Pondok Indah [1]

41 3 0
                                    

"WE GOT THAT POWER.... POWER!!!"

"IMANITONGHE! E!"

"GOCHI HANMOKSARIRO NORELHA TE!"

"POWER.... POWER!!!!"

"TURN THE MUSIC UP NOW! NOW! NOW!!!!"

"HOOO...... HOOOO...."

"POWER!!! POWER!!!"

"TURN THE MUSIC UP NOW! NOW! NOW!
.
.
.

"KKEGO BUDIT COYAHE!!!!!"

"URI BUSUWIT DOROK!!!"

"KKAEGO SORICHOYAHE!!!!"

"MOLI GONJOGA DOROK!!"
.
.
.
" IT'S GOES DOWN DOWN BABY!!!"

"RIDOMUL ONNOMUN"

"IT'S GOES DOWN DOWN BABY!!!"

"MATIGO SORICHO OOOOO~~~"

"URIN OOOOOO~~"

"WE GOING KOKOBOP!!"
.
.
.
"IT'S THE LOVE SHOT!"

"NA~~NANANANANANA~~NAAAA~NANANANANA~NAAAA~NANANANANANA~"

"HOOOOOO........ OOOOOOOOO~"

"IT'S THE LOVE SHOT!"

Adibha hanya bisa meringis pasrah kala mobilnya penuh dengan suara-suara melengking tak karuan.

Di tab mobilnya terputar lagu-lagu boyband Korea yang sangat diidam-idamkan oleh kedua sahabatnya, termasuk dirinya.

Namun, kedua sahabatnya itu telah berada dalam kategori fangirl garis keras. Sehingga keduanya berteriak-teriak tidak jelas mengikuti musik walaupun lidah mereka kerap kali tidak bisa merapalkan lirik dengan benar sehingga mengucapkan kata alakadarnya.

Sudah dua jam lamanya kejadian itu berlangsung, selama itu juga mobil yang dikendarai Adibha berjalan. Vanya, salah satu sahabatnya yang duduk dibangku belakang mengeluh haus, tenggorokannya sakit akibat beradu vokal dengan Rara. Sahabat satunya yang duduk disampingnya.

"Gaes! Gue laper...." keluh Vanya. Ia menyandarkan dirinya ke sandaran kursi. Ditambah dengan gesture mengelus-ngelus perutnya, menambah fakta betapa laparnya dirinya.

"Heh, kecebong busung lapar! Sebelum berangkat lo udah makan, cemilan juga lo yang abisin! Masiiii.... aja ngeluh, heran." Sahut Rara jengkel. Ia memandang sinis Vanya dengan ekor matanya, kesal mengingat bagaimana gadis yang lebih pendek diantaranya dengan Adibha itu memakan jatah cemilannya sampai tandas.

Vanya mencibir, ia melongokkan kepalanya di kursi Adibha dan mulai merengek. "Dibh..... singgah bentar ya.... laper~~~"

Adibha memandang iba, namun juga ingin tertawa. "Gapapalah, Ra. Sekalian makan siang, udah masuk waktu ini."

Rara mengalah, ia mendengus kesal seraya mengangguk menyetujui.

"Yeay! Teqyu, Dibha sayang!" Vanya berteriak girang, sehingga Rara mencibir.

"Utututu.... iri gak dipeluk, sini sini dede peluk..." Ucap Vanya yang hendak memeluk Rara, namun gadis berkuncir itu lebih dulu memekik geli seraya menoyor kening Vanya hingga ia jatuh terduduk dikursi belakang. Vanya memberenggut sementara Adibha meledakkan tawanya.

Horror Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang