CLOSER

276 34 101
                                    

Jika biasanya orang-orang berpacaran sebelum menikah. Maka beda kasusnya dengan Jisung dan Sojung.

Keduanya justru bagai berpacaran setelah menikah.

Awalnya memang terikat perjodohan. Namun hati tetap tak bisa bohong. Meski mati-matian berusaha menjaga jarak, nyatanya keduanya bahkan tak bisa saling berjauhan.

Suara hentakan heels Sojung terdengar saat dirinya berjalan di lobby menuju pintu keluar kantornya. Ia merasakan ada seseorang yang menepuk bahu kirinya, namun saat menoleh tak ada siapapun di sana. Sojung mengernyit heran. Kepalanya sontak menoleh ke kanan dan langsung mendapati Jisung yang berseru keras mengagetkan.

"DOR!" seru Jisung tiba-tiba.

Sedari tadi Jisung memang sengaja bersembunyi di balik pilar. Dengan isengnya menepuk bahu kiri Sojung lalu kabur ke sebelah kanannya. Gelak tawa lelaki itu terdengar sesudahnya.

"JISUNG! Ishhh kaget aku!" Sojung lantas memukuli bahu Jisung anarkis. "Kubilang kan tidak usah jemput"

"Wae?" Laki-laki itu menurunkan senyumannya. "Sekali-sekali jemput istri sendiri tidak jadi masalah kan?"

Sojung mencubit hidung mancung Jisung. Akhir-akhir ini kebiasaan itu menjadi hal yang sangat ia gemari. "Iya Jirungie kesayangan Sophrodite"

Keduanya lupa jika saat ini mereka masih berada di lobby kantor. Mereka sepertinya tak peduli jika banyak pasang mata yang memperhatikan. Sampai dari sudut matanya Sojung menyadari ada seseorang--yang tak lain adalah Chansung--hendak keluar dari pintu lift.

Sojung langsung mengaitkan lengannya pada Jisung dan berbisik, "Cium aku"

"Ne?!!" Syok. Ekspresi apalagi selain itu yang bisa Jisung gambarkan. "Kau serius? Di sini?"

"Iya!" tanggap Sojung cepat. Ia melihat Chansung mulai berjalan mendekat.

Jisung memperhatikan sekeliling. "Banyak orang. Nanti saja di rumah ya?"

"Sekarang!" geram Sojung dengan suara rendah agar tak terdengar.

Pada akhirnya Jisung menuruti dan memilih untuk mencium puncak kepala Sojung seraya memeluknya. Begitu saja sudah membuat beberapa gadis yang lewat berbisik iri. Tadinya Jisung sempat berpikir untuk mencium bibir Sojung namun itu akan kelihatan tidak etis jika harus dilakukan di depan umum. Apalagi mereka masih di lingkup tempat kerja.

Hingga akhirnya Jisung bersitatap dengan Chansung yang berdiri mematung memperhatikan mereka dari kejauhan.

Oh pantas saja Sojung keras kepala begini. Ada dia rupanya. Batin Jisung menyadari.

Jisung semakin mengeratkan pelukan. Mencium puncak kepala Sojung sekali lagi. Tersenyum dan berujar lantang--memastikan agar perkataannya sampai ke telinga Chansung.

"Kita pulang sekarang, sayang" Jisung menekankan kata di akhir kalimat. Melirik Chansung sekilas. Lalu membawa Sojung keluar dari lobby kantornya.

Ketika mereka berdua sudah agak jauh dan menuju ke tempat dimana mobil Jisung terparkir, Sojung mulai menyerukan pertanyaan.

"Kenapa malah cium-cium kepala sih?" seru Sojung seraya menunjuk-nunjuk puncak kepalanya.

"Lalu aku harus cium apa? Bibirmu? Percayalah aku juga mau," ucap Jisung jujur dengan sorot penuh harap. "Tapi lihat tadi itu kita masih di lobby. Kalau besok kau jadi bahan gosip rekan sekantormu bagaimana?"

"Tidak apa-apa. Ciumannya dengan suami sendiri ini," sahut Sojung santai. Membuat Jisung melongo. Semenjak keduanya saling mengungkapkan rasa, Sojung jadi semakin blak-blakan.

KINDHEARTED HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang