Pada hari minggu itu, Sera menepati janjinya pergi ke restoran Mekdi seperti yang sudah dijadwalkan oleh Anna. Ketika masuk ke dalam restoran, dia melihat Anna yang sudah menunggunya di meja pojok ruangan itu. Saat melihat kedatangan Sera, Anna melambaikan tangannya dan tersenyum ke arahnya.
'Si-sial... dia imut sekali hari ini,' pikir Sera malu sambil berjalan menghampirinya.
"Bagaimana harimu?" tanya Anna.
"Ha?! Asalkan kau tahu ya, hari ini seharusnya aku bekerja. Ta-tapi, untung saja aku dibolehkan mengambil cuti," jawab Sera.
"Baiklah, sesuai kataku kemarin, saatnya kita membicarakan semua hal yang ingin kau bicarakan sebelumnya."
"Eh? I-itu... A-apa tidak masalah kalau kita bicara di tempat seramai ini?" tanya Sera sambil melirik ke sekelilingnya yang dipenuhi oleh banyak orang.
"Hummm, begitu... Kalau mau, kita cari tempat lain saja."
"Be-benar juga, hehehe." Lalu, mereka meninggalkan restoran itu.
"Bagaimana kalau kita makan di restoran ini saja?" tanya Anna sambil memperlihatkan gambar restoran mewah yang ada di HP-nya. "Tempatnya tidak jauh dari sini kok."
"Wa?! I-itu kan restoran yang mahal sekali!!"
"Bagaimana? Kau mau? Tempatnya juga tidak terlalu ramai. Cocok untuk kita mengobrol di sana."
"Eh... I-itu..." Sera kebingungan, antara dirinya yang ingin ke restoran itu, tapi tidak bisa membayarnya.
"Jangan khawatir, aku yang akan mentraktirmu," ujar Anna tersenyum.
"Haaa?! Ka-kau tahu dari mana kalau aku memikirkan itu?!" tanya Sera terkejut.
"Hehehe, baiklah. Ayo kita ke sana."
Sesampainya di restoran itu, Sera terkesima dengan dekorasinya yang mewah dan dilayani dengan para pelayan yang terlihat elegan.
'A-apa tidak masalah kalau aku di sini?' pikir Sera panik. Kemudian, dia melihat menu yang diberikan oleh pelayan. 'Ha?! Ma-mahal sekali!'
"Pelayan, saya pesan Tenderloin Steak dan minuman Lime Sparkling," ucap Anna.
'Te-tenderloin yang mana itu...' pikir Sera sambil melihat harga makanan yang dipesan Anna. 'Bu-buset! Ma-mahalnya! I-itu seharga satu bulan jajanku!'
"Kau mau pesan apa?" tanya Anna.
"Eh... A-anu..." Sera semakin panik. 'Apa aku tidak usah pesan ya? A-atau minum saja?' pikir Sera.
"Steak di sini enak loh, apa mau aku samakan saja pesanannya?"
"Eh? Ja-jangan... A-aku lebih baik minum saja. A-aku juga sedang diet, hehehe."
"Begitu."
Tiba-tiba, suara perut Sera terdengar. Anna terkejut mendengar suara itu. Melihat ekspresi Anna, Sera tidak bisa berkata apa-apa selain menahan rasa malunya.
"Baiklah, samakan saja pesanannya ya? Ditambah dengan Giant Tropical Shrimps," ucap Anna kepada pelayan itu.
Setelah pelayan itu pergi, Sera hanya bisa menundukan kepalanya karena malunya.
"Hahaha, kau kenapa? Tidak masalah kok. Lagipula, aku sudah mengatakannya kepadamu kalau hari ini aku yang mentraktirmu," ujar Anna.
"Ma-maafkan aku..." balas Sera dengan nada yang kecil.
"Ya sudah. Bagaimana jika kita membahas soal itu saja. Apa yang ingin kau tanyakan?"
"Ummm, soal ciuman itu... Kenapa kau menciumku? A-apakah kau Le-Lesbian?"
"Ya," jawab Anna tersenyum.
"Hah?! Sesantai itukah kau mengatakannya kepadaku?!" ucap Sera terkejut.
"Habisnya mau bagaimana lagi? Mana ada seorang cewek yang mau mencium cewek dengan alasan apapun."
"Be-benar juga ya... Ta-tapi... Ke-kenapa aku?"
"Memangnya kenapa? Kau tidak suka?"
"Te-tentu saja tidak! Aku ini cewek normal!" balas Sera percaya diri.
"Oh begitu..." ucap Anna sambil tersenyum kecil. Sera bisa menebak kalau Anna sedih mendengar jawaban itu.
"Lalu, kenapa kau menciumku? Lagipula, kan banyak sekali anak cewek di kelas kita yang lebih cantik... contohnya Elisia dan gengnya."
"Entahlah, tapi... ada beberapa saat aku melihat bahwa dirimu itu sangat baik dibandingkan anak-anak lain. Ketika kau berteriak soal kejadian kau bertemu dengan Andy Ei, aku merasa bahwa sebenarnya kau sengaja melakukan itu demi aku," jelas Anna.
"O-oh... I-itu sebenarnya kau salah sangka saja. Aku sudah terbiasa seperti itu kok, hahaha."
"Lalu, di saat kau mengelilingi satu sekolah hanya untuk mencariku. Aku merasa bahwa, aku jatuh cinta denganmu," ucap Anna tersenyum menatapnya.
"Hah?! Ngo-ngomong apa kau ini?!" balas Sera terkejut. "A-aku ini bukan Lesbo ya? Asal kau tahu."
"Iya... aku tahu."
"Lalu, kenapa kau menghindariku?"
"Humm, entah kenapa. Di saat aku berada di dekatmu, jantung ini berdegup kencang, dan aku... aku ingin memelukmu dan menciummu," jawab Anna.
'Huaa!! Ce-cewek ini gila sekali!' pikir Sera terkejut mendengar ucapan itu dan ekspresi Anna saat mengatakannya. "Be-begitu..."
Pada akhirnya, ketika makanan datang, mereka hanya bisa menikmati makanan itu tanpa berkata apa-apa. Setelah makanan mereka habis, Anna berkata, "Jadi, bagaimana makanannya? Enak?"
"E-enak sekali! Aku belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini," jawab Sera terkesima dengan makanannya.
"Jadi.... apakah kau mau pacaran denganku?"
'Hah?! Di-dia bilang apa? Pa-pa-pa-pacaran?!' Sera terdiam sejenak. 'Ma-mana mungkin aku bisa pacaran dengan perempuan! Tidak pernah terpikirkan olehku untuk bisa pacaran dengan seorang cewek.'
"Bagaimana?" tanya Anna penasaran.
"Ma-maaf, aku menolak! Seperti yang kukatakan sebelumnya. Aku cewek normal," jawab Sera tegas.
"Begitu... Baiklah, kita akhiri saja pertemuan kita sekarang. Terimakasih sudah menemaniku makan," balas Anna.
'Eh?! Se-seriusan? Dia mau menerimanya?' pikir Sera bingung. "Ja-jadi, apakah kita masih bisa berteman sperti biasa?"
"Entahlah, menerutmu?" ucap Anna tersenyum sambil beranjak dari kursinya. Lalu, Anna membayar tagihan makanannya dan keluar dari restoran itu, meninggalkan Sera yang masih duduk di meja restoran itu.
'Eh? A-aku harus gimana nih?' Sera semakin bingung dengan apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Walls
RomanceMurid kelas 2C Union Selatan dihebohkan dengan kedatangan seorang murid pindahan yang cantik dan kaya bernama Anna Hamburton. Walaupun Anna berada di ruang yang sama dengan dirinya, kehidupan sekolah Sera yang berantakan tetap berjalan seperti biasa...