F (Family)

2K 232 12
                                    

Namjoon's POV

.

"Namjoon-ah... kenalkan ini saudara barumu..."

Aku mengingatnya. Mengingat saat pertama kali bertemu dengannya di acara pernikahan orang tua kami. Ayahku dengan ibunya.

"Hai! Aku Jung Hoseok. Kudengar kita berdua seumuran? Salam kenal~" dia menjabat tanganku lebih dulu. Memperkenalkan diri dengan senyumannya yang membuatku terpaku.

"Aku... Kim Namjoon."

Hanya itu yang bisa kukatakan.

.

.

.

"Namjoon-ah! Ayo cepat kita masuk!

Aku menatap Hoseok yang sudah keluar dari mobil lebih dulu dan tak sabar menunggu parkir. Matanya yang berbinar membuatku tersenyum.

"Kau sebegitu inginnya beli kue itu, huh?" tanyaku iseng setelah mengunci mobil. Pertanyaan yang sudah diketahui pasti jawabannya.

"Itu kan menu yang hanya dijual sebulan sekali. Bulan-bulan kemarin aku selalu kehabisan..." Hoseok merajuk. "Ayo!"

Aku pasrah saat tanganku ditarik Hoseok masuk ke dalam toko kue langganan kami. Di dalam toko itu sudah banyak yang antre dan membuat senyum Hoseok mulai pudar.

"Kalau seramai ini sih kita tidak akan kebagian..." ucapnya murung. Aku cuma bisa tersenyum melihatnya. "Kau tunggu di mobil. Biar aku yang coba mengantre." aku menyerahkan kunci mobil pada Hoseok yang hanya mengangguk dan langsung berjalan menuju parkiran. Setelah itu aku masuk ke toko kuenya lagi dan menghampiri bibi pemilik toko yang sudah menungguku di dekat dapur.

"Terima kasih banyak, bibi..."

Kuterima sekantong besar berisi berbagai macam kue, beberapa di antaranya adalah kue spesial yang Hoseok inginkan. Sebenarnya aku diam-diam sudah memesan kue-kue ini dari kemarin. Beruntung juga bibi pemilik toko kue itu sudah mengenalku dari aku kecil. Hoseok sendiri tak tahu soal itu.

Setelahnya aku keluar toko dengan senyum sumringah. Hoseok di mobil terkejut melihat kantong besar di tanganku.

"Kau dapat kuenya? Hebat!" serunya heboh, terlebih saat aku mengeluarkan lima bungkus kue spesial yang diinginkan itu.

"Sudah kubilang dari bulan lalu, bukan? Kalau kau pergi denganku, pasti akan dapat kuenya. Tapi dulu kau ngeyel pergi sendiri..."

"Terima kasih~~~"

Tanpa kuduga Hoseok memelukku erat dan mencium pipiku. Membuatku membeku beberapa detik.

"I-iya, sama-sama. Kau tak perlu heboh begitu. Sana makan..." aku berdehem kecil sambil pura-pura membenarkan posisi duduk. Kulirik Hoseok yang sudah sibuk dengan kuenya. Wajahku sudah pasti memerah akibat kecupannya tadi.

'Jangankan kue. Aku akan melakukan apapun asal kau terus tersenyum, Hoseok-ah...' aku hanya bisa mengatakan hal itu dalam hati.

.

.

.

Aku harus menahan diri dan tidak boleh sembarangan menunjukkan perasaanku pada Hoseok. Demi tuhan, dia adalah saudaraku. Meskipun tak memiliki hubungan darah, pernikahan orang tua kami membuatku tak bisa melewati batas keluarga itu.

Dan ketika akhirnya Hoseok menemukan seseorang yang istimewa di hatinya, saat itulah aku tak bisa melakukan apapun. Aku hanya bisa menahan perasaan sesak melihatnya bahagia dengan orang lain, bukan denganku.

[NamSeok] ✔️ - A <=> Z Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang