E (Exception)

2.2K 250 23
                                    

Namjoon dianugerahi banyak hal yang begitu diinginkan setiap orang. Wajahnya? Tampan. Proporsi tubuh? Perfect. Otak? Jenius. Kekayaan? Tak perlu ditanya lagi. Dia juga memiliki banyak pengagum yang begitu memujanya. Tapi semua itu tetap tidak bisa membuatnya untuk tidak membenci kehidupannya.

Ya. Namjoon memang membenci semuanya.....

...kecuali 'dia'.

.

.

.

"Sunbaenim... Kumohon terimalah perasaanku!"

Namjoon menatap salah satu adik kelasnya yang sedang menyatakan perasaannya itu dengan tatapan datar. Tangan gadis itu tampak menyodorkan sebuah kotak kado kecil ke arahnya.

"Not interested..." Namjoon hanya mengucapkan dua kata itu kemudian melangkah melewati sang adik kelas.

"Ta-tapi, sunbaenim!" si adik kelas tak menyerah dan mulai menggamit lengan kiri Namjoon. "Aku sangat menyukaimu! Kumohon jadilah kekasihku!"

"Sayangnya aku sangat tidak menyukaimu. Minggir."

"Kenapa kita tidak mencobanya dulu? Aku yakin semakin kita saling mengenal aku bisa membuatmu menyukaiku juga. " ucapan gadis itu yang memaksa dan terlalu percaya diri membuat Namjoon tersenyum mengejek.

"Setelah jadi kekasihku kau mau apa? Pamer pada semua orang? Perlakuan istimewa dan hadiah mahal dariku? Atau ingin jadi populer? Kau hanya menyukai ketenaran dan uangku, dan kau kira aku tidak tahu?"

Gadis itu terdiam. Memang benar dia menyukai Namjoon hanya karena status dan kekayaan pemuda itu. Ditambah wajah tampan dan otak cerdas, dia pasti akan dianggap istimewa oleh teman-temannya di sekolah jika berhasil menggaet Namjoon.

"Kau ingin punya kekasih kaya yang bisa dipamerkan? Kenapa kau tidak pergi saja ke klub malam dan mencari om-om hidung belang di sana? Aku yakin mereka akan lebih sukarela memberimu kemewahan. Dan aku yakin kau akan jadi terkenal dalam sekejap karena menjadi simpanan om-om." ujar Namjoon cukup kejam kali ini.

Setelahnya Namjoon menyentak tangan gadis itu dari lengannya dan berjalan menuju kelasnya sendiri. Tak dipedulikan tatapan orang lain yang sebagian besar memujanya itu. Tapi sebagian kecil lainnya nampak takut melihatnya karena auranya yang dingin dan tatapan matanya yang tajam.

"Ditembak lagi?"

Namjoon melirik Jackson dengan malas. Pemuda asal Hongkong yang menjadi satu-satunya sahabat Namjoon itu hanya terkekeh ketika ditatap begitu.

"Kau terlalu dingin, Namjoon-ah..."

"Apa peduliku?"

"Lama-lama tidak ada yang mau dengamu, lho~"

"Like I care, Jack. Lagipula kau tahu aku membenci semua yang ada di sekelilingku."

"Termasuk aku?"

"Kau ingin kubenci juga?"

"Of course not. Aku tidak mau dibenci oleh sahabatku ini~" ujar Jackson dengan nada sing-a-song.

Baru saja Jackson ingin bicara lagi, mendadak ia menoleh ke luar kelas dan berdiri.

"Yo~ Jung Hoseok!" seru Jackson sambil mengangkat tangan. Melambai pada sosok yang melewati depan kelas mereka.

Pemuda yang dipanggil tadi berhenti lalu masuk ke kelas Jackson dan Namjoon. "Ada apa?"

"Tidak ada. Cuma iseng memanggil saja." Jackson menunjukkan cengiran bodohnya saat sosok yang dipanggil Hoseok itu berdecak kesal.

[NamSeok] ✔️ - A <=> Z Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang