The games [2]

27 1 0
                                    

"Jadi, father ngumpulin kalian disini untuk menyidik kasus selanjutnya. But, where is Vanya?"

"Lang, pacar lo mana?"

"Terakhir gue cek masih molor." Jawab Galang santai.

Kini ia beserta beberapa orang lainnya tengah berkumpul di ruang rapat yang khusus dibuat untuk membahas misi bersama para anggota yang akan menjalankan misi.

Disana ada dirinya, Adibha, Rara, Liam, Tian, Reza, Chandra, Edo, Regi serta father, ketua LEXO. Sebenarnya Vanya termasuk dalam misi, namun dengan informasi yang diberkan Galang tadi, dapat diketahui bahwa gadis itu masih lelah.

"Okay, let's con—"

BRAKK!!

"Wait! What I miss something?!"

Semua orang tersentak kaget dan langsung menoleh kearah pintu masuk saat seseorang dengan brutalnya membuka pintu itu.

Vanya disana, memasang tampang polosnya seakan tak terjadi apa-apa.

"No, but you almost made me dead, you know?!" Rara menyahut jengkel.

"Oh my god, Van! Gabisa baek-baek aja apa lo ama itu pintu?" Chandra ikut bersuara.

"I'm sorry, hehehe." Vanya menyengir lebar.

"Is enough kids, let's continue. And you little girl, please sitting."

Vanya mengangguk dan segera duduk dikursi kosong. Ia tau panggilan itu ditujukan padanya karna memang semua orang disana memanggilnya begitu.

"Jadi, di misi kali ini, kalian akan turun langsung semuanya tanpa ada yang mengawasi. Misi ini terbilang cukup berbahaya karna ini kita akan benar-benar bermain. Father mendapat laporan langsung dari angkatan darat California, bahwa ada yang aneh disalah satu pulau tak berpenghuni mereka. Itu berawal dari sebuah permainan yang menarik minat warga dan turis disana. Namun setelahnya, banyak warga yang hilang setelahnya. Pemerintah sudah menutup izin, namun entah bagaimana permainan itu masih tersebar dimasyarakat. Dan dengan hadiah yang ditawarkan, masyarakat banyak yang nekat untuk mengikuti permainan itu." Father menjelaskan dengan panjang lebar.

"But, permainan apa yang father maksud?" Tanya Adibha.

"Sampai sekarang, gak ada permainan macam apa itu. Yang jelas barang siapa yang menang, dia akan mendapatkan hadiah 2 Miliyar dollar Amerika."

Dan jawaban dari father sukses membuat mereka semua menganga.

"Wow. Lang! Kalo gue yang dapet ntar kita langsung kawin di Paris ya! Kalo perlu kita beli menara Eiffel nya!" Vanya menyahut kencang kearah Galang yang duduk agak jauh darinya.

Hal itu membuat semua orang disana mendelik kearahnya.

Edo yang berada disebelahnya dengan geram membekap mulut Vanya dengan tangannya. Namun tangan Edo yang besar justru menangkup seluruh wajah Vanya. Karna gemas, Edo menarik kepala Vanya sampai menempel ke paha nya membuat Vanya memberontak keras. Sementara yang lainnya hanya menggeleng-gelengkan kepala mereka.

"Tapi father, sebuah penarikan minat seperti itu pasti ada pemicunya. Kalau nggak, warga pasti mikir dua kali buat ikutan." Ujar Galang. Disaat itu juga Vanya berhasil membebaskan kepalanya.

"Nah itu, dari kabar yang didapat, ada beberapa orang yang berhasil mendapatkan hadiah tersebut. Namun mereka menolak untuk di wawancara. Negara juga tidak bisa memaksa. Dan semenjak permainan itu dilarang, peserta yang ikut maupun yang menang tidak diketahui siapa saja."

Horror Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang