Jisung menghentikan kegiatannya merakit standing lamp begitu ponselnya berbunyi nyaring. Hari itu Jisung terlihat sangat sibuk. Lantaran Jisung dan Sojung baru saja pindah ke rumah baru, banyak yang harus dipersiapkan dan dirapikan.
Di layar ponselnya tertera kalimat bertuliskan Jeojang Jihoon-ie. Tanpa berlama-lama, Jisung mengusap tombol berwarna hijau ke arah kanan, mengangkat panggilan tersebut. "Yeoboseyo Jihoon-ie?"
"Jisung-ie hyung, neomu bogoshipo," sahut seseorang di ujung sana. Jihoon melanjutkan ucapannya dengan nada suara diimut-imutkan. Ralat. Memang aslinya anak itu imut. "Setelah hyung menikah kita belum bertemu, bahkan hyung tidak meneleponku sama sekali. Mentang-mentang sudah punya istri, hyung jadi jahat begini"
Mendengar perkataan salah satu adik kesayangannya itu sontak membuat Jisung tersenyum. "Aigooo hoonie neomu kiyowo"
"Dari lahir hyung hahaha. Oh iya kami akan berkunjung ke rumah barumu," lanjut Jihoon.
"Kapan? Berapa orang? Jangan sekarang ya, hyung sedang repot sekali"
"Yahh, kami sudah di depan rumahmu hyung. Tolong buka pintunya"
"Ne?"
Saat itu juga terdengar bunyi bel yang ditekan tidak sabaran dan suara-suara yang berteriak memanggil Jisung dengan heboh.
"Jisung-ie hyung! Kami dataaang! Buka pintunyaaa! Aku lapar hyung, mau ayam! Yaakh Jaehwan-ie kakiku jangan diinjak! Jirungie hyuuung"
Sojung yang tadinya berada di dalam kamar sontak keluar begitu mendengar keributan tersebut. Matanya bertemu pandang dengan Jisung yang hendak membuka pintu depan. Tanpa perlu bicara, Jisung paham akan kebingungan yang tampak di mata Sojung.
"Adik-adikku.. Mereka datang berkunjung," papar Jisung menjelaskan.
Sojung berucap dalam hati. Masih bingung sendiri. Bukannya adikmu hanya Seulgi saja. Memangnya kau punya berapa banyak adik?
Sebelum mereka yang berada di balik pintu makin liar, Jisung bergegas membuka pintunya. Segerombolan pemuda berwajah menawan muncul begitu pintunya dibuka lebar-lebar. Dari raut wajahnya terlihat jelas mereka bahagia bisa bertemu Jisung lagi. Beberapa dari mereka tampak membawa buah tangan dan beberapa lagi tampak memeluk dan mengerubungi Jisung bersamaan.
Diam-diam Sojung memperhatikan mereka yang datang. Ada 10 orang. Sepertinya mereka berbeda-beda dari segi umur. Ada yang tampak mapan dan dewasa seperti Jisung, bahkan ada yang masih pelajar terlihat dari seragam yang dikenakan. Entah bagaimana Jisung bisa mengenal mereka. Sojung yakin mereka hanya teman, namun mereka sangat dekat layaknya sebuah keluarga.
"Kenapa lama sekali buka pintunya? Hyung sedang apa?" tanya seorang pemuda bertubuh kecil, namun ia memiliki wajah imut yang bisa membuat siapapun iri.
"Sedang merakit lampu untuk ruang tamu Sungwoon-ah," jawab Jisung seraya menunjuk ke standing lamp yang masih berantakan.
Beberapa dari mereka langsung meluyur masuk sebelum dipersilahkan. Seorang pemuda berwajah chubby dan pemuda berbahu lebar terkejut begitu menyadari keberadaan Sojung.
"Oh! Annyeong haseyo noona," ucap mereka berdua bersamaan. Seakan dikomando, yang lain ikut mengucapkan salam sambil membungkuk sopan ke arah Sojung. "Annyeong haseyo!!!" imbuh mereka serentak.
Meski pelan bahkan hampir tidak terdengar, Sojung membalas salam dan membungkuk canggung ke arah mereka. Tak tahu harus bicara apa lagi pada kesebelasan laki-laki di hadapannya, Sojung langsung berbalik kembali ke kamarnya. Meninggalkan kebingungan di wajah pemuda-pemuda itu. Padahal mereka baru saja ingin memperkenalkan diri satu persatu, namun sudah ditinggal lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINDHEARTED HUSBAND
Roman d'amourSeseorang dengan hati yang lembut dan baik bukanlah orang yang bodoh. Ia jelas mengetahui apa yang orang lain lakukan terhadapnya, tapi ia selalu memaafkan lagi dan lagi karena dirinya memiliki hati yang tulus. Seseorang dengan hati yang sempurna it...