-14-

14 4 0
                                    

-Author pov'

      2 jam kemudian mereka semua telah sampai di kawasan puncak mereka berhenti sejenak untuk sekedar mempersiapkan semuanya lebih matang, sisa waktu yang ada sekarang yaitu 5 jam dari sekarang, namun tiba - tiba Vai mendapatkan telepon dari oma,

"Assalamu'alaikum oma, ada apa?" ucap Vai,

"...."

"Apa oma?!!! Savina gak ada dibangsalnya?!!" jawab Vai yang sepontan membuat orang yang ada disitu menatap bingung ke arahnya,

"....."

"Iya oma, Vai sama Rey bakal temuin Savina sekarang juga, oma yang tenang disitu sama bibi, bantuin doa ya oma.." ucap Vai

"...."

"Waalaikumsalam oma," tutup Vai, sebelum Vai memberitahukan informasi apa yang dia dapat Rey terlebih dahulu berbicara,

"Kalian terlalu lamban," ucap Rey,

"Ini pesan dari orang yang sama Va, Al," ucap Rey kembali,

"Savina hilang," ucap Vai yang membuat orang disitu terkejut, mereka bertanya dalam hati, bagaimana bisa? Tiba - tiba Al berbicara,

"Kita harus ngerubah rencana kita sebelumnya, kali ini kita harus berpencar, karena maksud dari pesan yang didapat Rey yaitu Savina sekarang sudah berada ditangannya, dan tidak menutup kemungkinan dia bisa melakukan hal - hal diluar kendali," ucap Al yang kemudian menjelaskan semua apa yang harus dilakukan dalam waktu singkat untuk menemukan 2 orang sekaligus, Al juga mengingatkan kepada tim medis untuk tidak membunyikan sirine karena itu akan membuat pergerakan mereka diketahui dan menyuruh mereka untuk mengikuti diantara rombongan polisi, tidak lupa Al mengingatkan kembali bahwa mereka juga harus teliti dengan tanah lapang yang sepi karena kemungkinan para anak buah Lysta sudah tau akan kedatangan mereka,pihak dari kepolisian sendiri sudah meminta bantuan tambahan karena mereka berpendapat bahwa hal ini harus memiliki anggota polisi cadangan dan memberikan handsfree headset untuk mereka gunakan agar bisa tetap berkomunikasi walaupun dengan jarak jauh. Tanpa perlu membuang- buang waktu mereka segera bergerak mengingat sisa waktu hanya tinggal 4 setengah jam.

      Dalam perjalanan pencarian, Al mendapatkan pesan,

"1 km dari tempat lo dan Vai berada," ucap Al yang kemudian mengarahkan Vai untuk berjalan lebih hati - hati, namun belum ada 1 km Vai mengerem mendadak karena tepat dideoan mobilnya ada seorang wanita yang sedang duduk bersimpuh dengan kepala tertunduk dan itu membuat Vai penasaran,

"Vai! Jangan bodoh! Ini belum ada 1km, jangan bertindak bodoh! Lewati atau kita akan kehilangan Savina sekaligus Ressa!" peringatan Al yang diberikan kepada Vai,

"Tapi itu..." ucap Vai dipotong oleh Al,

"Lo gak percaya? Oke gue tunjukin," sela Al seraya menembakkan arisoft gun nya ke arah wanita itu, dan ternyata itu hanyalah boneka lilin yang dibuat sama persis seperti manusia. Kemudian Al menyambungkan handsfree headsetnya ke tim yang lain untuk mengingatkan kepada mereka akan ada banyak jebakan maka mereka harus jeli dalam melihat.

      Sisa waktu yang mereka miliki kini tersisa 3 jam, agak sulit bagi mereka melakukan pencarian ini karena terbatasnya cahaya.

"Kanan," Al mendapatkan pesan itu untuk kesekian kalinya,dan...

"Vai!stop!!!" teriak Al yang membuat Vai mengerem secara mendadak,

"Liat kanan lo!" perintah Al, Vai melihat di tengah lapangan itu ada Ressa yang berdiri tetapi tangan kanan dan kirinya di ikat di masing - masing tiang yang ada disana dan tubuhnya sudah di penuhi darah, Vai bergegas turun dan menghampiri mereka, Al memberikan arahan kepada tim lainnya agar bergerak lebih cepat.

"Mau lo apa?!! Lepasin Ressa dan balikin Savina!!" bentak Vai ke arah Lysta, tanpa Vai sadari dibelakangnya sudah ada tiga anak buah Lysta yang masing - masing memegang senjata yang mengarah ke Vai, dan juga Al yang ternyata juga sudah ditangkap oleh beberapa anak buah Lysta, jika Vai melangkah 1 langkah saja maka senjata itu akan tepat mengenai kepalanya,

"Mau apa lo sekarang??? Hah?! Gak usah kebanyakan gaya! Lo sama gue itu lebih pinter gue! Mau lo bawa pasukan sebanyak apapun tetep gue bakal tau! Lo mau Savina balik? Lo juga mau Ressa?? Gampang banget lo ngebacotnya," ucap Lysta sinis, Vai terdiam namun dia sedikit berbisik berbicara kepada Al lewat handsfree headset nya "Al, jatuhin itu sekarang dan nyalakan," ucap Vai, kemudian Vai mengeset mobilnya lewat kacamata hitamnya untuk berjalan dengan kecepatan penuh dengan tujuan untuk menabrak anak buah Lysta yang ada dibelakang dirinya, "80km/jam,tepat sasaran,sekarang"

     Tak lama anak buah yang menangkap Al terkejut dengan ledakan yang ada dibelakang mereka, ledakan itu berasal dari benda kecil yang di jatuhkan Al tadi, kesempatan ini Al gunakan untuk menembak mereka dengan airsoft gun yang dia bawa tadi dan mengambil senjata yang mereka bawa. Bersamaan dengan itu 3 anak buah yang berada dibelakang Vai tertabrak oleh mobil Vai yang telah diset. Vai berjalan menuju tempat Lysta berdiri seraya menembakkan beberapa kali airsoft gun nya yang sengaja tidak dia kenakan Lysta atau bisa dikatakan sebagai tembakan peringatan. Tak berselang lama Rey dan asistennya datang untuk membantu Vai maupun Al.

"Bacot lo gede otak lo pinter tapi sayang perhitungan lo salah," ucap Vai seraya terus mendekati Lysta, tak berselang lama Lysta mengeluarkan senjatanya dan mengarahkan tepat kearahnya,

"Lo berhenti atau lo mati," ucapnya, Vai berhenti berjalan,kemudian dia berkata,

"Semua yang lo lakuin gak bakal ngebawa orang tua lo kembali!!" bentak Vai,

"Hahahahahah... Gue tau, tapi gue mau mereka juga ngerasain apa yang gue rasain!!" sahut Lysta, Vai terus melangkah dengan pelan dan Lysta telah siap untuk menembaknya.

"Apa? Lo mau ngebunuh gue?! Cepet lakuin!" tantang Vai, Rey yang melihat tangan Lysta sudah menarik trigger dan siap melepaskan pelurunya dan dengan cepat Rey berlari agar Vai terhindar dari tembakan itu, dan peluru itu tepat mengenai lengan kanannya. Vai yang melihat itu sontak terkejut.

     Dari belakang Lysta sudah ada polisi dan menembaknya dibagian kakinya, setelah dia menembak Rey, kemudian Al memberikan instruksi agar tim medis datang untuk menyelamatkan Ressa maupun Rey.

"Sekarang lo ngomong dimana Savina!" bentak Vai ke arah Lysta, tapi Lysta hanya terdian dan kemudian tersenyum sinis ke arah Vai seraya berkata,

"Gunain otak dan tenaga lo buat nyari dia," kemudian dia segera dibawa oleh polisi untuk diamankan, kemudian Vai dan Al kembali ke mobil mereka dan segera mencari Savina. Ada satu pesan di hp Vai yang belum terbaca,

"Tinggi,curam," ucap Vai seraya mengarahkan mobilnya ke tebing yang tidak jauh dari tempat dia berada sekarang. Dan ya benar! Savina tergeletak disana dengan darah yang mengalir dari kepalanya dan keadaan yang benar - benar sudah tidak memungkinkan lagi . Vai dan Al segera mengangkat tubuh Savina untuk dibawa ke mobil, kemudian Al meminta bantuan untuk mengirimkan helikopter dengan tujuan untuk membawa Savina ke rumah sakit lebih cepat.

♣♣♣

Ps: maaf kalo agak gak nyambung hehehe, lagi gak begitu ada ide. Terima kasih :)

My Complicated StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang