-1-

72 11 2
                                    

     Gue Savina Cerlin Raninditya, biasa dipanggil Sav ataupun Vina. Gue sekolah di salah satu sma swasta bergengsi di Kota Bandung. Taruna Nusa, ya itu sekolah gue, mimpi buruk gue dimulai ketika gue bersekolah di sana.

♣♣♣

-Author pov'

     Sore ini merupakan sore yang menyebalkan bagi Vina karena,

"Oma udah daftarin kamu disekolah Taruna Nusa, Senin besok kamu tinggal masuk nggak perlu ikut MOS,"kata oma Nindya,

"Oma apaan sih suka banget mutusin sepihak tanpa sepengetahuanku, Vina gak mau sekolah disana, lagian Vina juga gak tau dimana tu letak sekolahnya," jawab Vina seraya meninggalkan neneknya yang duduk di ruang santai,

"Yakin lo gak mau kak? Dih elo itu bego atau gimana sih? Disana itu banyak cogannnya, salah satu sekolah swasta bergengsi juga, lo kudet banget si kak," teriak Ressa adik sepupu Vina,

"Eh, lo anak kecil gak perlu ikut campur urusan gue!" bentak Vina,

"Vina! Ressa! Sejak kapan oma ngajarin kalian ngomong sekasar itu?!!" bentak oma,yang membuat Vina tidak terkejut karena sudah biasa mendengar bentakkan oma nya itu,

"Sejak oma selalu mentingin kemauan oma tanpa mau tau apa kemauan Vina!" jawab Vina dengan menutup pintu kamar dengan suara keras.

"Maaf oma omonganku kasar, Ressa kekamar dulu oma," jawab Ressa sambil berlalu menuju kamarnya.

     Oma Nindya hanya bisa menghela nafas berat entah apalagi yang akan terjadi setelah ini. Beliau sendiri sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk cucu tersayangnya, Savina Cerlin Raninditya.

♣♣♣

-Author pov'

     Oma Nindya, ya Vina tinggal bersama keluarga oma yang berasal dari sang ayah, ayahnya sendiri lebih memilih tinggal diluar kota dan mementingkan pekerjaannya ketimbang sang anak. Vina sendiri tidak mau peduli kenapa dia harus tinggal bersama oma nya, prinsip Vina saat mulai tinggal bersama oma nya yaitu "Dengarkan apa yang perlu didengarkan, abaikan yang perlu diabaikan, agar hatimu tidak remuk dan hancur berkeping - keping hanya karena sebuah kalimat".

♣♣♣

-Vina pov'

Hari ini hari pertama gue jadi salah satu siswi SMA Taruna Nusa yang katanya sih salah satu sekolah bergengsi, yang tentunya tanpa mengikuti MOS.

"Boleh kenalan? lo anak baru jugakan disini?" tanya anak perempuan yang menurut gue cantik,

"Oh iya, gue anak baru juga" jawab gue singkat,

"Kenalin gue Lysta Arniadisna,lo bisa panggil gue Lysta, btw lo gak ikut MOS?" jawabnya,

"Gue Savina Cerlin Raninditya, lo bisa panggil gue sav, gue gak ikutan Lys" jawab gue,

"Oh ya udah deh gue kesana dulu, met ketemu dilain hari ya," jawabnya sambil berlalu dari hadapan gue.

     Gue hanya mengangguk lalu pergi mencari tempat yang bisa dijadikan pelarian ketika gue bosan.Rooftop! Batin gue. Sebelum itu Vina harus ke ruang kepsek dulu untuk mengurus beberapa data yang harus dilengkapi.

♣♣♣

-Author pov'

Setelah semua urusannya selesai Vina langsung bergegas mencari pintu menuju rooftop sekolah itu, tak lama kemudian sampailah dia di rooftop.

"Setidaknya gue disini merasa tenang," kata Vina pada dirinya sendiri. Vina memandang betapa luas sekolahnya dari atap, agak sedikit takjub. Saat ini dia berfikir kenapa oma-nya menyuruh dengan tegas bersekolah disini padahal Vina masih bisa masuk ke SMA negeri. Entahlah dia tidak mau mengambil pusing akan hal tersebut, yang perlu dilakukannya sekarang hanyalah belajar serta menjadi kebanggaan oma-nya suatu saat nanti, walaupun itu sangat mustahil bagi Vina.

♣♣♣

-Vina pov'

     Gue mutusin buat balik kerumah setelah berada di rooftop selama 3jam, yang gue lakuin disana cuma baca novel yang baru gue beli kemarin, dengerin lagu kesukaan, buka tutup sosmed karena notif gak penting.

     Gue jalan menuju parkiran khusus mobil,ya.. Mobil baru yang dibelikan oma untukku sebagai hadiah karena mau menuruti keinginannya untuk bersekolah disini. Padahal gue udah nolak mentah -mentah gak mau itu mobil, karena bagi gue akan repot bila kena macet, tapi ya itulah oma tidak suka dibantah.

     Jarak gue semakin dekat sama mobil gue, but... Ada yang beda dari mobil gue,yapss!! Mobil gue lecet guys bukan lecet biasa, lecet hampir remuk bagian samping belakang. Mampus! Bisa abis gue sama oma! Mana mobil baru lagi, arghh! Berani bener ni orang yang udah ngebuat body mobil gue hampir remuk, belum tau siapa gue kalik ya. Besok gue bakal ngedapetin tu orang.
"Lo siswi baru kan? Kenapa belum balik?" tanya seorang cowok yang tiba - tiba ada dibelakang gue, gue sedikit terkejut akan hadirnya yang seperti jelangkung. Karena gue males ngerespon orang baru dan kayaknya itu kakak kelas, gue tinggal masuk ke mobil dan pergi dari tempat itu. Yang saat ini gue pikirin gimana caranya nanti gue ngejelasin ke oma, biar beliau nggak marah besar ke gue.

♣♣♣

My Complicated StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang