[NOT] WHITE LIES

207 33 106
                                    

Mungkin memang Sojung yang tidak beruntung ataukah takdir yang membuatnya harus terjebak dengan seseorang dari masa lalunya.

Pasalnya pengajuan dirinya untuk berpindah ke divisi lain tidak disetujui oleh pemimpin perusahaan. Memang tidak sepenuhnya ditolak. Namun tetap saja ada kondisi yang harus ia jalani.

Sebelum ada pengganti yang sesuai kriteria, Sojung belum diizinkan untuk pindah ke divisi lain. Oleh sebab itulah, mau tidak mau, suka tidak suka, Sojung mesti tetap berhadapan dengan Chansung hampir di setiap harinya.

Namun entah kenapa Sojung merasa kesempatan itu dimanfaatkan sepenuhnya oleh Chansung. Pekerjaannya ditambah, jam pulangnya jadi tidak teratur dan masih banyak hal-hal tak terduga yang biasanya tidak diterapkan kini menjadi suatu keharusan.

Seolah laki-laki itu mencoba jadi atasan yang kejam atau memang itu hanya alasan agar Sojung terus berada di sisinya. Entahlah tidak ada yang tahu isi kepala Chansung kecuali dirinya sendiri.

TING!

Suara tanda pesan masuk terdengar. Sojung meraih ponselnya cepat dari meja kerjanya.

Yoon Jisung

Apa kau pulang tepat waktu hari ini? Aku jemput bagaimana?

Semenjak sudah rutin bekerja, Jisung tentu saja tahu bagaimana tidak teraturnya jam pulang Sojung. Seringkali yang tiba di rumah lebih dulu malah Jisung dibandingkan Sojung. Laki-laki itu sering melewatkan makan malamnya sendiri, sementara Sojung selalu makan malam bersama Chansung dan klien dengan embel-embel demi kepentingan perusahaan.

Baru saja Sojung ingin membalas pesan Jisung dengan mengatakan ia akan pulang seperti biasa hari ini. Namun kata-kata tersebut harus ia ubah ulang begitu Chansung menghampiri mejanya.

"Tolong siapkan jadwalku selama seminggu ke depan," titah Chansung padanya.

Sojung menampilkan ekspresi tak bersahabat. "Tapi ini sudah waktunya aku pulang"

"Aku tahu. Tapi aku memerlukannya sekarang juga. Aku ingin lihat apa ada jadwal yang perlu kurevisi," Chansung kemudian menambahkan. "Aku juga mengerti sebenarnya kau muak bukan berurusan denganku? Apapun itu, singkirkan masalah pribadi kita dan tunjukkan loyalitasmu untuk perusahaan"

Setelah mengatakan hal tersebut, Chansung pergi dari hadapan Sojung. Pura-pura tidak mendengar helaan nafas dan gerutuan Sojung di belakangnya.

Manik Sojung kembali teralih pada ponsel di tangannya. Wanita itu membalas pesan yang belum terbalaskan tadi.

Mian. Aku akan pulang terlambat.
Masih ada pekerjaan yang harus kuselesaikan.

Dan kau tidak perlu jemput.
Aku bisa pulang naik taksi.
Istirahatlah.

Tak lama, pesannya memunculkan notif bahwa sudah terbaca. Hanya selang beberapa detik, muncul pesan balasan dari Jisung.

Lagi? Kau pasti lelah T_T

Aku khawatir jika kau pulang terlalu malam. Tetap aku jemput ya?

Tanpa disadari Sojung tersenyum. Jisung begitu perhatian padanya. Setiap hari lelaki ini selalu menawarkan diri untuk menjemputnya. Meski ia sudah menikah dan hal tersebut wajar dilakukan oleh seorang suami, sikap Sojung yang terbiasa mandiri dan tak mau merepotkan tidak bisa dihilangkan begitu saja. Oleh sebab itulah ia selalu menolak.

KINDHEARTED HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang