L (Luka)

1.4K 200 8
                                    

Namjoon's POV

.

"Lagi-lagi kau datang ke sini dalam keadaan menangis, Hoseok..."

Aku menatap Hoseok yang sedang duduk termenung di beranda kamarku. Wajahnya sembab dengan jejak air mata yang mengering di pipinya.

"Maaf, Namjoon..."

"Jangan meminta maaf padaku."

Aku menyerahkan segelas peppermint tea ke arahnya. Dia menatap isi gelas itu kemudian tersenyum tipis ke arahku. "Kau selalu tahu minuman kesukaanku."

"Memangnya menurutmu sudah berapa lama kita saling mengenal?" aku balas tersenyum kemudian duduk di sampingnya. Aku dan Hoseok memang sudah saling kenal dari dari kecil. Tepatnya saat kami berusia enam tahun. Saat itu keluarga Hoseok baru saja pindah ke sebelah rumah keluargaku. Sejak saat itu kami menjadi sahabat dekat hingga sekarang.

Semuanya nyaris tak ada yang berubah, kecuali satu hal.

Senyuman Hoseok.

Senyuman tulus miliknya sudah terganti dengan senyum kesedihan akibat luka di hatinya.

Seandainya aku tak mengenalkan Hoseok pada orang itu dan jatuh cinta padanya, Hoseok tak akan jadi seperti ini.

"Berhenti berharap padanya, Hoseok. Sudah cukup Yoongi menyakitimu selama ini."

"Tapi aku mencintainya, Namjoon."

Asal kau tahu, Hoseok. Luka itu tidak hanya tergores di hatimu, tapi juga di hatiku ketika kau mengucapkan kalimat itu.

Kau mencintainya.

Dan di sini aku mencintaimu.

Aku menahannya selama bertahun-tahun karena tak ingin merusak persahabatan kita yang terjalin sejak kecil.

"Kalau begitu bicaralah dengannya besok. Untuk malam ini, kau menginap saja di sini..." aku menghela napas panjang setelah mengatakannya. Hoseok hanya mengangguk pelan dan menurutiku yang memintanya berganti pakaian dengan piyama yang sudah kusiapkan.

"Selamat tidur, Hoseok..."

.

.

.

Besoknya, Hoseok sudah tidak ada saat aku bangun. Hanya sebuat note kecil yang terletak di nakas samping tempat tidurku.

'Aku pulang dulu, Namjoon.
Maaf tak membangunkanmu terlebih dulu.'

Kebiasaan.

Dia pasti pulang tanpa membangunkanku.

Dan mungkin dia sudah bicara dengan kekasihnya itu?

Entahlah. Aku tidak ingin ikut campur permasalahan mereka. Aku hanya ingin menjadi pendengar yang baik untuk Hoseok.

Dan benar saja. Saat siang aku pergi ke kampus, kulihat Hoseok yang sudah kembali tersenyum cerah berjalan dengan Yoongi.

Syukurlah kali ini lukamu tidak bertahan lama. Biarlah aku yang terluka, asal itu bisa mengembalikan senyumanmu.

.

.

.

Aku duduk melamun di beranda kamarku dengan secangkir kopi hitam. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas. Mataku tak lepas memandangi bulan purnama yang bersinar tanpa terhalangi apapun. Ini sudah beberapa bulan berlalu semenjak Hoseok kembali rukun dengan kekasihnya. Syukurlah dia sudah kembali ceria.

[NamSeok] ✔️ - A <=> Z Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang