Manik mata Jisung dan Sojung membulat sempurna begitu menyadari kalau rumah barunya kini sudah tidak berbentuk lagi. Anak-anak rusuh biang onar yang sudah membuat rumahnya seperti kapal pecah itu saat ini sudah pulang. Tinggallah pengantin baru tersebut yang kebingungan bagaimana cara membereskan rumahnya seperti sedia kala.
Tadinya Minhyun bersikeras ingin tetap tinggal, guna membantu membereskan rumah hyungnya. Kebetulan pemuda itu juga cinta kebersihan. Merapikan hal semacam ini akan sangat menyenangkan bagi Minhyun. Namun Jisung memaksa Minhyun untuk pulang bersama adik-adiknya yang lain karena hari sudah malam. Sojung juga melakukan hal yang sama. Tadinya Yerin berniat membantu bersih-bersih namun Sojung menolaknya dan menyuruhnya untuk pulang juga.
"Kau pasti lelah, istirahatlah. Biar aku saja yang-"
Ucapan Jisung itu seketika terhenti begitu Sojung memotongnya sambil berdecak sebal.
"Tidak! Aku akan bantu bereskan juga. Rumah ini seperti baru saja terkena tsunami! Jangan memaksaku untuk duduk diam dengan keadaan rumah seperti ini!" bentak Sojung yang mendadak emosi. "Aku akan beres-beres dapur terlebih dahulu"
Setelahnya Sojung langsung melangkah menuju dapur dan meninggalkan Jisung yang terdiam di ruang tamu. Di dapur wanita itu mulai merutuki dirinya sendiri karena lagi-lagi lepas kendali. Dirinya hanya kesal dengan Jisung yang selalu berkata biar aku saja.. biar aku saja..
Sebelumnya Jisung berkata biar aku saja yang memasak. Biar aku saja yang bawakan mangkuknya. Dan tentu Sojung dapat menebak apa yang ingin Jisung ucapkan barusan..
Biar aku saja yang bereskan semuanya.
Uh! Bagaimana Sojung tidak merasa kesal mendengarnya. Meski Sojung menyadari bahwa itu merupakan bentuk dari perhatian seorang Yoon Jisung. Namun Sojung tak suka. Dirinya hendak menjaga jarak dengan lelaki berstatus suaminya itu. Kalau seperti ini terus bisa-bisa Sojung...
"Sojung-ah.."
Wanita cantik itu terhenyak saat mendengar suara Jisung berada persis di belakangnya. Sojung segera berpura-pura mengelap konter dapur. Berusaha membuat dirinya sibuk.
"Hm?" tanggapnya singkat.
"Sojung marah ya?" tanya Jisung dengan nada suara yang terdengar lucu. Seperti anak kecil.
"Tidak," jawab Sojung seadanya.
"Sojung marah lagi ya?"
"Tidak!"
"Jelas-jelas Sojung marah"
"Aku bilang tidak ya tidak! Kau ini-"
Pada saat berbalik Sojung dikejutkan dengan bunga matahari yang disodorkan ke arahnya. Bukan buket yang dihias indah, hanya beberapa tangkai bunga matahari yang diikat sederhana namun tetap cantik. Mata Sojung tentu berbinar melihatnya. Amarahnya seketika menguap. Wanita itu memang penggemar bunga matahari. Bahkan ada alasan lain mengapa ia bisa suka dengan bunga berwarna kuning cerah tersebut.
"Mianhae," ucap Jisung seraya menjulurkan bunga matahari itu ke arahnya. Wajahnya tampak sedikit menunduk dengan ekspresi mirip anak yang baru saja melakukan kesalahan. Lucu sekali. "Aku selalu membuatmu kesal," imbuhnya lagi.
Sojung menatap ke arah bunga matahari itu dan wajah lucu Jisung secara bergantian. Bingung harus menanggapinya seperti apa.
"Kau tidak mau memaafkanku ya sampai-sampai bunganya tidak diambil"
Mendengar itu Sojung lantas mengambil alih bunganya dari tangan Jisung. Pria itu mendongakkan kepalanya kemudian tersenyum cerah. Wajahnya tampak sumringah. Berbeda sekali dengan eskpresinya beberapa menit yang lalu. Sojung mengernyitkan alisnya. Pria ini.. sepertinya memiliki sejuta ekspresi. Karena bisa dengan mudahnya mengubah eskpresi wajah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINDHEARTED HUSBAND
RomanceSeseorang dengan hati yang lembut dan baik bukanlah orang yang bodoh. Ia jelas mengetahui apa yang orang lain lakukan terhadapnya, tapi ia selalu memaafkan lagi dan lagi karena dirinya memiliki hati yang tulus. Seseorang dengan hati yang sempurna it...