Prediksi Sojung yang mengatakan mereka akan tiba di Busan tengah malam sesungguhnya agak berlebihan.
Pasalnya saat ini waktu baru menunjukkan pukul 8 malam saat Jisung memarkirkan mobilnya di depan rumah Sojung. Memang melebihi waktu biasanya, tapi setidaknya tidak sampai tengah malam juga.
Jisung meregangkan sendi-sendinya yang terasa kaku akibat terlalu lama mengemudi. Ditambah ia agak gugup lantaran ini kali pertamanya membawa mobil sendiri dengan jarak sejauh itu.
Laki-laki itu menoleh dan mendapati Sojung tertidur di kursi penumpang sebelahnya. Usai perdebatan yang mereka lakukan di sepanjang perjalanan, wanita itu akhirnya kelelahan juga.
Jisung tersenyum. Tangannya lantas menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik Sojung.
Ini juga kali pertama Jisung bisa menatap paras cantik Sojung sebegitu dekat. Ditambah wajah Sojung saat ini tidak menampilkan ekspresi marah atau kesal--yang sehari-harinya selalu ia tunjukkan pada Jisung--melainkan yang tampak hanyalah raut polos dan damai.
Selama beberapa menit Jisung hanya diam memandangi wajah pulas Sojung. Kapanlagi ia bisa menikmati keindahan seperti ini. Bisa dibilang momen ini begitu langka untuknya.
Namun Jisung tak tega jika harus membiarkan Sojung tertidur dalam posisi duduk seperti itu terus menerus. Jadi ia berpikir harus membangunkannya.
Jisung mengusak poni Sojung lembut. "Sojung-ah.. ireona. Kita sudah sampai"
Wanita itu membuka matanya perlahan, namun sepersekian detik maniknya tertutup kembali. Jisung terkekeh. Gemas melihatnya. Dan seketika keusilan pria itu muncul.
Jari telunjuk Jisung terulur menusuk-nusuk pipi Sojung. "Tidak mau bangun? Ya sudah kalau begitu aku gendong saja"
Sebenarnya Sojung sudah bangun namun masih agak mengantuk sehingga ia memejamkan matanya kembali. Setelah mendengar ucapan Jisung barusan, mendadak matanya terbuka lebar kemudian refleks menekuk jari Jisung yang menyentuh pipinya.
"Aduduh!"
Jisung mengusap jari telunjuknya yang ditekuk dengan tidak manusiawi oleh Sojung. Belum selesai, wanita itu juga menepuk kening Jisung. Sekali tepukan namun menyakitkan.
"Yaaah!" pekik Jisung. Kaget dan tak menyangka akan menerima serangan di kening juga.
"Jangan macam-macam kau!"
Setelah melontarkan kalimat bernada ancaman, Sojung lantas melepas seatbelt-nya kemudian langsung keluar dari mobil.
Jisung juga ikut keluar. Masih mengusap keningnya yang terasa panas, pria itu mulai menggerutu--jelas ditujukan untuk Sojung.
"Galak!"
"Apa katamu?!" sergah Sojung tak terima. Tangannya sudah terangkat ingin memukul Jisung lagi.
Pria itu lantas mundur beberapa langkah, menghindari serangan. "Iya iya ampun"
Untungnya Jisung adalah tipe pria pengalah yang sabar menghadapi cobaan. Jadi daripada urusan semakin panjang, Jisung memilih untuk tidak memancing keributan lagi.
Sojung menekan bel rumahnya. Tak lama muncul wanita paruh baya yang masih tampak cantik. Sebuah senyum terulas di wajahnya. Sojung sudah merentangkan tangan siap melemparkan diri ke pelukan sang ibu. Namun tanpa diduga ibunda Sojung malah memeluk Jisung yang berada di belakangnya. Jisung menyambut pelukan itu setengah kaget sekaligus senang.
“Eomma rindu sekali padamu Jisung-ah,” ujar ibunda Sojung seraya mengusap-usap punggung suami dari putrinya itu.
Pemuda itu terkekeh saat mendengarnya. Ia kemudian menanggapi dengan nada suara yang terdengar lucu. “Benarkah? Jisung lebih rinduuu eomma”
KAMU SEDANG MEMBACA
KINDHEARTED HUSBAND
RomansaSeseorang dengan hati yang lembut dan baik bukanlah orang yang bodoh. Ia jelas mengetahui apa yang orang lain lakukan terhadapnya, tapi ia selalu memaafkan lagi dan lagi karena dirinya memiliki hati yang tulus. Seseorang dengan hati yang sempurna it...