25 (END)

900 66 15
                                    

Get ready for your separation with Risma, Fadhil and dkk😭😭😭😭

Btw, sebelum itu jangan lupa mencet bintang yah:)

Dan jangan lupa mampir ke story baru aku; Kita Dan Sebuah Cerita.

Gak kalah baper deh sama Struggle...

Happy Reading ❤️


_

_____


DUA PULUH LIMA :









"Udah siap?"

Risma mengangguk seraya tersenyum manis memperlihatkan jenjang gigi rapih nan putihnya sembari memperhatikan Gilang yang sedang menunggunya tepat di depan pintu.

Andai saja─masa lalu dapat Risma kembalikan. Mungkin, ia tak perlu mengenal siapapun di antara Gilang atau Fadhil. Ia berharap ketika mereka berhadapan, masing-masing dari mereka hanya tersenyum sebagai pertanda keramahan pada─orang asing.

Dan bagi Gilang, ia hanya berharap waktu kembali untuk menebus kesalahannya, memperlakukan Risma sebaik-baiknya wanita yang patut di hargai.

Malam ini, entahlah. Menurut Risma ia memang harus menerima ajakan Gilang untuk dinner bersamanya. Alih-alih menolak, pikir Risma kesempatan untuk berbicara secara terang-terangan bersama Gilang terasa cukup tepat sekarang. Mengingat masih banyak yang harus ia katakan, terserah pada Gilang atau Fadhil. Risma hanya mau meski tak berujung bahagia, setidaknya masing-masing dari mereka cukup tahu arti perjuangan dan menghargai.

Deru mesin mobil Gilang cukup berpacu hebat dengan detik demi detik lalu berlari ke menit berharga mereka. Hanya ada kesunyian yang di hiasi dengan alunan lagu klasik.

Entah Gilang ataupun Risma, mereka sama-sama tak tahu ingin mulai dari mana.

"Risma..."

"Gilang..."

Keduanya sontak memutuskan untuk berkontak mata sebelum lebur dalam tawa pelan masing-masing, bagaimana bisa pikiran mereka sama-sama tertuju untuk memulai percakapan, meski awalnya terasa canggung, namun lama-kelamaan Risma dan Gilang seakan berusaha untuk terbiasa.

"Lo duluan," Risma tersenyum lagi sambil menoleh pada Gilang yang tetap fokus dengan laju mobilnya.

"Lo cantik," Gilang tahu mungkin pujiannya saat ini sudah terdengar membosankan di telinga Risma, mengingat status mereka yang hanya sekedar teman benar-benar membuat dada Gilang mendadak di serang rasa sesak.

"Makasih," Jika saja kala ini mereka masih menjalin hubungan, mungkin pipi Risma sudah tersipu malu bersamaan dengan jantungnya yang berpacu melebihi batas normal. Atau mungkin, Risma akan memberikan cap pada dirinya sendiri bahwa ialah gadis terbahagia sebab memiliki Gilang. Bodoh!

"Lo mau ngomong apa, Ris?"

"Ah?" Mendengar pertanyaan Gilang, Risma hanya dapat melongo. Ia benar-benar tak tahu akan mulai dari mana? Dan─Risma terlampau mengutuk dirinya sendiri yang nampak begitu bodoh saat ini. Bagaimana bisa ia kehilangan kata-kata sementara dari jauh-jauh hari gadis itu sudah mempersiapkan semua. "Sebenarnya gue mau bilang..."

"Bilang apaan?" Cepat-cepat Gilang memotong ucapan Risma. Ia tahu benar akan gadis di sampingnya ini, dan tentu saja Gilang paham apa yang akan Risma katakan. "Kita pisah? Putus?" Gilang hanya tertawa, meski dirinya sedang melawan penuh rasa sempit dan sesak yang menyerang dadanya. "Kita udah gak ada hubungan dari dulu, kan Ris?"

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang