CHAPTER 10

52 9 0
                                    

Sore harinya, Waliah sedang asyik menyiram bunga - bunganya sambil bernyanyi kecil.

" Doooorrrr!!!" Seseorang yang tidak asing lagi mengejutkan Waliah.
Awalnya Waliah ingin marah, namun melihat yang datang itu adalah Fathan dia langsung tersenyum malu saja.

" Kak Fathan? Kok tahu kalau aku disini?" Fathan melihat - lihat lingkungan sekitar rumah Waliah.

" Sebenarnya, tadi aku cuma beli roti, kebetulan saja aku melihatmu jadi sekalian mampir saya."
Waliah hanya tersenyum, namun mengingat kejadian yang memalukan itu Waliah masih merasa tidak enak.

" Memangnya umurmu berapa? Kenapa kau tahu harus memanggilku Kakak? Bisa jadi umur kita sama? "
Tanya Fathan penasaran.

" Umurku 16 tahun " Jawab Waliah singkat.
Fathan langsung tersenyum manis.

" Oh ya...ya. Umurmu memang dibawahku. Oh iya, aku beli roti banyak, jadi yang ini untukmu"
Fathan memberikan sebungkus roti besar kepada Waliah  yang kelihatannya renyah sekali.
Waliah jadi merasa aneh saja, dia sangat senang sekali menerima roti dari orang yang baru saja dia kagumi itu.

" Ternyata rumahmu sebelahan ya dengan rumah Zaky." Fathan masih saja melihat - lihat lingkungan sekitar rumah Waliah.

" Iya, tapi dia itu aneh dan menyebalkan, aku sering kesal dengan sikapnya yang merasa paling bagus, dia itu gila, gila, gila!"
Mulut Waliah cemberut sambil menyiram bunganya yang terakhir.

" Kurasa Zaky bukan orang yang seperti itu?! Ehmm, dia itu sepupu ku lho, hehehe. " Kata Fathan.

   Mendengar Fathan mengatakan bahwa dia sepupunya Zaky, Waliah jafi khawatir sendiri.

" Ha? Jadi kalian sepupu? Aduhh, Kak Fathan jangan beri tahu dia ya kalau aku tadi mengatakan hal - hal aneh tentang dia barusan, bisa - bisa nanti dia minta tambahan sereal."
Fathan hanya tertawa saja melihat Waliah dengan wajah panik.

" Tenang, aku tidak akan mengatakan ke Zaky. Sereal? Untuk apa?".
Waliah langsung merapatkan mulutnya, dia tidak mau menceritakan bahwa dia berhutang dengan Zaky karena telah memecahkan gelas nya.
" Ohh, tidak apa - apa, itu tidak penting!".

***

   Zaky mengangkut sampah dari dalam rumahnya dan meletakkannya ke luar pagar untuk diambil oleh tukang sampah besok. Dia melihat Fathan bersama Waliah sedang berbincang - bincang seperti sudah lama kenal saja.

" Hehh, kenapa Fathan kerumah sereal?".
Zaky melihat beberapa bungkus roti besar yang digenggam Waliah. Dia juga melihat banyak roti di motornya Fathan. Saat itu juga Fathan berpamitan kepada Waliah.

" Enak sekali dia dapat roti? Kenapa Fathan tidak memberiku saja, aku kan sepupunya, huhhh!".
Karena kesal Zaky menendang pagar, perbuatannya itu menyakiti dirinya sendiri. Dia terlalu bernafsu untuk menendang pagar sehingga membuatnya meringis kesakitan.

" Aduhh, ya ampun.., sakit sekali!".
Zaky sadar bahwa Waliah memperhatikannya. Waliah memasang wajah kesal memamerkan rotinya, dia pun langsung cepat - cepat masuk ke dalam rumahnya.
Zaky jadi tambah kesal dibuatnya.

" Awas kau, Sereal!".

***

" Hmm, hari ini kita cuma berdua, kakakmu itu sibuk sendiri!".
Waliah memberi makan dan mereawat bayi itu di rumah Zaky sendirian karena Zaky pergi ke rumah sakit menjenguk temannya. Waliah teringat kembali kata - kata Zaky yang meragukan.

" Sudah kubilang dia bukan adikku! ".

   Selesai makan Waliah mengajak bayi itu bermain.

" Coba katakan padaku, apa Zaky itu kakakmu?"

    Waliah berkali - kali bertanya kepada bayi itu dengan pertanyaan yang sama. Namun, bayi itu hanya tertawa dan bicara ala bayi.
Waliah ingin sekali melihat lihat halaman belakang rumah Zaky, dia pun mendorong keranjang bayi tersebut untuk mengajak bayi itu ikut bersamanya.
Sesampainya di halaman belakang, Waliah tertarik melihat kolam milik  Zaky  yang dipenuhi dengan teratai putih.

" Cantik sekali, kenapa dia tidak cerita kalau ada kolam teratai? Huhh!".

***

"Makanya Vin, jangan terlalu banyak makan makanan yang pedas!".
Zaky menjenguk temannya yang bernama Vino yang sedang mengidap penyakit tipes, namun keadaanya sudah membaik.

" Aku sehat kok, sebentar lagi juga pulang, aku sudah biasa seperti ini".
Vino masih saja sok keren dan kuat padahal wajahnya masih terlihat lelah.

" Kalau sakit bicaranya tambah aneh nih si Vino". Fadhil menambahi perkataan Zaky.
Sementara Oby hanya duduk - duduk saja sambil memainkan ponselnya.

   Setelah cukup lama menjenguk Vino, Zaky pun pulang mendahului temannya. Dia berjalan melewati lorong - lorong rumah sakit.
Tiba - tiba ada seseorang berlari kencang dan menabraknya.

" Aduhh, apa ini?!".
Ternyata itu gadis yang pernah menabrak Zaky sewaktu belanja di mall, Anggrek.
Zaky terkejut dan langsung menatap gadis itu. Ada air mata yang mengalir darj mata gadis itu.

" Kau kenapa menangis?". Tanya Zaky.
Anggrek pun langsung menghapus air matanya.

***
Assalamualaikum
Readers nya Zaky Zack

Akhirnya Updete lagi..
Maaf kalo aku udah lama nggak update karena lagi sibuk.

Baca juga ya cerita aku yg baru
Judulnya Bumi

Jangan lupa di Voment dan difollow yak..

Terima kasih

ZAKY ZACK ( Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang