4. Sarah Van Freddem

34 13 0
                                    

Sarah pov

Sekarang aku sudah memasuki gerbang, dan kini aku berada di depan sebuah istana, mm... maksudku rumah. Yang katanya rumah ini menjadi bagian milikku.

Jujur aku sangat senang, ada orang yang juga sayang padaku selain ayah juga dr. Selly. tapi sampai kapan aku tinggal disini?. Pertanyaan itu terus mengganggu pikiranku. Apa aku akan kembali ke panti? Jika aku kembali, mungkin akan senang jika aku bertemu kembali dengan dokter itu.

"Sarah!!" panggil mama baruku itu.

"ah yah tante, -mama?" aku tersenyum kikuk, aku masih
salah saja memanggilnya.

" ayo masuk!" teriak mama, aku pun langung mengikutinya. ternyata cape juga teras rumahnya, segitu saja sudah lumayan luas, gimana kalau di dalamnya coba?

"mama panggil kamu berkali-kali tapi kamu gak nyahut-nyahut" ucap mamaku tersenyum yang menampilkan giginya dan melihat ke arahku

"ma-mama.... maafkan Sarah" ucapku yang menunduk sedih aku tidak berani melihatnya sekarang. Mama hanya terkekeh saja dia pun mengangguk, lalu dia merangkulku untuk membawaku masuk ke dalam.

"kamu sangat menyukai rumahnya Sarah?" tanya mamaku lalu dia memegang kedua bahuku untuk duduk di sofa ruang tamu.

Waah ternyata wajah polosku masih bisa ditebak.

"ahh, iyah mama"

aku tersenyum, lalu melihat desain interior di bagian ruang tamu ini. Elegan, mewah, tapi agak klasik dan memiliki unsur eropa yang kuat.

Kok aku jadi gak bisa inget rumah aku yang dulu?, apa aku kehilangan sedikit memori yah? Batinku masih terus bertanya mengenai hal ini.

"ohh ternyata ini yang namanya Sarah"

Aku pun mendongak melihat pria tersenyum melihatku. Sepertinya kurang lebih berumur 35an yang sedang berjalan menyusul lalu duduk bersampingan dengan mama.

Aku melihat pria itu dari atas ke bawah dengan cepat, supaya tidak seperti terlalu mengintimidasinya, karna cara tatapanku itu.

Dan bisa kujelaskan rupa pria ini. Kulit putihnya, rahangnya yang tegas, tinggi, dan tubuh seperti tubuh atletis.. terlihat dari kaos yang terpotong setengah di bagian lengan sepertinya tidak ada tanda-tanda lemak di sana, yang ada hanya ototnya yang bulat-bulat. Satu kata untuk pria ini,

Sempurna!

mungkin dia pemilik rumah ini. Dan satu lagi, dia tampan. Sangat! Sepertinya dia orang bardarah campuran!

"iya, pak," aku segera saja berdiri dan menyambut tangannya.

Wiww keren sekali.

Kekar juga tangannya, seperti bersalaman dengan 3 telapak tangan orang dewasa. Jelas aku ini anak kecil!

"Bi! bi yum!!" teriak mama . Tak lama muncul wanita yang mungkin berumur 40an, dia keluar dengan seragam yang bisa di bilang seperti manager perempuan kantor, serba hitam tetapi agak kelonggaran, dan tidak mempilkan lekuknya. Dia melihatku lalu tersenyum, dan kini dia sedang berada di depan mama yang kira-kira satu meter
Darinya.

"Ada apa nyonya?" Tanyanya.

(Oh yah, sebelumnya dia melakukan pembungkukan badan kepada mama). Keren sekali, bahkan ibu ini di didik oleh majikannya sendiri aku menatap kagum padanya tetapi tetap saja kusembunyikan ekspresi itu.

"Tolong buatkan kami minum, dan gadis kecil yang sedang kau lihat ini, kini adalah bagian dari keluarga ini." Ucap mama tenang,

APAA?! Ampun.. Tolong! Apa aku sedang berpikir lambat dalam hal ini? Yang benar saja! Aku baru ingat! Maksud tante Fliena memanggilnya dengan sebutan mama? Apa karna itu? Ayolah otak!!>:

my love, gone...? (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang