14

6.3K 367 3
                                    

Tolong budayakan Vote sebelum membaca

Chanyeol bisa melihat tangan Nayeon yang mulai mengisi data-data pendonoran hati untuk Rose. Chanyeol tidak mengerti mengapa Nayeon bisa memikirkan hal ini. Ia bisa melihat tangan Nayeon yang menulis dengan gemetaran. Ia serasa tak tega dengan hal ini.

"Sudah." Kata Nayeon, sambil memberi kertas itu pada Chanyeol.

"Kapan kau mau menjalani transplantasi?"

"Sekarang."

"Apa kau yakin?"

"Ya."

"Bagaimana dengan Junhoe?"

"Dia akan baik baik saja."

"Baiklah mari kita ke kantor Hyejung."

***

Singkat cerita, Nayeon dan Chanyeol pun sampai di kantor dokter Hyejung. Dan Nayeon pun langsung memberi isi surat itu.

"Baiklah, kapan mau diadakan transplantasi?"

"Sekarang."

"Baik, aku akan memanggil beberapa dokter segera untuk memindahkan Rose dan Chanyeol ke ruang transplantasi."

"Baik"

***

Singkat cerita Chanyeol dan Nayeon sudah keluar dari kantor Hyejung. Mereka sekarang sedang duduk menunggu Junhoe dan Rose dipindahkan. Tetapi, ada seorang dokter yang menghampiri Nayeon dengan panik.

"Nayeon-ssi, karna terlambatnya transplantasi jantung, Junhoe telah meninggal dunia."

Mendengar perkataan itu dada Nayeon serasa sesak. Seperti ada sesuatu yang berhasil mencuri detak jantungnya. Air mata pun mulai membasahi pipi Nayeon.

"Baiklah, kalau itu memang terjadi." jawab Nayeon dengan tenang dan mengikhlaskan apa yang terjadi.

"Tapi disini, Junhoe mau mentransplantasikan hatinya?"

"Ya! Apa masih bisa?"

"Baiklah, aku akan segera memindahkan Junhoe."

Segera dokter itu memindahkan Junhoe ke ruang transplantasi.

"Mengapa kau sangat ingin Junhoe mendonorkan hatinya pada Rose?" Tanya Chanyeol yang sangat bingung dengan sifat Nayeon yang tiba-tiba berubah seperti ini.

"Karna, itu adalah permintaan terakhir Junhoe Oppa, menyenangkan hari Rose."

***

Singkat cerita, setelah berlalu 12 jam. Akhirnya proses transplantasi hati itu selesai dan berhasil. Rose kini telah sembuh dari penyakitnya. Tapi, sangat disayangkan, Junhoe harus pergi meninggalkan Nayeon dan keluarganya.







***

(2 bulan kemudian)



"Rose-ah"

Panggil Chanyeol, gadis berambut pink pastel itu pun bangun dari tempat tidurnya yang sangat nyaman itu. Ia mulai beranjak dati tempat tidurnya, dan segera menyiapkan sarapan untuk dirinya dan suami nya.

"Rose-ah, aku mau mengajakmu ke suatu tempat."

"Apa itu?"

"Kau kan tau nanti, habis kan makanan mu dulu."

Rose mengangguk-anggukan kepalanya dengan senyuman. Tetapi, wajah Chanyeol seketika berubah menjadi gelisah. Ia masih merasa bersalah sampai detik ini, ia tidak tau bahwa keadaan akan seperti ini. Tetapi, di balik semua ini Chanyeol merasa senang dan lega, karna bisa melihat orang yang dia cintai masih menemaninya dan selalu ada di sisinya.

"Chanyeol-ah, aku sudah selesai."

"Baiklah, ayo kita berangakat."

***

Mereka berdua berangkat menaiki sebuah mobil yang berwarna hitam berkilau, ke suatu tempat. Rose, sangat kebingungan. Mau kemana Chanyeol membawanya.

Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di suatu tempat. Tempat ini terkenal sepi, menyeramkan apa lagi pada saat malam hari, tempat dimana semua orang mengakhiri hidupnya, dan tertidur dengan tenang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

He Is my Husband [ ChanRose Fanfiction] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang