CHAPTER 4

106 13 1
                                    

     Gadis dengan rambut diikat separuh itu tersenyum melihat Zaky , seraya ingin berkenalan. Zaky menatap dalam mata gadis itu, dia merasa tidak asing dengan wajah gadis itu. Kepala Zaky tiba - tiba pusing, dia langsung menganggap bahwa itu hanya perasaan nya saja . Zaky menegakkan alisnya dan membalas senyuman gadis itu. Namun , Zaky langsung masuk ke dalam rumahnya dengan sedikit cuek.

" Bukannya ngajak kenalan ,eh malah lari ?!!! Sok keren !!!" Wajahnya jadi cemberut, gadis itu sedikit kesal.

" Waliah.....!" Terdengar panggilan dari dalam rumah gadis itu, ternyata itu papanya dan menyuruh Waliah untuk masuk ke rumah.

     Zaky memasak air hangat untuk memandikan bayi.

" Aku seperti pelayan yang siap memandikan tuannya saja , hehh...!". Zaky mencoba mengingat dan meniru kakak sepupunya yang pernah memandikan bayi. Sungguh diat tidak ingin melakukan hal seperti ini, dia merasa banar - benar terpaksa karena keadaan. Zaky merasa kesulitan memandikan bayi itu karena bayi tersebut tidak berhenti menangis, dia mencoba menggosok - gosok pelan kepala bayi itu dengan shampo.
" Aku bilang jangan menangis ! Dasar cengeng , kau ini anak laki - laki . Laki -laki!!! Mengerti?".

     Setelah baju bayi yang dibelinya kemarin terpasang di badan bayi lucu itu, Zaky terduduk sebentar di tempat tidur.

" Gara - gara bayi ini aku belum beres - beres rumah. Ahhhhh!! Aku benci semua ini. Kau pulang saja sana...!!" Bayi itu langsung menangis karena mendengar bentakan dari mulut Zaky.

     Gadis manis yang bernama Waliah itu sedang menyisir rambutnya yang basah sehabis mandi, dia menggoyang- goyangkan telinganya karena menengar sesuatu.

" Kok seperti ada suara bayi ya? Apa aku salah dengar? Tapi, dari mana ya?". Waliah maraelihat - lihat keluar dari jendela kamarnya , kamar gadis itu di lantai dua . Rumah dia dan Zaky sama besarnya. Waliah tak sengaja melihat kearah jendela tetangganya, laki - laki sok cuek , super - super cuek menurutnya itu sedang bermain dengan seorang bayi kecil. " Bayi? Apa itu keponakannya?? ahhh bukan . Mungkin adiknya''. Waliah mencoba akrab , dia berteriah sambil melambai - lambaikan tangannya.

" Hei ... Bayi itu lucu sekali!!!''.

     Zaky terkejut dan menyadari gadis tadi melihat dia dan bayi yang sedang bersamannya. Dengan cepat Zaky mendekat ke jendelanya.

Waliah senang karena merasa laki - laki itu akan berbicara kepadanya. Namun, dengan sekali tarikan Zaky menutup hordeng jendelannya.

     Waliah merasa tidak dihargai , dia merasa benar - benar kesal dengan perlakuan tetangganya itu. Gadis itu langsung kembali menghadap ke kacanya. 

" Baru kali ini aku mendapat perlakuan buruk dari tetangga, tetangga baru lagi , ihhh!"

     Ponsel Zaky berbunyi tanda pesan masuk, dia pun dengan cepat melihatnya . Ternyata itu  pesan dari teman akrabnya yang akan datang kerumahnya siang ini. Zaky merasa senang, dia langsung membalas pesan dari temannya itu. Namun , saat dia melihat ke arah bayi itu, Zaky merasa khawatir, dia jadi ingin membatalkan pertemuan dengan teman - temannya. Apa daya nasi telah menjadi bubur, dia tidak mau mengecewakan teman - temannya kalau sampai dia menolak.

" Nanti kalau teman - temanku datang , jangan menangis ! Ingat, jangan menghancurkan acaraku". Zaky berfikir bahwa bayi itu akan mengerti.

     Setelah mandi dan membereskan rumah, Zaky menyiapkan berbagai macam makanan dan minuman untuk teman - temannya nanti. Dia berusaha membuat suasana rumahnya seindah mungkin supaya para tamu akan merasa nyaman.

***

     Bel rumahnya pun berbunyi , teman - teman Zaky telah datang degan berbagai macam gaya mereka.

     Pertama, laki- laki berkacamata besar dengan minus yang besar pula , mengenakan jacket yang begitu tebal pada siang hari namanya Oby.

     Kedua , laki - laki yang berpenampilan sederhana dengan baju kaos putih namanya Vino.

     Ketiga, laki - laki yang memakai kemeja biru dengan lesung pipi di pipi kanannya , ketika tersenyum membuatnya lebih manis namanya Fadhil.

     Zaky mempersilahkan mereka masuk. " Cuma bertiga ya ? Yang lain pada kemana ?"

Dengan santai Vino menjawab , " Ohh, sepertinya mereka liburan ke kampung tercinta".

Zaky hanya menganggukan kepalannya , dia pun ikut duduk bersama teman - temannya. Mereka berempat bercerita bersama sambil makan camilan.

     Sampai waktunnya tiba dipikiran Zaky untuk bertanya sesuatu, " Aku ingin tahu pendapat kalian. Emmm, bagaimana kalau dihari ulang tahun , kalian mendapatkan kado anak bayi ?"

     Pertannyaan dari Zaky membuat mereka bingung , Oby pun tanpa berpikir panjang langsung saja menjawabnya , " Kok anak bayi bisa memberikan kado, paling itu uang dari orang tuannya lah...!"

Vino dan Fadhil saling bertukar pandang, mereka kebingungan dengan pertanyaan dari Zaky maupun jawaban dari Oby.

'' Aduhh, bukan itu maksudku, Oby. Maksudku bayi sungguhan , dapat bayi di dalam kotak kado !" Suara Zaky meninggi untuk mejelaskan kepada mereka semua.

     Fadhil langsung batuk saat ingin menelan makanan karena terkejut mendengar perkataan Zaky barusan. 

" Ahh, mana mungkin lah. Itu mengerikan sekali, aneh sekali bayi dijadikan kado. Kalau itu terjadi padaku mungkin sudah ku kirim ke panti asuhan!" Pendapat dari Fadhil membuat mata Zaky terbelalak .

     Ditambah lagi dengan alasan Oby yang membuatnya bingung, "Kalau itu terjadi padaku mungkin aku letakkan di depan pintu rumah orang lain saja. Kan jadinya tidak repot!".
Zaky mulai menggosok kepalanya dan menunggu pendapat dari Vino.

Vino menghela napas cukup lama sehingga membuat Zaky, Fadhil dan Oby terus memperhatikannya . 

" Kalau itu menimpaku, aku akan ........"

Zaky benar - benar tidak sabar menunggu pendapat dari Vino.

     " Aku akan........., menjualnya , lumayan untuk tambahan uang . Apalagi anak bayi yang masih lucu, pasti mahal!"

Mulut Zaky menganga mendengar pendapat temannya yang satu ini.

     Fadhil langsung menempeleng kepala Vino, " Kau ini, hobi sekali berjualan, jangan sampai nanti temanmu sendiri yang kau jual, ingat dosa .....!".

Mereka semua tertawa bersama sambil menikmati kembali makanan Zaky. 

     Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore, teman - teman Zaky pun berniat untuk pulang. 

Zaky ikut berjalan ke depan pintu untuk mengantar mereka keluar.

Tiba - tiba Oby mendengar suara bayi menangis.

***

Haloooo.

Apa kabarrr , ketemu lagi dengan Zaky..

Ini chapter nya sedikit panjang ya .

Ada tokoh baru ni .

Jangan lupa di Follow Vanilchostories , share , Vote , And comment.

Cek Typo nya ya .

Terima kasih Readers ku ...

     






ZAKY ZACK ( Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang