13

6.5K 364 12
                                    

Author pov

Malam telah berganti pagi, gelap telah berganti terang, bulan telah tidur digantikan oleh matahari yang telah terbangun. Dari mata yang terpejam kini mata seorang Rose perlahan telah terbuka, ia bisa melihat tangan kanannya tertusuk jarum infus, dan merasakan tangan kirinya yang digenggam sangat erat. Ia bisa melihat ada seorang pria berambut merah api yang tertidur diatas tangan kirinya, siapa lagi kalau bukan Chanyeol.

Tangan kanan yang masih tertusuk jarum infus itu mulai mengusap kepala Chanyeol. Rose mulai mengingat kembali perkataan Chanyeol yang membuat dadanya terasa sesak, yang membuat dirinya sangat kaget. Ia melepas genggaman dari Chanyeol dan bangun dari tempat tidur. Kepalanya sangat pusing, badannya terasa berat, serasa ia tak kuat lagi untuk berjalan.

Tiba tiba, pria berambut merah api itu terbangun perlahan-lahan, entah mengapa pria itu merasakan sesuatu yang membuatnya bisa tersenyum selebar itu. Rose bingung dengan keadaan pria itu, apa ada yang salah dari dirinya? Sangat jarang pria itu untuk tersenyum, apalagi selebar itu.

Dan entah mengapa, mungkin sesuatu terjadi. Pria itu mulai meneteskan air mata, tetapi pria itu masih terus tersenyum. Rose bingung, ia tak mengerti apa yang terjadi, mengapa Chanyeol berubah? Ada apa dengan Chanyeol? Dengan sifat Chanyeol yang berubah membuat rasa penasaran Rose terhadap dirinya semakin tinggi. Ia sangat ingin tau, mengapa Chanyeol seperti ini.

Satu kata yang keluar dari mulut Rose adalah

"Kenap-"

Kata-kata seorang gadis itu terpotong, karena sejumlah dokter masuk ke kamar mereka. Rose dan Chanyeol pun bingung, karena wajah dokter itu sangat panik seperti ada sesuatu.

Seorang dokter bernama Hyejung itu, memanggil Chanyeol untuk berbicara dengannya sebentar dan hanya empat mata. Chanyeol yang awalnya bingung pun mulai meninggalkan Rose sendirian, dan mengikuti dokter Hyejung ke kantornya.

***

Dengan keadaan panik, Hyejung pun langsung menyuruh Chanyeol untuk duduk di depan nya dan menyuguhkan Chanyeol segelas teh hangat. Chanyeol tidak mengerti apa yang terjadi, mengapa dokter bermarga Ahn di depannya itu sangat panik. Apakah ada sesuatu yang terjadi.

Hyejung mulai membuka sebuah binder besar dan mengeluarkan selembar kertas, ia pun memberi Chanyeol sebuah hasil diagnosa. Hyejung pun mulai memberanikan diri untuk berbicara pada Chanyeol

"Disini tercatat, Rose telah mengalami penyakit liver atau gagal hati"

"Mwo? Maksudnya?"

"Penyakit liver atau gagal hati ini, disebabkan karena Rose terlalu banyak mengonsumsi minuman keras yang beralkohol berat. Dimana ini sangat parah, dan tidak bisa diadakan tahap penyembuhan."

"Jadi? Maksudmu?"

"Ya, Rose harus menjalani transplantasi hati. Jika ada yang bersedia, silahkan isi data data ini."

Tutup Hyejung sambil memberi Chanyeol selembar kertas yang berisikan data-data untuk pendonor yang mau mendonorkan hati.

***

Chanyeol keluar dari kantor Hyejung. Saat ia mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Hyejung, ia serasa tidak bisa bernapas lagi, serasa ada sesuatu yang bisa mencuri detak jantungnya. Sekarang, pria itu tidak bisa berkata apa-apa dan yang bisa berkata hanya air mata seorang Chanyeol itu. Ia berjalan sangat lambat sambil memegang sebuah kertas yang membuat ia gelisah, memegangnya saja ia tak kuat.

Ia sudah sampai di depan pintu kamar rumah sakit yang bernomor 27 itu. Ya, itu adalah kamar dimana seorang Rose di opname. Chanyeol tidak kuat untuk membuka pintu dan bertemu Rose, ia hanya bisa memandang wajah rose yang sangat pucat dari luar jendela yang terpasang di pintu kamar.

"Chanyeol!"

Hampir saja chanyeol mau membuka pintu kamar itu, ia membalikkan badannya karena merasa seseorang telah memanggilnya. Ia bisa melihat seorang wanita berbaju hitam dengan celana Jeans biru muda pendek yang dipakainya. Ya, Nayeon. Chanyeol bingung, mengapa Nayeon bisa ada di rumah sakit ini? Apa dia sakit? Chanyeol meninggalkan pintu kamar dan menghampiri Nayeon. Chanyeol bingung, wajah Nayeon dipenuhi oleh air mata.

"Wae?"

"Oppa, dia terkena serangan jantung."

Chanyeol terkejut, apa yang Nayeon maksud adalah Junhoe? Mengapa ia mengalami serangan jantung?

Chanyeol langsung memasuki kamar bernomor 25, dimana kamar itu tepat berada di samping kiri kamar Rose. Kamar dimana Junhoe terbaring.

"Ayah, dia meninggal karena mengalami serangan jantung. Dokter bilang, itu faktor turunan, jadi Oppa juga memiliki serangan jantung."

Chanyeol yang mendengar perkataan Nayeon sangat amat terkejut. Ia tak pernah tau.

"Apakah dia akan sembuh?"

"Kata dokter ia harus menjalani transplantasi jantung."

"Jadi?"

"Kalau dia tidak segera mengalami transplantasi jantung, ia akan pergi."

Pipi Nayeon dipenuhi air mata, Chanyeol tidak tahan melihat Nayeon yang seperti ini. Chanyeol menarik tubuh Nayeon dalam pelukannya yang hangat. Dada Chanyeol basah, dipenuhi oleh air mata Nayeon.

Seorang dokter keluar dari kamar Junhoe. Refleks, Chanyeol dah Nayeon melepas pelukannya. Lalu, dokter itu mulai mengeluarkan kata kata

"Junhoe harus segera menjadi transplantasi jantung, kalau tidak-"

"Ya aku tau, aku akan berusaha mencari seseorang yang mau mendonorkan jantungnya."

"Kalau ada yang mau mendonorkan jantungnya ia akan lekas sembuh. Dan ini, kalau ada yang ingin mendonor, cukup isi data data ini dan kabari saya. Terima kasih."

Tutup dokter itu sambil memberi selembar kertas yang berisi data-data untuk pendonor yang mau mendonorkan jantung. Chanyeol juga merasakan apa yang dirasakan Nayeon saat itu karena dia juga mendapatkan selembar kertas itu.

***

Singkat cerita, Nayeon sampai di kamar Rose, ia duduk di depan seorang Rose yang terbaring di kasur. Ia bisa melihat Chanyeol yang terus mengeluarkan air mata, Chanyeol yang terus menggenggam tangan seorang Rose.

Tiba-tiba hati Nayeon tergerak, ia mempunyai ide yang sangat bagus. Ia tak kuat melihat Chanyeol yang terus menerus menangis seperti ini. Tetapi, ada dimana hatinya mengalami tahap galau, ia awalnya bingung. Tapi, kali ini hatinya tergerak dan memberanikan diri untuk berbicara sesuatu.

"Chanyeol-ah."

Chanyeol hanya bisa menengok ke arah Nayeon tanpa mengeluarkan kata-kata apapun.

"Izinkan Junhoe Oppa mendonorkan hatinya untuk Rose."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

He Is my Husband [ ChanRose Fanfiction] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang