Aula perjamuan ricuh dengan bangsawan yang mulai anarkis. Mereka mengidamkan atensi dari seorang lelaki pelayan, yang cantik dan juga menawan. Meskipun dengan lelaki, mereka ingin menghabiskan waktu bersama. Aktivitas intim juga bisa saja tercipta, meskipun mereka tidak tahu kenapa lelaki ini cantik sekali.
"Habiskan malammu bersama kami!"
"Tidak, dia denganku!"
"Apa maksudmu?"
"Dia yang akan jadi milikku!"
Semua orang saling bicara kasar, menumpahkan apa yang ada dalam otak kotor mereka. Mereka tak akan pernah saling mengalah. Semua orang ingin menunjukkan sisi otoritas mereka sebagai seorang bangsawan.
"Mohon tenanglah, Tuan-Tuan!" Haruko mencoba melerai mereka, namun semua yang dia lakukan ternyata sia-sia. Haruko tak bisa melawan mereka. Bahkan beberapa orang penjaga sudah diperintahkan mendekat, hanya untuk meghindari hal-hal buruk terjadi.
"Menjauhlah!"
"Berikan dia padaku!"
"Lihat posisi dan kedudukanmu!" Seorang bangsawan yang memiliki kedudukan paling tinggi di ruangan itu berbicara tajam. Semua bangsawan bungkam. Hana mendongak, menatap lelaki berusia sekitar tiga puluh tahunan itu dengan raut tak bisa ditebak.
Mungkin lelaki ini yang bisa membelinya malam ini.
Apa yang harus kulakukan, Okaa-san?
Apakah aku boleh menghabiskan waktu bersama dengan mereka? Meskipun mereka sangat membuatku kesal dan lelah. Mereka memandangku seolah aku adalah wanita yang dibayar untuk melayani mereka.
Apa yang harus kulakukan, Okaa-san?
Sementara orang yang saat ini ingin kutemani sedang membuangku. Dia sedang mengombang-ambingkan rasa bersalah yang terlalu besar untuk kutahan. Orang yang mungkin tak peduli dengan keberadaanku. Aku harus apa sekarang?
"Mohon tenanglah!" Suara Haruko terdengar lantang.
Bangsawan dengan posisi tertinggi di ruangan itu tak peduli. Beberapa orang tanggap, lantas ikut campur dalam kericuhan itu. Mereka menarik lengan Hana, berebutan dengan bangsawan lainnya.
Hana tak tahu harus bagaimana, selain meringis karena sakit.
"Mana mungkin bangsawan rendahan sepertimu bisa melawanku?!"
"Aku tak peduli! Sekarang di tempat ini, posisi kita sama! Sayang sekali dengan statusmu!"
"Haruko, putuskan siapa yang boleh menghabiskan waktu dengannya! Dia pelayanmu!"
Haruko dipaksa memilih dengan siapa Hana menghabiskan waktunya. Dia tak tahan lagi dengan semua ini. Namun tamu adalah orang yang sangat penting di sana. Dia tak mungkin bisa menolak, kecuali mau nama okiya ini buruk.
Semua bangsawan saling memperebutkan Hana. Sementara itu Yazuhiro masih belum beranjak dari sana. Dia masih terpekur seorang diri, seolah-olah sedang memiliki beban pikiran yang berat. Dia bahkan tidak tahu kalau lelaki yang menjadi sumber dari beban hatinya sedang mencoba untuk menyelamatkan diri.
Hana ingin menyelamatkan diri dari semua ini. Dia ingin melindungi dirinya dari semua beban berat yang mencekiknya, lantas dengan pembuktian seperti ini... semuanya gagal dan tak berhasil.
Yazuhiro tak tahu bahwa Hana sedang mencoba untuk berbuat nekad, dengan menjual dirinya sendiri. Hanya karena dia ingin membuktikan bahwa hatinya tidak mudah goyah karena Yazuhiro, yang hanya memberikan afeksi palsu.
"Dia milikku!"
"Berani sekali kau menyentuhnya!"
"Lepaskan dia!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gay-Sha
RomanceHana bukan geisha di okiya itu. Namun, kecantikannya melebihi para geisha di mana pun berada. Banyak lelaki yang jatuh dan tunduk di kakinya, hanya untuk ditemani oleh Hana. Sayangnya, Hana hanya pelayan. Dia juga lelaki. Meski ada riwayat geisha pe...