Keesokan sore harinya, Anna berpamitan dengan Gon. Sera mengantarnya hingga ke depan rumahnya menuju mobil yang sudah menunggunya. Anna memberikan ciuman di pipi sebelum akhirnya berpisah. Sera melambaikan tangannya dan melihat mobil itu hingga tidak terlihat oleh sudut pandangnya lagi.
Hari-hari mereka kembali seperti semula. Aktifitas mereka dilakukan seperti biasanya, Sera yang bekerja setelah sepulang sekolah, Anna yang sering ke atap sekolah untuk menggambar, mereka yang selalu bersama-sama saat istirahat, belajar bersama di Cafe Pesa, dan berkencan ketika hari sedang libur. Tiada perubahan yang terjadi dalam hidup dan keseharian mereka, selain dari rasa sayang mereka yang selalu bertambah seiring hari demi harinya.
Tak terasa, hari-hari itu mereka lalui hingga mereka naik tingkat menjadi kelas tiga. Beruntungnya, mereka juga sekelas saat kelas tiga, dan masuk pada kelas 3C, termasuk juga teman-teman Sera, kecuali Jack Lockeye yang masuk pada kelas 3A. Saat naik tingkat, hubungan Anna dan Sera sudah diberi tahu kepada ketiga temannya itu. Awal mendengarnya, mereka sangat terkejut, namun, secara perlahan mereka akhirnya menerimanya. Tetapi, hubungan itu masih dirahasiakan kepada anak-anak lain.
Annapun semakin dekat dengan ketiga teman Sera, walau hanya sebatas teman sekelas. Beberapa saat pada jam istirahat, Anna ikut makan bersama dengan mereka, bahkan terkadang, Anna membawa ketiga teman Sera mengunjunginya di Cafe Pesa. Bibi Pesa sangat senang ketika melihat betapa banyak teman-teman Sera sebenarnya.
Hidup mereka terasa lebih indah dan ringan. Saat itu, mereka sangat optimis dengan perjalanan hubungan yang terlarang itu. Banyak masalah yang mereka hadapi saat berpacaran, tapi mereka dapat mengatasi hal itu dengan keyakinan dan kepercayaan satu sama lain. 'Indahnya masa muda', itulah yang Anna dan Sera rasakan saat ini.*Behind the Walls*
Hari malam natal yang bersaljupun tiba. Banyak orang yang merayakannya dengan berpergian, jalan-jalan melihat indahnya dekorasi-dekorasi natal di jalan-jalan. Ada juga yang merayakannya dengan beribadah di gereja bagi kaum Kristiani. Beberapa pasangan juga banyak merayakan hari indah itu dengan bersama-sama di kafe atau restoran, beberapa dari antara mereka juga ada yang saling menukar kado sebagai bentuk kasih sayang. Beberapa keluarga merayakan malam natal dengan makan malam bersama di rumah mereka dengan kue dan makanan mewah yang lezat.
Namun, bagi Sera, hari yang dipenuhi berkah dan kebahagiaan itu, hanyalah hari yang cepat-cepat ingin ia lalui. Saat ini, kedua orangtuanya sedang ada reunian dengan teman-teman kuliah mereka di restoran. Gon merayakannya dengan berkunjung ke rumah pacarnya dan merayakannya dengan keluarga sang pacar. Teman-temannya sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Akhirnya, Sera memutuskan untuk berdiam sendiri di rumah, menjalani hari membosankan itu di depan TV sambil main game.
'Hummm... Saat ini, Anna sedang sibuk merayakan malam natal dengan teman-teman sekolahnya dulu. Walaupun aku tidak suka, karena aku ditinggal sendirian, aku tidak bisa protes dan mengatakan itu kepadanya. Aku hanya bisa mengiyakannya saja. Aku juga takut mengganggunya, jika aku terlalu sering memberikan pesan kepadanya. Sedihnya... sendirian di malam natal ini,' pikir Sera sambil bermain game dengan perasaan bosannya.
'Padahal dulu, aku sangat senang jika aku bisa menikmati hari-hariku dengan kesendirian, bermain game sampai pagi tanpa ada yang memarahiku. Namun, kenapa sekarang aku merasa bosan ya? Apa karena aku kesepian?' Sera beranjak dari depan TV, berjalan menuju dapur untuk membuat secangkir susu cokelat panas. 'Apa karena aku sudah terbiasa bersama dengan Anna, aku jadi sedikit merasa kehilangan? Tak kusangka hidupku bisa berubah seperti ini.'
Setelah ia membuat cokelat panasnya, ia berjalan ke sofa depan TV, menaruh cangkir cokelat panas di meja dan merebahkan badannya di sofa sambil membaca komik. Namun, tak lama kemudian, ia merasakan kebosanan. "Gyaaa! Kenapa aku bosaaaaaan?!" teriak Sera kesal sambil melempar komiknya.
"Cih! Mama dan papa pasti pulangnya larut. Gon juga. Aku harus bagaimana?" Lalu, ia melihat jam yang masih menunjukan pukul tujuh tigapuluh malam. 'Apa aku keluar saja? Mungkin dengan jalan-jalan, aku bisa sedikit lebih tenang.'
Ia berjalan ke kamar, mengenakan jaket tebalnya dan syal, serta kupluk tebal dan sarung tangan. Ia bersiap dan bergegas pergi keluar rumah untuk menikmati suasana malam natal yang bersalju itu. Sera memutuskan untuk tidak membawa HP dan meninggalkannya di dalam rumah.
Saat di luar, Sera sedikit menikmati malam itu, melihat-lihat dekorasi natal yang megah dan indah di setiap jalan dan rumah-rumah. Tetapi, walaupun dirinya saat itu berada di luar yang sedang ramai dengan orang, hatinya masih merasa kesepian. Kemudian, ia melirik ke beberapa pasangan yang sangat mesra berjalan bersama-sama ataupun duduk di kursi taman sambil bergandengan tangan. 'Cih! Sepertinya aku salah memutuskan untuk keluar,' pikir Sera menggerutu sambil melihat ke pasangan yang sedang mesra.
'Uuuuhhh... walaupun suasana di luar begitu hangat dengan keramaian seperti ini, namun hati ini masih saja merasakan dingin,' pikir Sera sambil menyentuh dadanya. 'Nooo! Sera, kau itu cewek kuat dan independen! Kau bisa menjalani hari ini dengan tetap tegar! Ya... benar. Aku sedikit merasa termotivasi.'
"Huh! Kalau sudah segar seperti ini, tidak ada hal yang dapat membuatku sedi-. Uggghhh!" ucap Sera yang mendadak terdiam geram saat hatinya sakit merindukan kehangatan Anna saat di sampingnya. 'Aku memang salah memutuskan untuk keluar. Baiklah, aku balik saja.'
Ketika di perjalanan pulang, Sera bertemu dengan Nicky dan Jack yang sedang jalan bersama-sama. "Oh?" ucap Sera terkejut.
"Ha?! Sera?! Kamu sedang apa di sini?" tanya Nicky menghampiri Sera.
"Aku sedang jalan-jalan, hehehe."
"Sendirian?" tanya Jack dengan ekspresi heran.
"Oi! Kau meledek ya?!" ujar Sera kesal.
"Hahaha... Sudah, sudah. Memangnya, Anna kenapa? Ada acara keluarga?" tanya Nicky.
"Hummm, tidak. Dia sedang merayakan natal dengan teman-teman di SMA-nya dulu," jawab Sera dengan muka sedikit kesal.
"Jadi sekarang, kau ceritanya ditinggal dan karena galau dan bosan, kau keluar sendirian? Bukankah kau tambah jones ya, kalau begitu?" ucap Jack menyengir.
"Pergi sana!" teriak Sera sambil memukul langan Jack. "Ngomong-ngomong, kalian habis dari mana?"
"Kami dari restoran Italia di sana. Lalu, Jack memberikanku kalung ini, gimana?" jawab Nicky sambil memperlihatkan kalung yang dipakainya.
"Hei! Jangan beri tahu!" teriak Jack malu.
"Uwaaa! Ca-cantiknya... Tak kusangka kau itu cukup romantis juga ya, Jack?" ucap Sera meledek balik Jack sambil menyenggol bahunya.
"Di-diam! Ayo kita pergi saja, Nicky. Tinggalkan mahluk jones itu," balas Jack malu sambil menarik lengan Nicky.
"Oke, Sera. Kami pergi dulu ya?" kata Nicky meninggalkannya. Sera hanya melambaikan tangannya, melihat kepergian mereka.
Setelah itu, Sera semakin merasa kesepian, terutama kerinduan kepada Anna. 'Padahalkan, ini malam natal pertama kita. Kenapa dia pakai acara pergi dengan teman SMA dulunya sih? Aku kan mau jalan-jalan dengannya, makan di restoran, jalan di taman, melihat dekorasi pohon natal... dan mencium... Ah! Ja-jangan memikirkan itu! Nanti aku makin tambah galau!'
Saat berjalan di blok rumahnya, Sera terkejut melihat Anna yang sedang duduk dengan murungnya di depan pagar rumahnya. Sera berlari menghampiri Anna dengan perasaan bingung dan cemas. "A-Anna?! Ka-kau ngapain duduk di sini?!" tanya Sera cemas sambil memeluknya.
"Oh? Sudah pulang? Kau dari mana?" tanya Anna balik dengan muka yang pucat karena kedinginan.
"A-aku... Tunda itu dulu. Lihat mukamu! Kau pucat sekali! Kau sepertinya kedinginan. Kenapa tidak memakai syal, kupluk dan sarung tangan?!" tanya Sera sambil menggenggam kedua telapak tangan Anna yang sangat dingin. Ia gosok kedua tangannya, kemudian menggenggam tangan Anna sambil dihangatkan dengan bantuan napasnya.
"A-aku... Se-setelah acara dengan dengan temanku selesai. A-aku langsung bergegas ke sini. Membawamu kue dan makanan." Sera terkejut saat melihat bungkusan yang ada di samping Anna. Hatinya tersentuh saat menyadari bahwa Anna juga memikirkan kesendiriannya itu.
"Yasudah, masuk dulu. Aku buatkan cokelat panas," ucap Sera sambil membantu Anna bangkit dan menariknya masuk ke rumah.
Saat di dalam rumah, Anna duduk di sofa dan diberi selimut tebal dan secangkir cokelat panas. "Terimakasih..." ujar Anna sambil menikmati cokelat panas itu. "Ummm... Ini enak, kau pakai merek apa?"
"Itu aku buat dengan menggunakan satu saset cokelat bubuk, ditambah susu putih satu sendok, dan potongan cokelat hitam. Enak ya?" jawab Sera tersanjung.
"Iya..."
Kemudian, Sera melihat ada bekas sisa cokelat di bibir Anna. "Ada sisa cokelat di bibirmu."
"Oh? Begitu... Boleh minta tisu?" Tiba-tiba, Sera mendekatkan mukanya dan mencium Anna. Walaupun Anna terkejut, ia menikmati ciuman hangat itu.
"Dah... sudah hilang deh," ucap Sera menyudahi ciuman itu. Annapun tersipu malu, dengan muka yang memerah. "Oh ya? Bagaimana dengan perayaan bersama teman SMA dulumu? Menyenangkan?"
"Oh, iya... Mereka katanya sangat merindukanku, tapi... yah, entahlah. Aku rasanya mereka hanya merindukan kekayaanku saja," jawab Anna dengan muka kesal sambil melanjutkan meminum cokelat panas.
"Kamu ada foto perayaannya di HP-mu?"
"Ada... Ambil saja di tasku."
Lalu, Sera berjalan mengambil HP Anna dan kembali duduk di sofa. Ia lihat semua foto-foto itu. "Waaaahhh, anak murid di sekolah kaya memang beda. Lihat! Betapa putih dan mulusnya wajah mereka," ujar Sera terkagum.
"Yah, kalau ada uang, semua orang pasti jadi lebih ganteng atau cantik. Semua itu karena perawatan muka. Di klinik kecantikan saja, hanya untuk membersihkan muka, kau harus membayar paling murah tiga ratus ribu" sahut Anna.
"Hah?! Sebanyak itu?! Hampir setara dengan uang jajanku selama sebulan."
"Kan sudah aku bilang. Kalau ada uang, semua itu bisa."
"Hummm, jadi kau seperti itu juga?" tanya Sera melirik Anna tajam.
"Oh, maaf saja, aku ini tidak pernah seperti itu. Aku hanya melakukan perawatan alami yang rutin. Itupun hanya untuk menjaga kulitku agar tidak kering. Selebihnya, itu semua karena memang aku yang sudah terlahir cantik," jawab Anna sombong sambil mengelus pipinya.
"Uhhh, bisakah kau mati saja sana?" balas Sera kesal. Ia melanjutkan melihat foto-foto itu. Kemudian, dia melihat seorang anak perempuan yang duduk di samping Anna. Wajahnya sangat mulus dan cantik, muka dambaan semua wanita. "Si-siapa anak cewek yang ada di sampingmu?" tanya Sera sambil menunjukan foto wajah anak perempuan itu.
"Oh, itu teman sekelasku dulu. Namanya Sandra Mohanna. Kenapa kau tanya dia?"
"Habisnya dia cantik sekali. Mukanya begitu sempurna. Bentuk tengkoraknya yang tirus, hidung mancung, putih... benar-benar sempurna deh."
"Hummm, begitu... Sebenarnya, dia itu mantanku dulu," ujar Anna.
"Eeeehhh?! Be-benarkah?! Cewek cantik ini?! Dia lesbian?!" tanya Sera terkejut.
"Sebenarnya, dia itu 'Bi'." Jawab Anna.
"Hah?! 'Bi'? Apa tuh?"
"Kau tidak tahu? Biseksual... suka dengan cowok, tapi juga suka dengan cewek."
"Begitu... Tak kusangka." Sera kembali memperhatikan foto itu. "Dia duduk di sampingmu lagi. Apakah dia masih menyukaimu?" tanya Sera cemburu.
"Hummm? Bukan begitu, dia duduk di situ karena dekat dengan jendela, jadi dia bisa merokok."
"Dia merokok juga?! Cih! Entah kenapa melihat cewek merokok, aku jadi sedikit benci. Tapi... apa benar dia memang duduk di sampingmu karena jendela? Padahal, sepanjang barisanmu itu ada jendela juga."
"Sudahlah... Lagian, dia juga sudah punya pacar kok. Jangan dipikirkan. Aku juga sudah ada kau."
"Huuummmmm? Sudah punya pacar ya? Cewek atau cowok, ya? Dengan muka secantik itu, dia pasti banyak yang suka. Cewek saja mungkin dengan mudah jatuh cinta padanya," ucap Sera penasaran.
"Mana kutahu! Kalau kau begitu penasaran dengannya tanya saja sendiri!" balas Anna kesal sambil menaruh cangkir kosong itu di meja.
"Woaahh, ada yang cemburu sepertinya, hehehe..." Lalu, Sera mendekati Anna dan menciumnya sejenak. "Maaf deh, sayang... aku hanya bercanda kok."
"Cium aku lagi, baru aku maafkan."
Kemudian, Sera tersenyum dan perlahan menciumnya dengan mesra. Sera mendorongnya dengan pelan, menindihnya dan menciumi leher panjang Anna yang seksi itu. Annapun mendesah menikmati bibir lembut Sera di lehernya. Kehangatan napas Sera di lehernya, membuat Anna semakin terangsang.
"Aaahhh... Se-Sera..." desah Anna menatap Sera yang perlahan membuka kancing bagian atas bajunya. Setelah membuka sebagian kancingnya, Sera menarik BH Anna, membuat dadanya terlihat jelas.
"Ja-jangaann..." ucap Anna malu. Sera menatap mata Anna yang sayu itu dengan penuh napsu. Bibirnya yang digigit serta tatapan menggoda Sera, membuat badan Anna mengejang. "Se-Sera... fuck... me..." gumam Anna.
Perlahan, Sera mengigit puting Anna dengan gigitan-gigitan kecil, dan dihisapnya puting itu dengan lembut. Setelah itu, kedua tangannya meremas dada Anna, memijatnya dengan pelan, namun bertenaga. "Aaaahhh... Uuuhhh... Yeesss..." desah Anna.
"Hehehe... Kau imut sekali ya kalau terangsang seperti itu," ucap Sera meledek Anna.
"E-eehhhh?! Ja-jangan lihat!" teriak Anna malu sambil menutupi mukanya.
"He-he, bahkan cara malumu itu imut," tambah Sera mendekatkan bibirnya ke telinga kiri Anna.
"Hentikan!"
Kemudian, Sera menjilati telinga itu, membuat Anna kembali terangsang. Kedua tangan Anna ditahan di atas kepalanya dengan tangan kanan Sera, sedangkan tangan kirinya meraba masuk ke dalam celana Anna. Lalu, dirabanya 'V' Anna yang sudah sangat basah itu. Dengan pelan, Sera memasukan kedua jarinya ke dalam 'V' Anna, membuat tubuh Anna gemetaran merasakan kenikmatan jari-jari Sera. Dipercepatnya gerakan jari Sera di dalam 'V' itu.
"Oh ouh oh oh... Ahhh... Uhhh, uhhh..." desah Anna seirama dengan gerakan jari Sera. Mendengar desahan Anna yang begitu seksi, Sera semakin mempercepat gerakan jarinya. "Ahh ah ahh... Se... Ahhh... Se-Sera... Aah aahh oohh..."
Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki dari luar pintu rumah. Sera dan Anna terkejut dan panik sambil buru-buru memperbaiki pakaian mereka. "Aku pulang..." sahut Gon membuka pintu rumah. Saat masuk, ia melihat Anna yang sedang membuka kulkas dan kakaknya yang sedang membaca majalah yang terbalik, sama seperti kejadian sebelumnya.
"Oh? Si adik sudah pulang ya?" tanya Anna sambil membuka kaleng minuman dengan muka canggung.
'Sepertinya aku menggangu mereka... lagi,' pikir Gon dengan wajah yang datar.*Behind the Walls*
Liburan tahun barupun segera berakhir, Anna dan Sera banyak memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama-sama tanpa ada rasa penyesalan tertinggal. Mereka pergi ke pantai, jalan-jalan keluar kota, melihat kebun binatang, piknik, dan banyak sekali. Hari-hari yang mereka menyenangkan itu mungkin sudah cukup membuat seseorang merasa puas dan lelah. Hari terakhir liburanpun mereka putuskan untuk beristirahat di rumah masing-masing.
"Aaahhh enaknya bisa istirahat di rumah," ujar Sera sambil melakukan 'Snow Angel' di kasurnya. Lalu, ia terdiam sejenak, hatinya saat itu masih marasa ingin bertemu dengan orang yang dicintainya itu. 'Kok, aku masih kangen ya?' pikir Sera tersenyum.
"Hummm, lebih baik tidak usah ketemu. Lagipula, dia pasti capek. Akan sangat egois, jika aku meminta hari terakhir liburan ini untuk bertemu lagi."
Serapun beranjak dari kasurnya, membuat secangkir kopi susu dan mengambil sisa kue pemberian Anna dari dalam kulkas. Sambil menikmati hidangan ringan itu, Sera duduk di meja makan sambil melihat-lihat foto saat bersama Anna. Terkadang, Sera tertawa sendiri dengan kuat, namun matanya juga berkaca-kaca saat melihat beberapa foto. Setelah melihat foto, ia duduk di sofa sambil menonton acara TV yang sedang berlangsung.
'Mama dan Papa sedang bekerja, sedangkan Gon latihan tenis. Aku sendirian lagi deh.'
Kemudian, Sera mengamati sofa yang sedang didudukinya itu. Ia meraba sofa itu sambil memejamkan matanya, memikirkan saat-saat dirinya bersama Anna di atas sofa ini. Sera merebahkan badannya dan meraba sofa itu, sama seperti di saat kejadian di malam natal sebelumnya. "Anna..." ucap Sera sambil tersenyum meraba-raba sofa itu.
Tiba-tiba, HP-nya berdering. "Gwaaah!" teriak Sera terkejut. Ia bergegas meraih HP yang ia letakan di atas meja makan. "Ha-hallo?"
"Hai..." sahut Anna.
"Hai..." balas Sera tersenyum senang. "Kenapa menelpon? Ada apa?"
"Memangnya gak boleh?" tanya Anna sedikit kesal.
"He-he... maaf deh... Kamu kangen aku ya?"
"Umm... I-iya." Perlahan, muka Sera memerah mendengar suara kecil Anna yang malu-malu itu. "Apa kau sudah baca novel yang kupinjamkan?"
"Eh... Su-sudah," jawab Sera panik.
"Hummm, kau belum baca ya?"
"Habisnya, aku tidak terlalu suka novel Romance. Kau kan tahu itu."
"Hmmm... padahalkan aku hanya ingin kau menyukai apa yang aku juga sukai. Pasti enak kalau kita bisa suka dengan sesuatu hal yang sama. Aku saja selalu menuruti apa yang kau mau, dan berusaha menyukai apa yang kau suka."
"Iya deh, maaf, sayang... Nanti aku baca kok, janji."
Lalu, Anna terdiam sejenak. "Sera, aku... aku mau pergi belanja di supermarket di dekat sekolah. Umm... kalau kau mau..."
"Aku ikut!" teriak Sera dengan semangat.
"Eh?! O-ohhh, baiklah, sejam lagi aku ke sana ya? Aku tunggu di perempatan jalan Siyani."
"Baiklah!" Setelah mengakhiri telponan mereka, Sera bergegas dengan semangat mandi dan mengganti pakaiannya, menggunakan pakaian kesukaan Anna. 'He-he... Aku pakai ini saja ah.'
Selesai bersiap-siap, Anna pergi menuju tempat janjian mereka. Saat itu hati Sera begitu senang, tersenyum menantikan dirinya yang bisa menggandenga tangan Anna dan melihat senyumnya. 'Entah aku sedang kasmaran atau apalah, tapi... Aku hanya bisa mengatakan bahwa diriku saat ini benar-benar senang. Walaupun badan merasa pegal dan lelah, rasa kepuasan dan kerinduan ini membuatku mengabaikan semuanya itu,' pikir Sera tersenyum.
Dari kejauhan, ia bisa melihat Anna yang sedang bersandar sambil menunggunya. Sera berlari dengan semangat menghampiri Anna. "Oh, ternyata kau sudah datang?" sahut Anna saat melihat Sera. Lalu, Sera mencium pipi Anna. "E-ehh... kenapa tiba-tiba... Bagaimana kalau ada yang lihat?!" tanya Anna cemas sambil melirik sekitar perempatan itu.
"Ehe-he... Maaf deh," jawab Sera tersenyum menatapnya.
Anna hanya bisa menghela napas menatap muka Sera yang manis itu. "Ya sudah, ayo pergi." Anna meraih tangan Sera dan berjalan menuju supermarket sambil bergandengan tangan. "Nanti kita makan malam sama-sama saja ya? Gimana?"
"Asyikkk, ditraktir!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Walls
RomanceMurid kelas 2C Union Selatan dihebohkan dengan kedatangan seorang murid pindahan yang cantik dan kaya bernama Anna Hamburton. Walaupun Anna berada di ruang yang sama dengan dirinya, kehidupan sekolah Sera yang berantakan tetap berjalan seperti biasa...