Yazuhiro kembali. Ibukota dalam masalah dan memerlukan bantuannya. Sebagai keluarga bangsawan terpandang, Yazuhiro juga harus datang. Dia pulang tanpa kalimat apa pun, selain bisikan jahat di telinga Hana.
"Aku akan kembali!" bisiknya.
Hana membisu. Kehidupannya dengan Yazuhiro sangat menyebalkan akhir-akhir ini, namun ketika mendengar Yazuhiro akan kembali ke ibukota, hatinya mendadak cemas. Hana tidak tahu kenapa perasaannya jadi begini plin-plan dan membingungkan. Kereta kuda yang mengangkut Yazuhiro bergerak meninggalkan okiya, menyisakan banyak galau yang ada di hati Hana.
"Kenapa kau masih di sini? Masuklah, Hana! Di sini dingin..." Machiko menggandeng lengannya masuk. Hana mengangguk pelan, lalu mengikuti langkah Machiko. Tak ada gunanya berdiri di sana. Lagi pula... Yazuhiro memang harus kembali ke tempatnya berada demi tanggung jawab.
Akan tetapi, desas-desus menakutkan itu masih bergejolak. Setelah Yazuhiro berhasil "menyewa" Hana, semua bangsawan juga ikut tertarik. Haruko kesal. Dia memendam amarah. Karena itulah dia lebih mengawasi Hana lebih dari sebelumnya. Hana juga merasa bersalah. Dia menganggap semua kericuhan dingin ini diakibatkan karena dirinya.
"Apa salahku sebenarnya?" Hana menunduk sedih. Dia tidak tahu kenapa banyak orang yang membuatnya seperti ini. Dia merasa semua orang seperti sedang mencoba menariknya.
Hana tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia hanya harus menuruti apa pun yang Haruko katakan. Biasanya Hana masih sempat ikut Machiko ke pasar, namun sekarang tidak lagi. Semuanya berubah. Kediaman terpisah di okiya dibersihkan. Hana tinggal di sana untuk sementara waktu, hanya untuk menghindari pandangan tamu. Gelak tawa para geisha masih ada. Sebagai hiburan karena Haruko sedih meninggalkan Hana seorang diri, Haruko memberinya sebuah alat musik agar Hana tidak kesepian.
Sementara itu, Yazuhiro juga sedang sibuk dengan urusannya di ibukota. Beberapa orang sepertinya sedang mencari gara-gara dengan keluarganya. Transaksi yang harusnya berjalan lancar mendadak macet.
"Apa mau kalian?" Yazuhiro menatap para buruh kapal yang biasanya mengangkut garam di pelabuhan. Mereka babak belur karena sebelum datang ke tempat ini, beberapa prajurit kerajaan memukuli mereka.
"Kami..."
"Katakan siapa yang memerintahkan kalian!"
"Tuan..."
"Apa kalian begitu meremehkanku? Apa menurut kalian semua kelicikan ini akan berjalan lancar ketika aku tak ada?"
Mereka bungkam dan gemetar.
"Aku bukan ayahku, yang dengan bebas kalian manfaatkan semaunya. Aku bisa menghancurkan kalian, meneror keluarga kalian, bahkan menghancurkan mereka sampai ke generasi berikutnya!"
Para buruh itu menunduk takut. Ada bangsawan yang melakukan konspirasi, dan mereka hanya disuruh. Karena itulah... demi menyelamatkan diri mereka saat ini, mereka harus mengaku.
Dengan kepala tertunduk, mereka menyebutkan satu nama.
"Paman Tuan sendiri... Tuan Kenichi..."
Dunia Yazuhiro hancur. Dia merasa dikhianati lagi. Pamannya begitu baik padanya sejak kecil, namun sekarang... semuanya sia-sia. Lagi-lagi seperti ini. Pamannya berniat menghancurkan ayahnya. Keluarganya.
Hari itu, Yazuhiro harus melakukan pekerjaan kotor untuk yang kesekian kalinya. Kalau memang dia dikhianati, maka satu-satunya cara adalah menghancurkannya. Dia akan menghancurkan semua orang yang berniat jahat padanya. Siapa pun orang itu!
***
Yazuhiro kacau. Dadanya sesak. Dia marah luar biasa. Beban berat seolah menghimpitnya tanpa ampun. Yazuhiro kalut luar biasa. Setelah menyelesaikan semua masalahnya, dia kembali. Namun hatinya yang hancur masih belum bisa disembuhkan. Yazuhiro mengacak rambutnya, lalu pikirannya terbayang pada lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gay-Sha
RomanceHana bukan geisha di okiya itu. Namun, kecantikannya melebihi para geisha di mana pun berada. Banyak lelaki yang jatuh dan tunduk di kakinya, hanya untuk ditemani oleh Hana. Sayangnya, Hana hanya pelayan. Dia juga lelaki. Meski ada riwayat geisha pe...