"APA?! KAK SAGA MENINGAL?!"
Seluruh pengurus osis yang tengah berkumpul di ruangan mereka kala sang kepala sekolah–pak Afdi –mengumumkan bahwa Saga ditemukan tewas pagi ini. Seluruh anak osis berkumpul diruangan mereka. Wajah semuanya pucat pasi.
"I–Itu kecelakaan kan?" Salah seorang gadis disana bertanya gugup.
"Kita berharap jawabannya iya, tapi tanda yang ada di tangan kak Saga bikin kita ga yakin." Jawab Tian yang ada didepan bersama pak Afdi.
Adibha yang sudah terisak sedari tadi membuka sebuah file foto yang menunjukkan mayat Saga yang penuh dengan darah. Dipergelanga tangan kirinya terdapat tanda ToD yang mengeluarkan darah kering. Sama seperti yang terjadi pada pak Bayu, pembina osis yang meninggal setahun lalu karna terbakar didalam rumahnya sendiri.
Saat mayatnya ditemukan, mereka menemukan sebuah kertas sobek yang pinggirannya telah terbakar disamping tubuh Bayu yang bacaannya "TaniaD"
Setelah itu, banyak anggota pengurus osis yang mengaku diganggu sosok Tania dengan berakhir mereka keluar dari kepengurusan osis.
"Kenapa jadi ada korban lagi? Bukannya kematian pak Bayu udah setahun yang lalu?!" Salah satu pengurus kelas dua belas menyahut tak sabaran.
"Itu memang korban tewas kak, kami juga sering diganggu ganggu sama arwahnya Tania!" Seru seorang adik kelas.
"Iya kak! Bahkan semalam saya juga sempat di teror!"
"Kakak kira kenapa banyak pengurus osis yang keluar? Kami bilang kami diganggu! Tapi kakak bilang itu cuma halu! Kami gak bisa gini terus kak!"
"Iya kak! Bahkan temen saya yang sebulan lalu keluar kena ganguan mental! Dan kakak sekalian gak mau tanggung jawab dan bilang kalau dia penipu!"
"Kami gak mau ikut ikutan gila kak!"
"Kalau gini terus, kita mau keluar aja kak! Saya juga dipaksa masuk kesini!"
"Bahkan kami gak tau kenapa si Tania Tania itu neror kami! '
"Kami juga mau keluar! Bukan para junior aja, senior yang pernah ikut campur sama kasus Tania juga terancam! Bahkan ikut jadi korban dan dibunuh kayak Pak Bayu sama kak Saga!"
"Kalian tenang dulu! Yang gue bilang itu bener! Tania udah mati dan gak akan pernah hidup ataupun neror kita!" Tian berteriak emosi. Kepalanya sungguh panas mendengar seruan seruan debat para anggotanya.
"Lo yang gak tau rasanya gimana! Sekarang semua ini bisa lo bilang halu dan gak sengaja! Tapi gue yakin lo bakal ngerasain apa yang gue dan yang lain rasain!" Desis Liam sinis.
"DIAM!" Pak Afdi yang sedari tadi dian mulai berseru, membuat suasana hening seketika.
"Gak ada yang keluar dari organisasi ini atau kalian tau akibatnya!" Ancam Pak Afdi membuat mereka yang tadi berkoar bergidik takut.
Pak Afdi mengambil langkah tegas dan kaluar dari sana. Sebagian orang disana menghembuskan nafas keras.
Brakk!
Suara meja digebrak membuat mereka kaget dan melihat seorang pemuda kelas akhir yang berdiri kasar dari bangkunya dan pergi dengan wajah kesal. Tak lama kemudian banyak yang mengikuti jejak pemuda itu, tak terkecuali seorang gadis tingkat pertama yang terisak karna menjadi korban buta yang tak tau apa apa.
Tian mengacak rambutnya frustasi lalu beralih menenangkan Adibha yang tersedu. Kini tinggal mereka berdua di ruangan itu setelah Liam keluar sebagai yang terakhir.
"Hiks... gue takut Yan... gue takut.. hiks..." Adibha memeluk erat seragam yang dikenakan Tian.
"Semua bakal baik baik aja Dibh, jangan takut, ada gue." Ucap Tian berusaha menenangkan sambil memeluk gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horror Story
HorrorCuma macam-macam cerita horor pendek picisan yang diperankan oleh pemeran yang sama dan dengan karakter yang beragam di tiap ceritnya. Yang mau buang-buang waktunya bisa mampir. [Shoot story] Selamat membaca cerita membosankan iniヾ( ̄▽ ̄)