-Author pov'
Perlu waktu dua hari Vina menginap dirumah sakit untuk memulihkan keadaannya, yang tentunya Vina memohon kepada Rey dan Vai agar tidak melaporkan hal ini ke oma-nya. Terpaksa mereka harus berbohong jika Vina sedang menginap disekolahan, karena jika mereka memberitahu oma-nya tamatlah riwayat Savina.
-Vai pov'
Gue masih nggak nyangka sama Savina, dia hampir mati karena sayatan yang ada ditangannya hampir memutuskan urat nadinya. Itu anak otaknya udah kebawa angin di atap sekolah kali ya.. Kalo kek gini kan gue sama Rey yang repot harus pake acara bohong segala pula ke oma-nya. Duh ya Allah ampunii Vai ya Allah karena telah berbohong wkwkwk, alay ye.
Awal gue tau Vina masuk rumah sakit gue langsung cabut mapel kemudian nyusul Rey. Dan pertama kali tu monyet cewek sadar, gue marahin dia abis - abisan, gue nggak tau gimana lagi cara ngehentiin hobinya yang satu itu. Gue marah ke dia karena seakan - akan dia itu gak nganggep gue maupun Rey itu ada buat dia, gue gak pernah paham sama jalan pikirannya dia. Entahlah.
Hari ini Vina sudah diperbolehkan pulang karena sudah membaik, dengan kejadian kek gini kenapa gue ngerasa harus bisa lebih ngejagain dia ya? Mungkin karena janji gue ke oma-nya.
"Udah siap buat balik?" tanya gue,
"Menurut lo?" jawab Vina singkat,
"Lo itu abis sakit juga tetep aja galaknya masih nempel mulu," omel gue seraya menghembuskan nafas berat,
"Ya udah ayo kita balik, ntar oma semakin curiga," ucap gue, agar dia segera bangkit dari duduknya. Selama dia di rumah sakit gue maupun Rey bergantian untuk menjaga dia, karena kita cowok - cowok yang gak tega ninggalin dia sendiri di rumah sakit.
♣♣♣
-Vina pov'
Sehari setelah gue pulang dari rumah sakit esoknya gue langsung memutuskan untuk berangkat sekolah, karena percuma juga gue diem dirumah cuma ada mbak Siti sama pak Abdul.
20 menit gue sampai disekolah, rekor baru bagi gue pukul 06.15 udah nyampe disekolah. Gue langsung melangkahkan kaki menuju kelas.
"Lo kenapa masuk sih? Lo itu belum pulih total Sav," omel Rey yang ternyata dia berjalan dibelakangku persis,
"Suka - sukalahh wlee... Lagian dirumah juga sepi, ya udah gue berangkat aja," jawab gue, seraya melangkahkan kaki lebih cepat dari dia,
"Gak usah cepet - cepet! Tali sepatu lo lepas itu nyet!!" teriak Rey, dan...brukk!! Gue jatuh persis setelah Rey mengingatkan gue,
"Nahkan gue bilang juga apa hahahahhaaha...monyet gue jatuhh siann uhh..." tawa Rey, tanpa basa basi gue melepas kedua sepatu gue dan melempar ke arah Rey, dan yaps!! Tepat sasaran.
"Sukurin lo!! Makanya jangan ngetawain gue! Dasar lo kampret!" ejek gue seraya berdiri, melihat muka Rey merah padam tanpa basa basi gue langsung berlari tanpa mengambil kembali sepatu gue masa bodohlah yang penting gue terhindar dari Rey sekarang juga.
"Savinaaa!!!!!!!!!!!! Gak usah lari lo!!" teriak Rey seraya mengejar gue dan gue nengok kebelakang melihat dia yang tak lupa membawakan sepatu gue.
♣♣♣
-Author pov'
KAMU SEDANG MEMBACA
My Complicated Story
Teen FictionTrauma, ya satu kata tapi dapat membuat masa kini dan masa depan seseorang menjadi tidak menentu. Savina Cerlin Raninditya, memiliki kisah keluarga broken home, asmara, pertemanan hingga persahabatan yang mungkin berbeda dari orang lain. Baginya sem...