11. mundurlah teratur, ketika sadar lo bukan prioritasnya.

26 10 0
                                    

Akhirnya saya udah selesai uts-nya. Kembali saya terjun untuk mengetikkan sesuatu di cerita ini. Setia terus pembaca

My love? Gone...? yah, 😘

Met baca, 😙😙😙

.

.

Typo mungkin menyerang,

maafkan saya, 🙉🙏🙏

.

.

.

.

Di suatu ruangan yang gelap, dengan penerangan yang redup, hanya bisa menyinari sebuah bangku yang lumayan sudah tua dan berada di posisi tengah dalam ruangan itu.

Di dalamnya terdapat seorang gadis dengan surai rambut hitam legam yang sebatas lengan siku itu. Sedang menunggu seseorang untuk mengetahui hasil dari kerjanya.

Krekk. . .

Pintu yang sedikit susah untuk didorong itu tidak menjadi beban bagi gadis yang datang dan membuka pintu itu.

Gadis yang memiliki rambut bergelombang dengan warna coklat dan sedikit pirang di beberapa helainya itu, menutup pintunya kembali. Ia pun berbalik untuk menghadap gadis yang telah menunggunya.

"Bagaimana?" tanya gadis yang menunggu itu, ia sedang duduk dengan bertopang dagu.

Gadis yang menunggunya itu sedang dalam posisi duduk di kursi dan menghadap meja tua itu. Otomatis saat melihat seseorang datang, ia pun langsung memasang posisi-menarik wajahnya ke depan di bawah cahaya redup itu dengan tangan kiri menindih tangan satunya lagi.

"Gue gak tau, tapi entah kenapa dia tuh rada-rada. . . gimana yah? Susah jelasin. Tapi dia kayak yang sering senyum-senyum gitu." ucap gadis yang sedang berdiri membelakangi pintu itu. Dan kini ia berjalan mendekati gadis itu-temannya yang sedang duduk.

Gadis itu pun mengangguk paham dari pengamatan temannya itu hari ini. Ia pun menatap ke bawah seperti sedang berpikir atau. . Mungkin merenung?

"Nih, gue bawa sesuatu buat lo. Asalnya gue gatau harus gimana ngadepin badboy sekolah macam dia. Yang gue tau, rencana receh ala novel cuman itu doang." ia pun menyodorkan barang yang dibungkus plastik itu mendorongnya ke arah gadis yang didepannya. Gadis itu pun menatap barang itu sejenak. Dan dia menghela napas.

Bisa ya? Cowok kayak dia aja peka dan tau situasi.

"Makasih, Gue kudu bayar gak?" tanya gadis itu sambil menengadahkan kepalanya ke atas menatap manusia di depannya ini. Lawan bicaranya itu pun menggeleng.

"Ga usah, lagi pula juga itu pake uangnya dia. Gue kan cuman nurutin perintah elo." ucapnya lagi.

Gadis itu pun terkekeh, "jadi kalo pake uang lo, gue kudu ganti. Gitu?" tanyanya sambil menatap dengan senyum miring. Sedangkan lawan bicaranya hanya bisa tersenyum sepat dengan muka yang menolak pernyataan itu.

"Paan si? Yah gue mah bakal traktir lo disaat lo susah. Disaat lo butuh gue. Gue pasti jawab dan bakal lakuin apa aja kok." balas gadis itu, merasa tidak terima. Karna gadis yang menunggunya ini telah menolongnya dulu, dan ia sangatlah berkorban untuknya.

Dan gadis yang sedang duduk itu pun mengubah posisinya menjadi sikap tangan yang saling menggenggam.

"Lo duduk aja, takut pegel tuh kaki. Gak cape emang? Jalan-jalan sama si someone?" tanya gadis itu sambil memandang gadis yang berdiri di hadapannya dengan menaik-turunkan kedua alisnya. Gadis itu pun mengangkat-turunkan kedua bahunya, seperti sesuatu yang menjijikan.

my love, gone...? (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang