Maaf bila waktunya turun tangga, tuk memadamkan lampu. Kau tau? Aku berharap usahamu mampu melihatku.
✴ ✴ ✴
"Sini gue buang kelapanya." ucap Sarah dengan mengulurkan tangan kiri yang telapak tangannya berada di atas.
Namun Danny hanya melihat pada wajah Sarah lalu ke tangannya yang diulurkan itu, dan ke wajahnya kembali dengan wajah yang sok! namun pada hati jahilnya.
"Biasa aja kali mandangnya!" gertak Sarah dengan mata tajamnya dan mendelik, Danny pun tertawa renyah sambil melihat ke depan.
Tanpa aba-aba ia mengambil kelapa milik adiknya itu yang berada di pangkuannya, perlakuannya pun dilihat jelas dengan rinci oleh Sarah.
"Udah sini sama gue aja, jauh tuh tempat sampah deket sama mang-mangnya lagi." Ia pun langsung berdiri dan membalikkan badannya dan berjalan menjauhi posisi Sarah duduk.
Setelah melihat kakaknya berjalan ke belakang meninggalkan dirinya, ia pun melihat ke arah samping arah dari kakaknya berjalan, dan melihat sebuah konser kecil yang sudah ada sejak kedatangannya di pantai ini.
Memang tidaklah begitu penuh atau sesak, namun bila diliat dari jarak kisaran sepuluh meter penontonnya bisa dikatakan banyak juga menyebar. Lantas ia pun menghampirinya untuk lebih jelas melihat sang penyanyi yang akan menunjukkan bakatnya, juga sambil mendengarkan. Karna sang penyanyi tersebut bernyanyi sambil duduk di atas kursi yang disediakan.
Akhirnya Sarah bisa berdiri di bagian depan posisi panggung menghadap, ia berhadapan dengan tepi panggung tersebut.
"Mbak, ini emang ada konser yah?" tanya Sarah ramah pada remaja perempuan yang sepertinya sedikit lebih tua darinya.
Gadis yang di sentuh pundaknya oleh Sarah pun langsung melihat gadis itu, "oh, iya nih. Konser kecil-kecilan sekaligus gratis. Dan emang kata orang-orang sini, konser selalu dirayain pas lagi hari minggu. Yah mungkin orang berlibur kan lebih banyak kali yah jadi mereka ambil inisiatif pas libur deh, menurutku itu juga sih." tukasnya dengan antusias.
semangat banget deh ini cewek
"Oh. . Yaudah kalo gitu kita liat lagi yuk kedepan, maaf gangguin." sambil menunjukkan senyuman bersalah dengan lirih pada akhir ucapannya.
Gadis yang ber-antusias tadi pun menggeleng dan menautkan alisnya, "gak papa kok, jangan sungkan-sungkan. Lagipula kayaknya kamu baru kesini yah? Atau kamu kesininya pas weekday?"
"Hmm. . gak tentu juga kok, pas sekolah lagi gak sibuk banget aja. Tapi emang kalo ke pantai pas lagi pagi atau siang, sorenya baru pulang." jelasnya dengan senyum simpul. Dan gadis itu menanggapi dengan raut wajah mengerti, dan tiba-tiba dia diajak berbicara oleh pria di sebelahnya. Sedangkan Sarah melihat ke depan kembali.
"Hoi!"
"KAMBING!" pekiknya kaget.
"Yah. . Kok kambing sih? Orang lain mah anying, anjir, kampret, koplok, goblok, de-el-el. Lo mah kambing? Beda sendiri. Gak asik." ucap Danny dengan nada mengejek, dan mengatakannya tepat di sebelah wajah Sarah, mungkin air liurnya berpindah ke arah pipi adeknya ini.
Gadis yang berada di sebelah Sarah itu pun terkikik mendengarnya. Karna sebelumnya ia pun ikut kaget mendengar perempuan yang baru diajak berbicara gadis itu dengan tiba-tiba berteriak karna keterkejutannya tadi.
Percaya tidak? sama halnya dengan tersenyum yang bisa tertular, bagi gadis yang tak dikenal pun begitu, ia pun kaget dan khususnya kaget itu pun yertular padanya.
Namun adegan lanjut yang ia lihat sekarang adalah betapa lucunya pemuda ini.
Berbeda dengan Sarah yang memandang tajam kakaknya itu dengan tangan yang masih mengusap telinganya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
my love, gone...? (selesai)
Teen Fiction🔉Ini adalah cerita yang panjang (novel tapi gak diterbitin - _-) Cinta terlarang sang adik kepada kakaknya sendiri. Meski mereka hanyalah sodara angkat, bagaimana jika kakaknya sendiri telah menganggapnya sebagai sodara sedarah? Bukankah itu hal y...