"YEEAAAAYYY!!!!!"
"WOHOOOOO....!!!!!!!"
"YESSSSSSS!!!!!"
"YEEAAHHHH!!!!!
Beda hal nya dengan empat sahabatnya yang lain, pemuda berseragam putih abu abu itu menekuk wajahnya. Mengerucutkan bibirnya pertanda kesal. Hal itu membuat fans fans nya yang ada disana memekik tertahan.
"Let's go to cafe Happy fun!" Teriak Vanya, gadis manis yang mengurai rambutnya.
"GOOOO!!!!" Rara si gadis cantik dengan rambut ekor kudanya menyahut.
"Sayangnya itu cafe bro, jadi lo gak bisa ngutang kayak sama kang Somat." Sebastian, pemuda yang tak kalah banyak fans nya itu merangkul sobatnya yang sedang mendelik padanya.
"Yang buat taruhan siapa, yang kenak siapa." Adibha, gadis cantik yang populer disekolah itu terkikik.
Liam hanya bisa pasrah saat sahabat sahabatnya itu meledek dirinya. Seminggu yang lalu, ketika akan ujian kelulusan, dirinya membuat sebuah taruhan yang isinya "barang siapa yang dapat nilai paling rendah diantara kita, maka dia harus traktir kita semua di cafe Happy fun sepuasnya!"
Yah, siapa yang tak kenal dengan cafe tersebut. Dengan segala interior mewah dengan gaya khas London itu menjadi incaran orang orang. Mulai dari remaja hingga paruh baya. Apalagi sekarang memasuki waktu liburan, otomatis cafe akan lebih ramai. Namun, biaya yang dikeluarkan juga tidak murah, harus ngorek kantong dalem dalem.
Liam menghela nafas. Seharusnya ia tak boleh terlalu percaya diri dengan memikirkan bahwa Tian lah yang akan mendapat nilai paling bawah antara mereka berlima. Mengingat Adhiba, Vanya dan Rara mempunyai otak encer. Namun naas, pemuda itu lebih unggul dari dirinya.
Namun semuanya tidak bahagia karna traktiran, juga karna mereka bersyukur dapat lulus dengan hasil memuaskan.
"Udah, jangan ditekuk mulu elah. Udah yuk pulang, capek gue." Ajak Rara.
Vanya mengangguk, "iya"
Mereka berlima pun berjalan beriringan sepanjang koridor dengan canda tawa. Tak peduli dengan tatapan memuja, menghina bahkan iri pada mereka.
Hampir semua orang disekolah bilang persahabatan mereka tuh goals banget. Cantik sama ganteng. Hampir, sisanya ya pada ngiri trus gigit jari.
Mereka udah deket dari lima tahun lalu. Tepatnya saat mereka masuk SMP. Walaupun kadang mereka beda kelas, mereka tuh tetap utuh dan sama sama. Ya walaupun ada konflik kecil kecilan.
♣️♣️♣️
Malamnya, mereka sudah ada di cafe yang telah dijanjikan. Mereka memilih duduk di area rooftop dengan meja melingkar agar bisa melihat indahnya langit penuh bintang dan lampu lampu kota Jakarta.
"So, kita mau liburan kemana?" Rara membuka topik. Ia menyeruput latte hangat miliknya.
"Kalau gue sih kepengen liburan yang ada sangkut pautnya sama alam." Jawab Adibha setelah meminum milkshake oreonya.
"Taman Sari maksud lo?" Sontak semuanya tertawa mendengar celetukan Liam. Bahkan Vanya tersedak milkshake strowberri nya.
"Ah, taman sari mah udah sering. Maksud gue tuh, biar otak kita yang mumet gegara ujian nih rileks gitu."
"Pulau komodo noh, biar jadi makan siangnya sekali," Tian angkat suara.
"Serius guys!" Lerai Rara.
"Puncak gitu maksud lo?" Tebak Vanya yang mendapat jentikan jari oleh Adibha.
"That's rights" Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horror Story
HorrorCuma macam-macam cerita horor pendek picisan yang diperankan oleh pemeran yang sama dan dengan karakter yang beragam di tiap ceritnya. Yang mau buang-buang waktunya bisa mampir. [Shoot story] Selamat membaca cerita membosankan iniヾ( ̄▽ ̄)