"Ini rumah Bapak Dokter Bagus Widiatmoko?" driver ojek online yang muncul di depan rumah bertanya setelah membuka helmnya.
"Ya, benar," aku cuma terheran-heran. Tak biasanya Mas Bagus memesan sesuatu melalui ojek online tanpa memberitahu untuk menunggu pesanannya.
"Ini untuk Pak Bagus," driver tersebut mengajukan plastik putih dengan logo gerai pizza ternama di depannya.
"Berapa, Pak?" ya sudahlah. Kalo memang pesenannya Mas Bagus, bayarin aja.
"Udah dibayar, Bu. Sama yang order tadi," driver itu bersiap balik badan.
"Emang yang pesen bukan Pak Bagus?" mulai aneh, nih.
"Bukan, Bu," driver itu membuka aplikasi di ponselnya. "Ini dari Mbak Mala," katanya sambil sedikit membungkuk untuk undur diri.
Tinggal aku yang terbengong-bengong, Mala? Siapa?
Kubongkar semua ingatanku. Apakah mungkin Mala adalah nama salah satu pasien Mas Bagus yang mengucapkan terimakasih melalui pizza? Atau mungkin salah seorang temannya? Atau mungkin Mas Bagus minta tolong pada salah seorang perawat untuk diorderkan pizza melalui ojek online?
Pelan-pelan kubuka kotak pizza hangat itu. Aroma pizza yang menggoda makin meruap masuk ke hidung. Secarik post it berbentuk hati tertempel di bagian dalam kotak pizza.
All the pizza my heart for you.
Love
Apa? Love? Siapa Mala ini?
Darahku tiba-tiba mendidih. Otak pun terasa seperti menggelegak. Kepala jadi pening dan perut seperti diaduk-aduk di dalam molen. Cepat-cepat kularikan kaki ke kamar mandi dan mengeluarkan seluruh makan siang disana.
Aku terduduk memeluk kloset. Jadi ini alasannya menyuruhku resign. Supaya dia bisa bebas main mata dengan perempuan lain. Dasar cowok! Ngga bisa liat muka mulus dikit!
Setelah minum segelas teh manis hangat, kukirim sebuah pesan untuk Pak Dokter Bagus. "Pulang jam berapa?" ngga ada basa-basi, apalagi sayang-sayangan. Sekarang waktunya bikin perhitungan.
"Tinggal satu pasien lagi, abis ini langsung pulang, Sayang," jawabannya bikin hatiku makin panas. Palsu! Di WA bilangnya sayang-sayang, aslinya punya simpanan.
Satu pasien itu ternyata lama. Gini nih kalo kawin sama dokter ganteng yang ga tegaan. Jadi harus saingan sama ibu-ibu keganjenan. Anaknya panas dikit langsung dibawa ke dokter. Padahal kalo cuma demam dikit, harusnya diobservasi dulu. Kali aja cuman kecapean atau kurang minum aja karena kebanyakan maen. Huh!
Terdengar suara pagar dibuka. Akhirnya Pak Dokter Bagus datang juga. Kubiarkan sekotak pizza tergeletak di ruang tamu. Aromanya pasti langsung menusuk ketika pintu dibuka. Biar dia baca juga pesan yang ada di kotak pizza itu. Coba lihat bagaimana reaksinya.
"Assalamu'alaikum," Si Bagus membuka pintu dan, "hmmm.... pizza!" Pizza memang makanan kesukaannya. Siapa pun yang mengirim pasti kenal dekat dengan Bagus, dia mengirimkan topping favorit yang ga semua orang tahu.
Aku duduk di depan kotak pizza dengan melipat tangan di dada.
Bagus langsung duduk disampingku dan seperti biasa mengecup keningku, "Makasih, ya Sayang."
Aku tak ingin menjawab, tak ingin pula bergerak.
Bagus mengambil post it yang tertempel di kotak pizza dan membacanya, "All the pizza my heart for you, Love." Lalu beralih menatapku penuh haru, "All the pizza my heart is always for you, thank you Sweety."
Sekarang aku yang merasa aneh. Apa dia mengira aku yang memesan pizza?
Bagus mengambil satu potong dan langsung menggigitnya, "Hmmm..." Lalu menyuapiku dengan pizza yang sudah digigitnya.
Aku meleleh dan tersenyum. Dia benar-benar mengira aku yang mengirim pizza ini. aku tak habis pikir.
"Kamu tahu banget topping kesukaanku. Makasih, Sayang," kemudian mengecup bibirku dengan mulut dipenuhi aroma pizza.
Aku jadi ngga tega merusak kebahagiaan Mas Bagus. Akhirnya kami menghabiskan pizza itu penuh canda. Mungkin nanti saja aku bertanya soal Mala. Sekarang nikmati dulu pizzanya dan ucapkan terimakasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
3 Hati, 1 Kata: Cinta
RomanceBagus tak pernah berpikir untuk selingkuh, apalagi sampai melakukannya. Tapi semua orang mengatakan dia selingkuh. Beserta bukti-bukti yang Bagus sendiri tak tahu datangnya darimana...