Double K - 14

385 20 0
                                    


Sudah pernah Kenan katakan belum kalau menjadi penengah di antara cewek-cewek gila yang sedang berantem itu sama sekali tidak ada enaknya. Telinga berdenging, mata sepet, tubuh yang rela tidak rela bakal kena imbasnya, seperti cakaran misalnya. Dan demi Tuhan! Kenan membenci pertikaian yang sedang terjadi di depan matanya sekarang.

"KEN! MINGGIR NGGAK LO?! BIAR GUE TEBAS PALANYA TUH ANAK!!" Kenan menulikan telinganya sambil terus mendekap erat seseorang yang sedari tadi berusaha ia tenangkan emosinya. Siapa lagi kalau bukan anak kesayangan Daddynya, Kinandra barbar Reynald.

Merasa tidak ada perubahan dari sikap yang ditunjukkan Kenan, Kinan merasa dongkol sendiri. Ia harus merutuki takdir yang membuat dirinya sekelas dengan Kenan sekarang. Karena ternyata, di situasi yang genting seperti saat ini takdir tersebut tidak membantu sama sekali. Jadi daripada harus membuang waktu untuk meneriaki Kenan, lebih baik kalau ia juga bertindak alias menyelesaikan misi ini sampai tuntas. Sekilas matanya melirik ke arah Adam yang sibuk menenangkan si korban sekaligus dalang dibalik munculnya kekacauan ini, Kavika cengeng Miranda. Dasar ikan cupang! Bisanya cuman bikin orang repot dengan jadi player brengsek setengah jadi.

"BANGSAT LO EMANG GABISA DITOLERANSI YA LOL?!" Pekik Kinan murka, membuat nyali Lolipa si lawan bicara menciut seketika. Ternyata mitosnya benar, jangan mengusik si garang Kinan serta orang terdekatnya jika tidak mau kena semprotan lahar panasnya.

Untungnya kelas sedang sepi, seluruh penghuninya terkecuali mereka sedang berada di luar kelas. Mungkin saja sedang berada di ruang ganti, atau bahkan mereka sibuk mengenyangkan perut yang memang rata-rata bahan bakarnya sudah sangat amat menipis dikarenakan pelajaran olahraga. Sudah menjadi rahasia umum bukan jika pelajaran yang satu itu membuat energi terkuras?

Lolipa mengerjap beberapa kali, mengumpulkan sisa keberanian yang tadi sempat tercecer akibat semprotan maut Kinan. "Kenapa lo ngebela dia? Jangan mentang-mentang dia sahabat lo, jadi semua yang dia lakuin itu lo benerin, Ki."

Mendengar hal tersebut Kinan hampir saja melayangkan tangannya jika saja Kenan tidak bertindak lebih cepat untuk mencegah aksi brutal sepupunya. "Kinan, wake up!!" Ucap Kenan dengan nada yang meninggi, sebelum meneruskan ucapannya "lo ngerasa jagoan jadi mau main tangan?" Ia memang membiarkan Kinan mengeluarkan semua kekesalannya, karena itu bentuk kesetiakawanan yang nyata. Namun ia tidak akan pernah rela kalau Kinan harus menyerang lebih dulu, karena jika Lolipa membawa kasus ini ke pihak yang berwajib maka Kinanlah yang lebih disalahkan walau nantinya terjadi serangan dua arah.

Seolah tersadar, tubuh Kinan yang masih dalam rengkuhan Kenan berangsur-angsur mulai rileks. Matanya menatap Lolipa dengan penuh permusuhan sebelum berucap "dulu gue bodo amat sama mulut ember lo, Lol. Karena gue pikir itu hiburan, tapi gue nggak nyangka keemberan lo udah mencapai level sempurna sampai hubungan orang lainpun lo hancurin. Kenapa sih? Lo iri dia bisa jadian sama Elang sedangkan lo ngechat diapun nggak pernah diread? Bangun, Lol. Orang kayak lo tuh yang ada bikin orang lain jijik."

"Tapi selingkuh itu bukan hal yang bener buat disembunyiin." Balas Lolipa masih dengan argumen bahwa apa yang telah ia lakukan benar. Yaitu menunjukkan pada Elang foto-foto Kavika dan Aldric yang sengaja ia kumpulkan, atau dengan kata lain ialah yang membuat Elang berhasil mengetahui Kavika yang main serong dan sedang jalan bareng Aldric saat itu.

"Gue tau ini cerita lama. Tapi hak lo ikut campur hubungan orang tuh apa? Lo bukan pihak yang dirugikan kalaupun mereka saling selingkuh, Lol." Setelah Kenan rasa sepupunya itu telah mengeluarkan seluruh unek-uneknya, ia segera menyeret Kinan keluar yang langsung diikuti Adam dengan Kavika.

Namun tepat sebelum kaki Kinan melangkah keluar dari kelas, ia memutuskan berbalik dan menatap Lolipa angkuh. "Dan lagi, Lol. Bukan gitu caranya nyukain cowok. Cara lo itu.. murahan." Menohok. Dan Lolipa langsung menutup wajahnya karena air mata sialannya mendesak keluar tepat di detik dimana empat sekawan itu meninggalkan kelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Double KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang