Rutinitas kembali.
Hari senin pagi.. Jisung dan Sojung tetap berangkat ke kantor seperti biasa. Begitupula Sungwoon dan Seulgi. Padahal mereka berempat baru saja tiba di Seoul di hari minggu malam.
Hanya saja ada perbedaan yang terasa. Jisung berangkat pagi-pagi sekali. Ketika Sojung bangun, pria itu sudah tidak ada. Jika biasanya mereka akan sarapan bersama lalu Jisung mengantarnya ke kantor, kali ini tidak seperti itu. Jisung seolah menghindar.
Namun mau bagaimanapun Jisung bersikap tidak peduli, pria itu tetap menunjukkan sisi perhatiannya.
Begitu mendekati meja makan, Sojung melihat sudah ada sarapan yang tersaji. Beberapa potong sandwich dan teh madu kesukaan Sojung. Ia melirik vas kaca berisikan beberapa tangkai bunga matahari di atas meja. Menarik kertas kecil yang diletakkan di sela-sela bunga tersebut. Notes itu bertuliskan--jangan lupa sarapan sebelum berangkat.
Sojung tersenyum miris. Lelaki ini benar-benar tulus. Bagaimana ia tega mengabaikannya selama ini?
Wanita itu meraih ponselnya. Kemudian mengetikkan pesan yang ditujukan untuk Jisung.
Terima kasih sarapannya.
Sudah sampai kantor?Sojung pikir pesannya itu akan menggantung tanpa balasan. Namun tak berapa lama ponselnya berdenting tanda ada pesan masuk.
Yoon Jisung
Sudah. Maaf tidak bisa mengantarmu.
Sojung segera membalas pesan yang masuk itu dengan cepat. Mendadak khawatir dengan keadaan pria itu.
Tidak apa-apa.
Kau baik-baik saja Jisung?Butuh waktu beberapa menit sampai Jisung membalasnya. Tiga kata pedih sebagai balasannya.
Jangan pedulikan aku.
Entah kenapa hati Sojung terasa retak. Dirinya tak terbiasa menghadapi Jisung yang seperti ini.
Kumohon jangan berkata seperti itu Jisung-ah.
Pesan yang Sojung kirimkan itu kali ini benar-benar menggantung tanpa balasan. Sojung meraih setangkai bunga matahari dan terpaku. Merenungkan sikapnya. Benar kata orang-orang. Penyesalan memang selalu datang terlambat.
🌻🌻🌻🌻🌻
Kegelapan menyapa indera penglihatan Sojung begitu dirinya membuka pintu rumah. Wanita itu baru saja pulang dari kantor. Melihat keadaan rumah yang gelap gulita seperti ini, Sojung langsung menarik kesimpulan bahwa Jisung mungkin saja belum pulang.
Namun ketika Sojung menyalakan lampu kamar, dirinya bisa melihat ada seseorang yang tertidur di sofa. Selimut tebal menyelimuti tubuhnya sampai batas bahu. Ternyata Jisung sudah pulang. Hanya saja laki-laki itu langsung tidur dan mungkin lupa menyalakan seluruh lampu rumah.
Melihat Jisung sudah berada di rumah, membuat Sojung menghela nafas lega. Tadinya ia khawatir Jisung akan pergi dan menghindarinya lagi seperti tempo hari. Namun sepertinya tidak.
Usai membersihkan diri, Sojung naik ke tempat tidurnya dan bersiap untuk beristirahat. Baru saja ia memejamkan mata, tiba-tiba ia mendengar rintihan pelan dari seseorang. Suaranya terdengar seperti menahan sakit.
Spontan Sojung langsung duduk di tempat tidurnya. Suara rintihan tersebut datang dari arah sofa. Dengan cepat wanita itu bangun dan menuju ke sumber suara dengan perasaan khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINDHEARTED HUSBAND
RomansaSeseorang dengan hati yang lembut dan baik bukanlah orang yang bodoh. Ia jelas mengetahui apa yang orang lain lakukan terhadapnya, tapi ia selalu memaafkan lagi dan lagi karena dirinya memiliki hati yang tulus. Seseorang dengan hati yang sempurna it...