Sakura akan menyukai warna merah dari seseorang yang menurutnya justru men...