3.Awal Dari Kehidupan

51 12 0
                                    

"Tuh kan kalo aja mama
bilang ganteng, kamu senengnya luar biasa huuuhh anak siapa ini" sambil mencolek hidungku, aku pun tertawa geli karnanya.

.

♛♛♛

.

KEESOKAN HARINYA

Aku pun terbangun dari tidur cantikku. Mengingat-ingat kejadian terakhir kemarin.. euhh! Sudahlah aku tidak mau mengingatnya lagi. Dan berakhir dengan mama yang berada di kamarku.

Lalu aku mengubah posisiku duduk di tepi ranjang.

Sambil Menggaruk-garuk pinggangku, dan kini aku melihat jam beker yang terpasang di depanku sebelah kiri ranjangku

'Ternyata sudah pagi rupanya' aku pun tersenyum kecil menyadarinya. Lalu aku pun berdiri dan berjalan ke kamar mandi.

* * * *

Setelah selesai dengan urusanku di kamar mandi, aku langsung memakai bajuku, hmm lebih tepatnya pakaianku yang ku letakkan di atas kasur.

Tok--tok..tok--tok tok

"Ada apa bi Yum?" tanyaku, beliau pun menjawab nya dari luar kamar. Dan aku juga tahu dan hapal betul ketukan pintu dari bi Yumi yang seperti membuat irama saat mengetuk pintu. Oh yah, bi Yumi pembantu kami di rumah ini.

"Tuan muda, anda di suruh tuan besar dan nyonya turun untuk sarapan bersama" ucapnya dari balik pintu.

"Baiklah bi. Aku akan segera kesana" lalu aku berjalan kearah cermin dan melihat penampilanku, tak lupa aku menyisir rambutku. Dan melihat kembali pantulan diriku.

" ck, Perfect!"

Aku pun tersenyum kembali 'ternyata aku ini tampan'

Mungkin aku sangat lama berada di kamar tapi memang, sifat mamaku yang menurun padaku selalu melihat penampilan dirinya sendiri.

Aku pun segera turun dari tangga yang berkelok kelok arahnya. Dan tiba saat sudah melihat papa dan mama sedang bercakap-cakap.

'Uhh jadi jawabanku harus sekarangkah? haruskah aku menolak/apa menerima? Kasian juga mama menginginkan anak lagi. Semoga aja anak baru itu baik-baik' ujarku dalam hati.

"Apa kamu sudah gila Danny? Kamu lagi senyum-senyum sendiri." Ucap papaku. Rupanya aku sudah di perhatikan dari ujung tangga pula oleh papa dan mama.

'ya ampun aku tidak sadar jika aku senyum sendiri ahh.... pasti mukaku merah kali ini.' Jerit ku dalam hati.

"Papa, mungkin saja dia memikirkan adiknya nanti, pa" goda mamaku.

'Ishh tauan aja deh, nyebelin.' Papa pun tersenyum miring mendengar kata-kata mama. Sepertinya bisa digambarkan bahwa 'ia sedang senang' padahal baru saja kemarin papa membentakku habis-habisan tetapi kini hatinya lembut. Coba tebak? Ibuku pasti melelehkan hatinya.

Aku langsung menarik kursi yang berhadapan dengan mamaku.

"Ekhhmm....Danny sebelumnya maafkan papa" singkat, jelas, padat, juga tanpa keterangan apapun, setelah mengambil posisi nyaman, aku pun memakan nasi dengan pelan sambil mendengar beliau berbicara.

"Papa sudah aku maafkan, lalu pula pertanyaan yang kemarin-" aku menelan makanan dengan hati-hati, lalu aku meletakkan sendokku dan menarik nafas dan kubuang perlahan tanpa suara. Dan sekarang aku sudah membuat keputusan bulat.

"Aku setuju!" aku pun beralih menatap serius mama dan papaku yang saling melihat satu sama lain dengan terheran-heran tapi tidak lama mata mereka berbinar menatapku. Mamaku pun bangkit dari kursi dan berjalan mendekatiku.

my love, gone...? (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang