12

7.1K 534 20
                                    

Sebelum baca Vote dulu donggg... gampang kok cuma pencet gambar bintang di bawah, gampang kannn :"))

Author pov

Pesawat yang pria itu  tumpangi sudah sampai di tempat tujuannya. Ia mulai berjalan keluar pesawat dengan earphone yang masih tersangkut di telinganya dan hp yg ia pengang di tangan kirinya. Ia segera mengambil kopernya dan bergegas ke rumahnya.

Saat ia baru keluar bandara untuk menunggu taksi, ada seorang perempuan berbaju putih dan bercelana Jeans pendek yang menghampirinya. Awalnya pria itu tak mengenalinya namun, ia kenal dengan perempuan itu.

"Chanyeol-ah!" Sahut perempuan itu

"Na, Nayeon?"

"Kau baru pulang dari LA? Bukannya kau seharusnya pulang minggu depan?"

"Aku, tidak nyaman."

"Kalau aku jadi kau, aku akan selamanya tinggal di LA."

"Itu kau, bukan aku. Baiklah, aku duluan"

"Tunggu!" Sahut Nayeon ambil memegang tangan kiri Chanyeol.

"Apa lagi? Aku sedang buru buru!"

"Tadi saat aku pulang dari rumah kakakku, aku melewati pintu kamar apartemen mu. Aku mendengar suara benda jatuh sangat keras, aku rasa kau harus mengeceknya."

"Suara jatuh yang sangat keras?"

"Ne, itu seperti bukan suara benda, tapi seperti tubuh manusia."

"Oh... dan aku mendengar sedikit teriakan perempuan. Baiklah, aku pergi dulu". Sahut Nayeon sambil meninggalkan Chanyeol

Chanyeol sangat panik, siapa lagi kalau bukan Rose yang ada di kamar itu. Ia segera memberhentikan taksi, dan menuju apartemennya.

"Ke apartemen soyeol, tolong cepat!"

Tak sampai 15 menit , akhirnya Chanyeol sampai di apartemennya, ia segera menuju lantai 19 ke kamar bernomor 927.

"Sial!"

Pintu nya terkunci sedangkan Chanyeol tidak punya kunci cadangan. Ia trus berpikir bagaimana cara untuk masuk. Ia hampir meneteskan air mata, ia sangat amat panik kalau terjadi apa-apa dengan Rose. Perlahan air mata jatuh membasahi pipinya. Ia hanya bisa menyandarkan kepalanya ke depan pintu kamar.

Tiba tiba Chanyeol terpikir untuk mendobrak pintunya. Ia pun mencoba mendobrak pintunya dengan sekuat tenaga, sudah 3 kali ia mencoba tapi hasilnya tetap sama, tidak terjadi apa-apa, lengan kanannya sudah memerah.

Chanyeol tidak menyerah ia melepas jaket merahnya dan kembali mencoba mendobrak pintu itu. Akhirnya setelah sekian lama, pintu itu terbuka juga.

Betapa kagetnya Chanyeol saat mendapati Rose terbaring di lantai dengan kepala Rose yang berdarah, dan lantai yang berlumuran darah, sampai baju nya pun terkena darah.

Chanyeol tidak bisa berkata apa apa, ia hanya bisa menangis, ia berlutut untuk melihat wajah cantik Rose yang sekarang dipenuhi darah, ia mengguncang-guncang kan tubuh Rose dengan kencang, mencoba untuk menyadarkannya.

"Rose-ah, ireona, Rose-ah!

"Jebal ireonaaaaa!"

Sudah berkali kali ia teriak, sudah air mata membasahi pipinya, tapi tidak ada hasil. Rose masih dalam keadaan tidak sadarkan diri. Ia pun mencoba untuk menelpon ambulan.

***

Sudah 1 jam Chanyeol menunggu di rumah sakit, tapi Rose masih dalam keadaan tidak sadarkan diri. Ia masih melihat Rose berbaring di kasur, dengan infus yang tertusuk di tangan kanannya. Ia mulai menyerah dengan dirinya sendiri, ia mulai bertanya tanya, mengapa ia harus meninggalkannya?

Tiba tiba Pintu kamar terbuka, dan Chanyeol melihat 2 dokter yang akan mengambil darah Rose. Ia bisa melihat jarum yang menusuk ke lengan kiri Rose, dan kapas putih yang diatas ya ditaruh plester untuk menutupi bekas tusukan jarum itu.

Saat itu Chanyeol hanya bisa memegangi tangan kiri Rose yang dingin, ia mengusap-usap punggungnya tangan Rose dengan jari jempol nya itu.

Air mata mulai membasahi kedua pipinya, ia menidurkan kepalanya di atas tangan kiri Rose.

***

Ia mulai putus asa, ia tidak mau kalau Rose harus meninggalkannya secepat ini. Ia kecewa dengan dirinya sendiri. Ia benci dengan dirinya sendiri. Ia benci dengan hidupnya ini.

Seketika hatinya bergerak untuk menceritakan apa yang selama ini ia sembunyikan.

"Rose-ah, aku ingin bicara kepadamu. Aku tau aku seperti orang bodoh, aku berbicara padamu saat kau tidak sadar. Tetapi saat kau sadar, aku hanya bisa menyembunyikannya."

Ia menghembuskan nafas

"Sepertinya, aku sudah membuatmu susah. Maaf, karna aku pernah membuatmu marah. Tapi sejujurnya, aku menyukaimu. Ya, aku sungguh sungguh menyukaimu. Tapi aku bodoh, aku malah memakai cara yang bodoh untuk mengaku."

Air mata pun terjatuh dari mata ceye

"Saat aku tau, kau berpacaran dengan Junhoe. Seketika hatiku tidak menerimanya. Seketika aku berpikir mengapa aku berbuat jahat padamu. Aku memang bodoh."

"Dengan membuat ayahmu kecelakaan, agar aku bisa dijodohkan denganmu, aku sangatlah bodoh. Tapi aku sangat menyukaimu."

"Rose-ah, kau harus ingat. Aku selalu mencintaimu. Aku mencintaimu Park Rose."

Air mata sudah berjatuhan, pipi Chanyeol yang hangat seketika dingin dibalut air mata. Ia melepas genggaman tangannya, dan ingin pergi meninggalkan Rose.

Tetapi ia merasa tangan kanannya di pegang oleh seseorang. Ia pun menoleh kebelakang dan, ia bisa melihat wajah Rose yang pucat, serta air mata yang bercuruan. Dan tangan dingin Rose yang sedang menggenggam tangannya.

"Aku juga, mencintaimu. Park Chanyeol"

He Is my Husband [ ChanRose Fanfiction] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang