-Author pov'
Semakin hari Al dan Vina semakin dekat, tak jarang pula mereka sering pergi bersama. Lambat laun Vina mulai jauh dari jangkauan Vai maupun Rey, dan itu membuat kedua sahabat itu sangat khawatir, jangankan untuk kembali berkumpul bersama,chat mereka saja tak ada satu pun yang dibalas oleh Savina.
♣♣♣
-Vai pov'
Apa yang gue takutin selama ini terjadi,bukan karena Vina yang mulai menjauh dari gue maupun Rey,tapi karena gue tau siapa sebenernya Al yang sangat disayangi oleh Savina. Gue pengen banget ngasih tau Vina semuanya, tapi gue takut Vina bakal narik kesimpulan yang nggak - nggak ke gue.
Gue lagi ada di cafe tempat biasa gue nongkrong bareng 2 monyet gue, tetapi sekarang gue sendiri. Mata gue tertuju pada lelaki yang sedang bersama seorang perempuan, sepertinya nggak asing buat gue. Ya! Dia Al dan perempuan itu Lysta, mengapa mereka ada disini? Ada urusan apa mereka, gue penasaran apa yang mereka bicarakan otomatis gue pindah tempat duduk gue agak lumayan deket tapi gue pastikan mereka gak mengenal gue, karena sekarang gue pake hoodie hitam dan topi adidas gue.
"Gimana? Lo udah berhasil bikin Savina luluh sama lo?" yang udah gue pastikan itu suara Lysta, tak lama Al menjawab,
"Lo gak perlu meragukan kinerja gue, lagi pula gue juga ada untungnya deket sama Vina, mayan bisa gue manfaatin tu bocah," ucap Al, dan gue semakin penasaran kenapa Al maupun Lysta berlaku demikian,padahal setau gue Vina gak pernah punya masalah sama Lysta.
"Lo juga gerakannya cepet dikit dong, katanya lo mau suka sama Rey, gue udah ngebuat Vina makin jauh sama sohib - sohibnya lo nunggu apa lagi?" ucap Al kembali, gue nggak percaya apa yang barusan gue denger.
"Tapi gue juga pengen ngedeketin Vai Al.. Gue pengen si Vina itu bener - bener dibenci sama mereka berdua," ucap Lysta dengan nada kesal,
"Ahh tai lo Lys gue lagi yang repot, emang lo ada masalah apa si sama dia? Bukannya lo nggak ada masalah sama dia kan?" ucap Al dengan nada sedikit kesal,
"Gue punya dendam," jawab Lysta cukup ngebuat gue terkejut,
"Dendam? Cerita sama gue," respon Al,
"Kedua orang tua gue mati, karena Savina, orang tua gue mati sejak umur gue 10 tahun dan saat itu gue harus tinggal di panti asuhan. Saat umur gue 12 tahun gue diadopsi oleh keluarga gue yang sekarang......" cerita Lysta terus berlanjut dan gue tetep stay di situ sampai akhir pembicaraan mereka, oh ya percakapan mereka sedari awal udah gue rekam pake hp gue.
♣♣♣
-Rey pov'
Kecewa. Satu kata yang ngegambarin gue ke Savina. Entah gue gak paham dengan jalan pikirannya, gue sama Vai udah sering usaha buat nyadarin Vina, kalo Al itu sekedar manfaatin dia. Tapi ahh ya udahlah...
Ada notif line dari Vai,
"Besok ketemu pulsek di cafe biasa, pntg."
"Masalah?"
"Savina, dia dijebak, ada yang dendam sama dia dan juga ada sangkut pautnya sama lo,"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Complicated Story
Teen FictionTrauma, ya satu kata tapi dapat membuat masa kini dan masa depan seseorang menjadi tidak menentu. Savina Cerlin Raninditya, memiliki kisah keluarga broken home, asmara, pertemanan hingga persahabatan yang mungkin berbeda dari orang lain. Baginya sem...