7

8.5K 529 23
                                    

"Rose.... ayo bangun."

Suara itu membangunkanku di pagi hari. Sinar matahari memancarkan sinarnya menembus kaca kamarku. Aku membuka mataku dan melihat jam yang menunjukan pukul 07.00 pagi. Aku segera bangun dari tempat tidurku dan berjalan menuju luar kamar, mood ku sangat tidak baik hari ini.

"Rose, ibu mau menemui teman, kau mau ikut?" Tanya ibuku yang sedang membereskan tasnya

"Baiklah!" Aku menjawab dan segera bersiap untuk pergi, sekaligus untuk membagikan mood ku juga.

***

"Mereka masih lama?" Aku bertanya pada ibuku karena kami sudah menunggu 1 jam lebih.

"Bersabarlah, mereka sudah dekat." Sahut ibu meyakinkan.

Aku hanya menghela nafas dan hanya melihat ke jendela.

***

"Permisi."

Suara itu mengagetkanku dan membuat ku menoleh ke arahnya. Aku kaget mengapa pria berpakaian kemeja putih dan jas hitam itu sangat tampan.

"Iya?" Aku menjawab dengan nada bertanya

Tapi, saat dia hendak menjawab ada yang memanggilnya dari belakang.

"Mingyu-ya!"

Dan ternyata yang memanggilnya adalah ibuku.

Dia datang bersama ibunya dan, mengapa ia harus duduk di depanku. Aku terus berkata di pikiranku dia sangat tampan. Dia hanya memakan makanannya di depanku dengan santai.

 Dia hanya memakan makanannya di depanku dengan santai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Putrimu sangat cantik ya!" Sahut teman ibuku

"Putramu juga sangat tampan!" Sahut ibuku kembali

Mereka berdua sibuk mengobrol sesuka hati. Uurrghhhhh aku sangat bosan, aku berencana untuk keluar dan duduk di kursi taman di depan restoran itu.

***

Tak lama kemudian Mingyu datang dan duduk disebelahku. Ini sangat canggung bagaimana ini, aku sangat gugup.

"Bosan ya?" Tanya Mingyu kepadaku

"Iya, aku merindukan seseorang." Jawabku

"Kau cantik." Dia menyela

"Terimakasih!" Jawabku dengan senyuman

"Maukah kau menjadi pacarku?"

~Chanyeol pov~

Akhirnya aku sampai di Busan, aku harus mencarinya. Aku segera bergegas menuju rumah ibunya, tapi sepertinya tidak ada orang. Tiba-tiba ada security yang mberitahuku kalau Rose dan ibunya sedang pergi ke suatu restoran.

"Aku boleh tau nama restoran itu?" Tanya ku kepada security itu

"Maaf, anda ada perlu apa?"

"AKU SUAMINYA!!!" Teriakku dengan nada meyakinkan.

***

Sesudah mendapat alamatnya, aku langsung bergegas menuju tempat itu, tapi aku melihat Rose sedang duduk di bangku taman dengan seorang laki laki. Aku mulai mendekat dengan hati hati, untung saja bangku tamannya membelakangi ku. Aku mendengar perkataan mereka dan aku sangat kaget.

~Rose pov~

"Apa kau bilang?" Aku bertanya kembali

"Maukah kau menjadi pacarku, pacarku" jawabnya kembali

Aku hanya bisa menghela nafasku dan menjawab

"Mingyu-ya, kau memang tampan, kau juga baik. Tapi, aku sudah mempunyai suami, dan aku mencintainya. Maaf." Sahutku sambil tersenyum.

Aku langsung mengambil tasku karena ibuku sudah keluar dan mengajakku pulang. Tapi, saat aku berbalik, aku melihat Chanyeol yang tersenyum. Aku yang melihat itu langsung membulatkan mataku. Aku sangat bingung mengapa ia ada di sini.

***

~Chanyeol pov~

Aku tersenyum mendengar kata kata yang dia katakan, aku hanya terdiam dan hanya bisa tersenyum.

Semua telah pulang aku hanya berdua dengan orang yang bernama Mingyu itu.

"Jadi, kau suaminya?" Dia bertanya kepadaku

"Ya, memang kenapa?" Jawabku kembali

"Kau mengacaukan semuanya!"

~Rose pov~

Aku mengganti bajuku dan membaringkan badanku di kasur. Aku mau mengambil handphone di tasku, sampai aku menyadari handphone ku tertinggal di bangku taman. Aku sangat panik dan tidak tahun harus bagaimana. Aku segera bergegas untuk mengambil handphone ku.

***

Sesampainya di restoran itu, betapa kagetnya aku melihat Chanyeol dan Mingyu dengan kepala yang penuh darah. Aku tambah panik di saat itu. Aku mencoba melerai mereka tapi wajahku terpukul oleh Mingyu.

"Rose, kau tak apa?" Tanya Mingyu

Aku bangun dan hanya bisa meneteskan air mata

"Jangan dekati dia!" Sahutku

"Memangnya kenapa?" Tanya dia

"DIA SUAMIKU!!!" Teriakku meyakinkannya

Dia hanya bisa mengelap darah yang ada di wajahnya dan tersenyum kecil.

"Baiklah, aku tidak akan menyentuhnya." Jawabnya sambil pergi dan meninggalkan kami berdua.

Aku hanya menghela nafasku sambil membantu Chanyeol berdiri. Aku mengambil handphoneku dan membantu dia berjalan, untungnya restoran ini tidak jauh dari rumah ibuku.

***

Sesampainya di rumah aku segera mengobati luka di kepala Chanyeol. Aku sangat ingin meneteskan air mata pada saat itu.

"Mengapa kau melakukan itu?" Tanyaku

"Dia yang memulainya." Jawabnya

"Tapi, kalian bisa menyelesaikannya dengan baik baik kan?" Tanyaku kembali

"Kau masih marah padaku?"

"Kenapa kau harus menanyakan itu?"

"Karena aku sayang pada mu."

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa Vote and Coment yaaa 😘

He Is my Husband [ ChanRose Fanfiction] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang