Seperti biasa, disetiap akhir pekan aku akan menghabiskan waktuku untuk bekerja paruh waktu di sebuah restoran china yang ada di kawasan seoul. Aku akan mulai bekerja pada pukul sembilan sampai empat sore.
Dan sekarang masih pukul tiga sore. Tetapi, Sajjangnim menyuruhku untuk pulang lebih cepat karena restoran akan dibocking oleh orang penting dan sebaiknya aku pulang saja.
...
Wonwoo Pov
Biasanya disetiap akhir pekan aku akan menghabiskan waktuku dikamar. Ya dikamar.
Sekedar untuk menghabiskan waktu untuk bermain game atau pergi ke PC Bong jika sudah sangat bosan dirumah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tapi hari ini
Sekarang
Aku sedang berada di sebuah Mall bersama dengan Nancy.
Ya Nancyy, dia adalah gadis yang sangat dekat dengan eommaku. Sampai-sampai aku akan dijodohkan dengannya. karena, perusahaan Ayah Nancy dan Ayahku akan saling menguntungkan jika aku bersatu dengan Nancy.
Tetapi, tetap saja aku akan selalu menolaknya karena aku tidak pernah menyukainya.
Dan cinta tidak bisa dipaksakan bukan?
"Wonwoo ya , bagaimana jika kita membeli baju couple ini" ucap Nancy sambil memegang baju couple itu.
"Tidak, aku tidak mau. Kau beli yang lain saja" ucapku dengan malas.
"Tidak! Aku ingin kau mencobanya. jika tidak aku akan melaporkanmu ke eomma mu" ucapnya dengan nada yang mengancam. Selalunya saja dia seperti itu. Jika tidak dituruti akan membawa nama-nama eomma dan appa.
Dan, akhirnya sekarang aku sedang berada di ruang ganti dengan baju yang diberikan Nancy tadi. Padahal, aku tidak berniat sedikit pun untuk memakainya.
"Aku harus mencari cara untuk menjauh dari Nancy" ucapku sambil berpikir.
Tiba-tiba saja sebuah ide terlintas di kepalaku.
Wonwoo Pov END
...
Karena aku terlalu malas untuk pulang ke rumah setelah dari restoran. Aku memutuskan untuk jalan-jalan terlebih dahulu. Dan akhirnya, sekarang aku sedang berada di taman yang berada di Sungai Han untuk sekedar menikmati pemandangannya.
Drrttt Drrrttt Drttt
Tiba-tiba ponsel yang kupegang bergetar.
"Nomor siapa ini? Kenapa tidak ada namanya?" gumamku pelan.
Langsung saja kugeser gambar telepon genggam berwarna hijau itu untuk mengangkatnya.