Kericuhan yang terjadi dapat diredam meskipun Haruko harus ikut andil dengan sangat keras. Hana dibawa oleh beberapa pelayan untuk kembali ke kamarnya. Setelah itu, kericuhan beralih. Bukan lagi bicara tentang bagaimana masalah hari itu terjadi, namun berbagai pertanyaan muncul dari bibir para bangsawan muda tersebut.
"Siapa dia sebenarnya?"
"Tidak bisakah seseorang menahannya di sini?"
"Apa dia lelaki? Kenapa cantik sekali?"
"Apa dia adalah bunga yang selama ini disembunyikan?"
Haruko mencoba menjawab semua pertanyaan itu dengan sangat lembut, meskipun hatinya sedikit tercabik. Lagi, ada yang melihat bunga di okiya ini. Dan jelasnya, bunga itu adalah bunga yang tak bisa dimiliki oleh semua orang. Haruko cukup realistis, jadi dia tak akan membiarkan Hana jatuh ke pelukan lelaki satu ke yang lain hanya untuk bersenang-senang.
Di antara kekaguman itu, Yazuhiro hanya bungkam. Hatinya mendadak gemas tak keruan. Dia marah. Ini kali pertama seseorang dengan kasta rendah berani mengkritiknya. Jelasnya, perilaku itu tak akan pernah dia maafkan. Suasana hatinya lebih buruk daripada sebelumnya.
"Anda baik-baik saja, Tuan?" Haruko mencoba untuk mencairkan suasana dengan mengajak Yazuhiro mengobrol. Namun, Yazuhiro sedang tidak ingin memperbaiki semuanya.
Dengan arogan, lelaki itu membuka mulutnya kembali.
"Siapa dia?"
Haruko tanggap dengan orang yang dimaksud, lantas wanita itu membungkukkan badannya kembali.
"Maafkan kami atas kekurangajaran ini, Yazuhiro-dono..."
"Siapa dia?"
"Dia... hanya seorang pelayan di tempat ini. Kami tidak cukup mendidiknya dengan baik. Karena itulah... kami mohon agar Yazuhiro-dono mau mengampuninya."
Yazuhiro masih tak mau mengampuninya. Di balik sikap kurang ajarnya, pelayan itu memiliki mata bening yang mengusik hatinya. Wajahnya cantik seperti sakura pada musim semi, namun apa yang dia ucapkan mampu mencapai relung hati Yazuhiro. Dia tak peduli dengan ucapan jahat yang orang-orang bicarakan di belakangnya. Sayangnya sekarang dia merasakannya. Dia merasa sangat diadili, tetapi tak mampu menghukum orang yang kurang ajar tersebut.
"Kau dengar aku tanya namanya, bukan?" Yazuhiro masih fokus pada pertanyaan semula. Haruko mengangguk dan menunduk hormat.
"Namanya Hana..."
"Dia lelaki, bukan?"
Haruko menunduk, lantas mengangguk lagi. Yazuhiro tak pernah peduli dengan rumor dan isu, namun sesekali dia pernah mendengar isu tentang okiya ini. Tempat ini menyediakan pelayanan dan juga geisha cantik yang terkenal sampai ke penjuru dunia. Karena itulah Yazuhiro mulai paham kenapa rumor dan isu itu berembus. Mungkin pelayan itu adalah geisha tersembunyi yang dirumorkan.
Namun dia lelaki.
"Bagaimana bisa kau memberikan pelajaran yang tak pantas untuk pelayanmu sendiri? Apa begitu caranya menyambut tamu?"
Haruko membungkuk hormat lagi-lagi. Wanita itu sudah diberitahu tentang bagaimana sifat dan tabiat Yazuhiro, namun sebenarnya wanita itu tidak menganggap Yazuhiro kasar. Ada aura kesepian yang muncul, karena di masa lalu lelaki ini begitu penyayang dan juga manis. Mungkin sejak kematian ibunya dia jadi begini. Dengan kesimpulan itulah Haruko bertahan untuk beramah-tamah dengannya. Yazuhiro memang tak banyak bicara, namun dia sepertinya masih peduli dan peka dengan apa yang terjadi di sekitar.
"Kami akan memberinya pelajaran yang baik, Tuan..."
"Lalu? Apa dia akan muncul lagi ketika aku datang ke sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gay-Sha
RomanceHana bukan geisha di okiya itu. Namun, kecantikannya melebihi para geisha di mana pun berada. Banyak lelaki yang jatuh dan tunduk di kakinya, hanya untuk ditemani oleh Hana. Sayangnya, Hana hanya pelayan. Dia juga lelaki. Meski ada riwayat geisha pe...