Bab 5: Kotak Bekal

2.9K 149 8
                                    

Pada hari minggu, Sera dan Noval datang ke plaza Attei pada jam sepuluh, sesuai dengan janji yang sudah mereka buat. Sera datang menghampiri Noval yang sedang menunggunya. "Ma-maaf telat, apakah kau sudah lama menungguku?" tanya Sera sambil menghampirinya.

"Ti-tidak apa-apa kok," jawab Noval tersenyum. "Wah! Kau cantik juga ya?"

"Ah, ma-masa?" Sera tersipu malu saat mendengar pujian itu.

"Sekarang, kita mau makan di mana?" tanya Noval.

"Hummm, entahlah. Menurut kakak, kita kemana ya?"

"Bagimana kalau makan di Cafe kucing?" ujar Novel.

"Oh? Memangnya ada?" tanya Sera penasaran.

"Ha? Memangnya kau tidak tahu? Kalau begitu ayo." Kemudian, Noval membawa Sera berjalan menuju Cafe kucing.

Sesampainya di sana, Sera terkejut melihat cafe dengan kucing-kucing bagus yang bisa dielus-elus.

"Wah! Lucunya... Aku baru tahu ada cafe seperti ini," ujar Sera terkagum sambil mengelus kucing di situ.

"Kau senang?"

"Tentu saja!"

Setelah puas di Cafe Kucing, merekapun menghabiskan waktu mereka bersama-sama berkeliling daerah itu, ke toko buku, menonton di bioskop, dan makan es krim di taman pinggir laut sambil melihat matahari terbenam.

Sera merasakan kesenangan yang ia inginkan selama ini. Berada di sisi orang yang ia sayangi. Namun, sejenak ia teringat Anna. Perasaan sedihnya kembali muncul. Noval melihat Sera yang murung. "Kau kenapa?" tanya Noval.

"Eh? Ti-tidak apa-apa kok," jawab Sera panik. Novalpun hanya bisa menerima jawaban itu, walaupun ia curiga. "Kak? Terimakasih ya? Aku sangat senang bisa berjalan bersamamu," ujar Sera.

Mendengar ucapan Sera, Noval sedikit terkejut, lalu perlahan tersenyum. "Iya... sama-sama." Kemudian, kencan itu mereka habiskan sambil melihat matahari terbenam.

Keesokan harinya, saat sedang makan malam di rumah, Sera menceritakan apa yang terjadi antara dirinya dengan Noval. Seluruh keluarganya terkejut tidak percaya. Tapi, Sera menunjukan foto mereka berdua saat sedang pacaran.

"Tipe orang memang beda-beda," ucap Gon terkejut.

"Maksudmu apa, hah?!" bentak Sera kesal.

"Wah... Selamat ya, Sera? Jangan lupa, ingat tugas sekolahmu. Jangan sampai  ditelantarkan," ujar ayahnya.

"Iya, Pa... aku janji."

"Huh! Jomblo saja sudah malas, apalagi saat punya pacar. Mungkin-mungkin dia bisa saja bolos dari sekolah," ucap ibunya meledek.

"Mama nih selalu begitu loh!" balas Sera kesal.

"Sudah, sudah... jangan berantem saat makan," sahut ayahnya melerai.

Sesudah makan, Sera masuk ke dalam kamar dan mulai menelpon Noval. Mereka berbincang panjang, dan terkadang tertawa bersama karena lelucon aneh. Ibu dan adiknya menguping dari balik pintu kamarnya, mendengarkan betapa bahagianya suara Sera saat itu. Merekapun tersenyum menatap satu sama lain. Perasaan senang melihat bahwa Sera bisa sebahagia itu.

Setiap hari, Sera dan Noval menghabiskan waktu bersama-sama. Saat istirahat, mereka makan di kantin bersama-sama. Saat kerja, Sera sering chatting-an dengannya. Lalu saat di rumah, Sera juga sering menghabiskan malamnya menelpon Noval. Terkadang, mereka juga sering belajar bersama di perpustakaan.

Behind The WallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang