Double K - 11

255 30 5
                                    


A/n:
Aloha everyone!! Daku kembaliiiiiiii... i'd like to say thank you very much buat yg masih baca cerita berdebu ini. Jgn bosan ya, meskipun penulisnya amatiran wkwk. Okedeh, selamat membaca dan jgn lupa tinggalkan jejak^^

•Double K•

Suasana kantin yang lengang langsung menyambut Kinan dan Kavika saat mereka pertama kali menginjakkan kaki di sana. Diam-diam Kinan sangat bersyukur, mendapati kantin tidak seramai biasanya adalah anugerah Tuhan yang tidak boleh disepelekan. Ia jadi tidak perlu repot melihat lautan manusia dan berdesak-desakkan dengan mereka karena menginginkan sepiring makanan. Begitu sampai di tengah kantin mereka segera berpisah karena Kavika bertugas untuk menjaga meja yang akan mereka tempati. Sementara Kinan berjalan menuju kios pak Mus yang saat ini tengah sibuk menuangkan kuah baksonya di mangkuk-mangkuk pesanan.

"Brader! Kinan cantik dateng.." sapanya dengan suara nyaring, membuat pak Mus menoleh dan seketika tersenyum lebar.

"Yoo Sistah.. kayak biasa 'kan?"

Kinan menganggukkan kepalanya beberapa kali yang dibalas acungan jempol oleh pak Mus. Lalu ia berjalan ke kios samping pak Mus, untuk memesan minuman yang akan menjadi pelengkap bakso sedap pak Mus.

Beres dengan urusannya, Kinan kembali menghampiri Kavika yang tengah sibuk berkutat dengan ponselnya. Ia menggebrak pelan meja di hadapannya, namun cukup untuk membuat Kavika berjengit kaget.

"Gue kaget, kampret!"

Ia terkekeh jahat, namun hanya sebentar karena setelah itu ia harus kembali menahan kekesalannya saat melihat Kavika sudah mengalihkan fokusnya lagi. Hell, Kinan berada di sini bukan untuk dijadikan pajangan oleh temannya yang kadang tak berguna itu. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling, dan matanya memicing saat melihat Adam yang merangkul bahu Kenan sambil tertawa bersama tengah berjalan ke meja yang ditempati oleh Elang dan beberapa anak cowok populer di kelas mereka. Kenapa mereka jadi terlihat seperti pasangan gay? Kinan bergidik dan menggelengkan kepalanya beberapa kali, menghilangkan pemikiran bodohnya itu.

"Kav, kok Adam sama Kenan gabung sama Elang sih?" Tanya Kinan penasaran, ia merasa aneh ketika mendapati sepupu dan teman sepermainannya itu malah memilih bergabung dengan meja Elang, tidak menghampiri mereka seperti biasanya.

Kavika mengernyit, ia menyimpan ponselnya lalu mengikuti arah pandang Kinan. Mendapat apa yang ia cari, Kavika kembali memutar tubuhnya menghadap Kinan dan mengendikkan bahunya ringan seolah tak masalah.

"Nggak tau, yaudah biarin sih.. barusan Aldric juga ngechat suruh jagain tempat."

Beberapa saat kemudian pesanan mereka datang bersamaan dengan hadirnya Aldric dan Keanu. Kinan sempat melirik wajah Keanu sekilas sebelum meraih mangkuk baksonya. Wajah itu kalem seperti biasa, tenang tanpa adanya emosi apapun yang terlihat.

"Nanti balik nunggu gue selesai latihan olim, Ki." 

Gerakan Kinan yang tengah mengunyah baksonya terhenti seketika, ia menatap Keanu dengan sedikit jengkel "ogah, nggak ada kerjaan banget gue nungguin lo."

"Gue nggak lagi ngasih penawaran."

"Bodo amat, hidup-hidup gue kok lo yang ribet?!"

Jika kebanyakan orang akan bersikap manis pada orang yang disukainya, maka Kinan akan memilih jalan lainnya. Yaitu untuk tidak terlihat menyukai orang tersebut, dan berlaku seperti biasa. Lagipula kalau dia tahu kita menyukainya, apa yang akan berbeda? Toh, kalau dia juga memiliki perasaan yang sama dia akan menunjukkannya tanpa perlu kita mencari perhatian. Dan juga, sedikit banyak Kinan masih sangat jengkel dengan kata-kata Keanu tempo hari.

Double KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang