-18-

23 3 3
                                    

-Author pov'

      Seminggu sudah Savina menjalani pemulihan pasca operasi, kini dia dapat melihat kembali, melihat semua hal indah yang sempat tak terlihat olehnya.

      Esok Savina sudah bisa untuk bersekolah kembali, bertemu dengan teman - temannya kembali, pergi ke atap sekolah di waktu jam kosong, melakukan hal - hal hang menurutnya dapat membuat dia bahagia walau sekejap.

-Vina pov'

       Rasa syukur terus gue ucapkan dalam hati gue, bisa melihat kembali manusia - manusia konyol seperti Vai maupun Rey. Gue berkaca pada diri gue sendiri, dan merasa gak asing dengan mata ini yang kini telah ada dalam tubuhku,ata ini seperti sudah aku temukan sebelumnya, tapi siapa? Entahlah mungkin hanya sekedar perasaaan gue aja.

      Jujur gue ngerasa aneh sama Vai, biasanya dia yang cerita apa aja yang bersangkutan dengan gue, tapi untuk donor mata ini dia sama sekali gak cerita ke gue.

"Savina.... Tante boleh masuk??" suara tante Riri atau mama Ressa dengan mengetuk pintu kamar gue,

"Boleh tante, masuk aja gak dikunci," jawab gue, gak lama tante udah ada dikamar gue

"Ada apa tan?" tanya gue,

"Gini Sav, tante mau ngejelasin satu hal ke kamu,tapi tante mohon ke kamu, kamu jangan marah," ucapnya dengan nada lembut,

"Iya aku gak bakal marah tante," sahut gue,

"Masih inget kejadian waktu ayah kamu dateng jenguk kamu ke rumah sakit pasca kecelakaan itu?" tanya tante,

"Oh ya, kenapa?" sahut gue, dan gue mulai gak tenang karena gue tahu kemana arah pembicaraan ini,

"Kamu gak seharusnya ngebentak ayah kamu demikian, kamu harus bisa maafin beliau, satu hal yang perlu kamu tau Savina, semua hal yang berbau mewah dalam hidupmu itu semua dari ayahmu, bukankah kamu pewaris tunggal yayasan Taruna Nusa? Kamu pasti ingat itu kan? Itu juga murni dari kerja keras ayahmu Savina, semenjak ayahmu bercerai dengan ibumu memang dia menjadi seorang laki - laki yang work a holic karena memiliki tujuan untuk menyiapka masa depanmu sebaik mungkin, dia gak mau kamu jadi wanita yang tega yang tidak memiliki perasaan seperti ibumu, bukannya tante mau ngebuat kamu tambah benci sama ibumu tapi kamu pasti udah tau jelas seperti apa ceritanya, kamu udah paham semua Savina, tante cuma mau kamu maafin ayah kamu tulus dari hati kamu, tante cuma mau kamu menghargai perjuangan beliau," jelas tante ke gue,

"Tante.. Bukannya Vina gak ngehargain ayah, Vina tau, tau bahwa semua kemewahan yang Vina dapet itu memang dari ayah, Vina juga masih inget kalo Vina memang pewaris tunggal yayasan, tapi bukan berarti Vina sebagai anak tidak membutuhkan kasih sayang bukan? Kekayaan nggak bisa ngebeli ataupun ngasih kasih sayang ke Vina tante, apa tante pernah tanya ke Vina, kalo Vina bahagia atau gak? Gak pernah kan orang yang ada dirumah ini tanya hal itu ke aku? Karena kalian melihat Vina hidup mewah yang sudah pasti bahagia, itu kesimpulan kalian bukan? Tante, seorang anak tidak membutuhkan kekayaan yang besar, tidak membutuhkan warisan yang luar biasa, orang tua juga tidak perlu menyiapkan kemewahan yang luar biasa bagi anakanya hingga sudah menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sang anak dimasa depan,harta contohnya. Seorang anak hanya membutuhkan perhatian, kasih sayang, dukungan, kemudian tempat dia bercerita dikala dia down, atau sekedar menemani sang anak untuk belajar, sukses sang anak tidak ditentukan dari seberapa besar harta orang tua yang akan diwarisan kepada sang anak, tetapi kesuksesan sang anak bisa dia raih ketika dia bisa mendapatakan perhatian, kasih sayang, dukungan serta doa dari orang tua. Yang intinya cuma satu tante, harta tidak selamanya membawakan kebahagiaan," jelas gue seraya menghembuskan nafas berat,

"Lalu apakah kamu tidak bisa memaafkan ayahmu?" tanyanya kembali,

"Luka itu perlu waktu sembuh untuk mengering dan menghilang, itu yang sedang aku jalani sekarang tante, mungkin terkesan durhaka sama orang tua, tapi aku juga punya hak kapan aku bisa menerima dia kembali sebagai ayah ku," jawab gue,

My Complicated StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang