-21-

7 3 0
                                    

-Author pov'

     Tepat pukul 01.00 pagi Vina membuka matanya perlahan, dia merasakan ada yang menggenggam tangannya erat, yang menggenggam tak lain adalah ayahnya sendiri. Sang ayah merasakan pergerakan dari tangan sang putri langsung terbangun dari tidurnya,

"Sudah sadar nak? Perlu ayah panggilkan dokter?" tanya sang ayah deng sedikit nada cemas,

"Seperti yang anda lihat, tidak perlu, terima kasih," jawab Vina dingin,

"Kamu mau sesuatu?" tawar sang ayah,

"Ya saya mau sesuatu,"

"Apa itu?"

"Bawa saya pergi jauh dari negara ini tanpa sepengetahuan orang - orang terdekat saya, termasuk..... Oma," pinta Vina,

"Ayah tidak bisa melakukan itu Vina, ayah juga tidak bisa menyembunyikan kamu dari oma dan yang lain," jelas ayah,

"Bawa saya pergi atau saya tidak akan pernah menganggap anda sebagai ayah saya lagi," jawab Vina,

"Ck.. Jalan pikirmu terlalu sulit dan kamu pandai menghukum orang lain," jawab sang ayah seraya mengambil hp untuk menghubungi seseorang.

     Vina terpaksa meminta bantuan sang ayah karena keadaan dia yang tidak memungkinkan untuk kabur seorang diri, tak apalah pikir Vina.

♣♣♣

"Waalaikumsalam oma,iya halo oma ada apa?" jawab Vai,

"......"

"Ya oma! Saya akan segera kerumah sakit," jawab Vai seraya bergegas untuk mengambil kunci mobilnya dan pergi kerumah sakit,

♣♣♣

"Tolong suruh seseorang untuk  menghapus rekaman cctv ketika kita berjalan keluar dari rumah sakit, dan saya minta anda memblokir semua akses anda dengan orang - orang terdekat saya," perintah Vina kepada sang ayah,

"Tidak bisa begitu Vina! Membawa dan menyembunyikan dirimu saja itu sudah cukup! Tidak perlu memutus hubungan dengan yang lain! Dan ayah mohon panggil ayah dengan semestinya!" jawab ayah dengan nada tinggi,

"Silakan jika anda..ekhm..maksud saya ayah.. Tidak mau menuruti perkataan saya, maka bersiap untuk tidak lagi saya akui sebagai ayah dan bersiap pula dengan berita yang pagi ini akan muncul di tengah masyarakat," jawab Vina dingin,

"Oke!! Ayah turuti! Tapi ini yang terakhir!" jawab ayah dengan nada kesal,

     Vina tersenyum miring penuh kemenangan dalam mengendalikan sang ayah. "Maaf ayah bukan maksud untuk memanfaatkan tapi karena kondisi yang aku benci," batin Vina.

♣♣♣

-Vai pov'

     Selama 2 tahun gue nyari kemana perginya Savina yang tanpa meninggalkan jejaknya. Seluruh usaha udah gue keluarin, tapi hasilnya nihil. Kemana dia? Lihat Vina, betapa cerdasnya lo dalam hal seperti ini. 2 tahun ini juga kesehatan oma semakin memburuk karena terus memikirkan Savina yang entah kemana, dan ayahnya juga tidak pernah bisa dihubungi setelah adanya kejadian ini. Oma pernah mengatakan bahwa gue harus mencoba untuk mencari Vina keluar negeri tapi gue nolak, karena gue selalu berpikir bahwa Vina tidak akan sanggup pergi seorang diri dengan keadaan yang terakhir kali saat dirumah sakit. Savina menghapus semua akun sosmed yang berhubungan dengan gue maupun orang terdekatnya yang lain, gue tau dia kecewa mungkin marah,oh bukan mungkin lagi tapi memang iya dia marah besar kepada orang - orang yang ada disini. Termasuk gue. Gue nyerah buat nyari Savina. Bukan gue gak mau merjuangin, cuma gue tau semakin gue cari semakin Vina bakal ngejauh lagi.

My Complicated StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang