Medina

88 12 1
                                    

Aku terbangun dari tidurku, kulihat jam di hpku ...
("Ah masih jam 2") gumamku
Aku kembali menutup mataku karena aku pikir ini masih terlalu malam, baru beberapa menit aku menutup mata, tiba-tiba aku terbangun lagi karena mendengar suara yg terus-menerus memanggil namaku

Lina...lina...

Begitu sekiranya suara itu terdengar... Jauh memang terdengarnya, tapi ntah mengapa hawa didalam kamarku mulai berubah...

("Duh.... Siapa siiii,aku masih ngantuk juga") gumamku dalam hati

Aku menutup diriku dengan selimut berharap suara tersebut berhenti, tapi bukannya malah berhenti justru suara tersebut semakin bawel memanggil namaku

Lin...lina... Lina..... Bangun lina...

("Haduh... Siapa ya? Kiren? Ah suaranya bukan kiren") gumamku

Akhirnya aku bangun... Sambil memejamkan mataku, mencoba beinteraksi dengan sumber suara tersebut...

("Kamu siapa?") Tanyaku dalam hati

("Ini aku...aku datang...medina") ucap suara tersebut...
Aku tak menyangka ternyata yg membangunkanku adalah Medina, refleks aku pun mengingat kejadian yg telah terjadi tadi malam di tepi jalan depan rumahku

("O...oh ya..a? Kamu kenapa datang?") Ucapku dalam hati, jantungku berdebar tak karuan... Sebenarnya aku takut jika nanti tiba2 arwahnya datang berdiri di kamarku

("Aku disuruh temanmu kesini") ucap medina

("Apa? Siapa? Kiren kah?") Ucapku

("Iya..") jawab medina

("Tapi..untuk apa? Bukankah kamu harus terus berjaga didekat jazadmu? Lalu bagaimana sekarang keadaannya?") Ucapku

("Memang... Tapi,mungkin ini sudah takdirku... Benar kata kiren, kesempatan itu hanya terjadi pada beberapa orang saja... Dan aku... Aku bukan termasuk orang2 itu,sekarang aku hanya ingin mengucapkan terimakasih.. karena kalian telah mencoba membantuku") ucap medina

("Apa? Jadi maksudmu...") Ucapku

("Hiks... Iya... Aku akan pergi lina... Aku akan pergi... Roh ku tidak bisa masuk lagi kedalam jazadku...") Ucap medina dengan isak tangisnya

Tangisannya begitu jelas terdengar di telingaku... Aku putuskan semua interaksiku dengan Medina, lalu aku berfikir, aku harus bicara dengan kiren...

"Kiren...kiren...." Ucapku lirih

Tapi, tidak ada jawaban...

"Kiren...kirennnn" ucapku lirih

Tapi tetap sama, tidak ada jawaban dari kiren... Akhirnya aku nekat meninggalkan kamar, dan pergi ke halaman depan rumah,aku berfikir kiren pernah bilang dia akan selalu ada disitu..menungguku keluar, aku pun keluar membuka pintu, menuju ke kursi tempat biasa kiren duduk bersamaku...
Sesampainya dikursi... percuma saja...Kiren tetap tidak ada...

("Apa ini? Kenapa kiren tak ada disini?") Gumamku

Aku duduk dikursi, sambil mencoba memanggil kiren terus menerus, dan akhirnya...

"Lina...sudah lama kah menunggu?" Ucap kiren

Tiba2 saja dia ada di belakangku... Aku kaget, sangat kaget...

"Yaampun ren... Kamu kemana sii, aku panggil dari tadi ga dateng2" ucapku

"Hihi... Aku habis anter medina" ucap kiren

"Nah.... Itu dia.. aku juga mau ngebicarain soal itu.. jadi beneran medina..." Ucapku terpotong

"Iya lin... Dia meninggal, dia harus pergi... Baru saja aku mengantarnya..seperti yg pernah aku katakan, bahwa kesempatan itu hanya berlaku pada beberapa org..." Ucap kiren

"Hmm... Kamu antar kemana?" Ucapku

"Ketempat yg semestinya... Agar dia tidak seperti aku :)" ucap kiren

"Oh ya ya... Aku mengerti..." Jawabku

Seketika kami terdiam beberapa saat... Rasa kantukku mulai datang kembali, tapi... Sebenarnya banyak pertanyaan2 dari otakku, akhirnya sebelum aku melanjutkan tidurku,aku mencoba bertanya kepada kiren...

"Ren?.... Aku mau tanya boleh?" Ucapku

"Tentu lina..." Ucap kiren

"Sebelumnya maaf ya kiren.. tadi kamu bilang, kamu habis anter medina ke suatu tempat yg semestinya... Lalu, mengapa kamu tidak seperti medina? Yg pergi kesuatu tempat yg semestinya? Kamu kan sudah tahu tempatnya, lalu itu akan menjadi lebih mudah bukan bagimu?" Ucapku dengan panjang lebar

Kiren tersenyum

"Kamu memang benar lina... Itu akan menjadi lebih mudah bagiku, tapi satu hal yg harus kamu tahu... Rohku ini masih bingung, bingung untuk menentukan... Jika aku pergi untuk selamanya, aku tidak akan bisa lg melihat org yg aku sayang, tapi jika aku didunia seperti ini... Perlahan pun nanti aku akan menghilang" ucap kiren

"Hah? Menghilang?" Ucapku

"Iya..karena aku dan dunia ini sudah berbeda... Jadi aku harus terima jika suatu saat nanti itu terjadi... Maka dari itu.. aku bersyukur masih bisa disini, bertemu kamu... Dan masih bisa mengawasi org yg aku sayang, bagiku ini adalah kesempatan yg begitu besar, dibanding mengharapkan hidup kembali" ucap kiren

Dia menatap bintang2 yg diatasnya...
Aku terdiam, ternyata sungguh rumit kehidupan menjadi arwah... Sebelumnya aku tak pernah memikirkan kehidupan arwah2 yg bergentayangan... Dulu jika aku bertemu arwah, aku hanya berfikir, bahwa mereka meninggal tak wajar, dan akhirnya tidak diterima... Ternyata kini kiren menjawab semuanya.. Pemikiranku salah.

"Kiren... Boleh bertanya lg?" ucapku lirih

"Ya lina?"

"Saat kejadian tadi malam mengapa kamu bilang medina harus datang jika aku yg memanggilnya?" Ucapku

"Aku hanya berharap, dia bisa menggantikan aku untuk menemanimu jika nanti aku pergi...karena aku tahu bahwa untuk menyatukan roh kedalam jazad membutuhkan waktu yg cukup lama... Jadi jika aku harus pergi lebih cepat, aku berharap dia bisa menggantikanku..." Ucap kiren dengan tulusnya

Air mataku terjatuh seketika saat mendengar apa yg kiren katakan, ternyata dia benar2 menganggapku sebagai sahabatnya... Meski dunia kita tak sama, tapi dia ternyata memiliki hati yg begitu tulus...

"Jangan menangis lina..." Ucap kiren

"Jangan pergi kiren.." ucapku

Dia tersenyum kepadaku....

"Semoga medina tenang ya disana..." Ucapku

"Aku pun, berharap begitu" ucap kiren








~ooOoo~



MY INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang