Desa itu memang kecil, namun damai dan juga tenang. Penduduknya ramah, sederhana, dan juga penuh dengan kasih. Setiap kali Hana datang, mereka akan menggoda dan tersenyum ke arahnya. Meskipun Hana lelaki yang memiliki tubuh cantik, namun mereka tak peduli dengan itu. Mereka baik sekali, tanpa memandang bentuk dan rupa seseorang.
Desa itu adalah desa yang tak akan pernah ditinggalkan oleh Hana sebagai orang yang sangat ingin hidup damai. Pagi-pagi dia akan bangun dan menyiapkan sarapan. Lalu kekasihnya, kekasih bangsawan yang akhirnya mendeklarasikan dirinya sebagai rakyat jelata itu juga akan bangun dan membantu.
Mereka tinggal berdua di desa ini, dengan penuh kasih. Semua orang tak menganggap mereka nista dan hina. Mereka semua menghargai pilihan hidup dan cinta semua orang. Yazuhiro bekerja sebagai petani. Lelaki itu memang tak terbiasa untuk bekerja keras karena sejak kecil hidupnya selalu dilayani, namun Yazuhiro mau belajar. Dia belajar bertani. Ketika siang tiba, Hana datang mengunjunginya, membawa makan siang. Beberapa wanita juga akan menemuinya, dan bertanya resep makanan yang Hana buat.
Setiap malam, Yazuhiro akan memeluk lelaki cantik ini di balik selimut. Terkadang mereka berbuat hal-hal nakal, bercengkrama dalam desah dan cinta. Mereka berpelukan hingga pagi. Semua cerita indah mengalun begitu saja, menyisakan kenangan buruk yang sempat mampir di belakang. Hana dan Yazuhiro bahagia seperti ini.
Beberapa kali utusan dari ayah Yazuhiro datang, memerintahkan agar mereka berdua kembali pulang. Yaziro Kazuki sudah menerima mereka berdua, dan mereka sudah tahu sejak awal. Yaziro sangat menyayangi Hana, dan tak ingin kehilangan anaknya.
Sayangnya... Yazuhiro tak ingin membuat nama ayahnya tercoreng. Yazuhiro ingin bahagia bersama kekasih hatinya, namun orang-orang di sekitar mereka tak akan bahagia dengan itu. Karena itulah mereka lebih nyaman tinggal di tempat ini, bersama dengan orang-orang baik yang menerima mereka apa adanya.
Utusan itu pulang dengan tangan kosong berkali-kali, hingga suatu hari... Yaziro Kazuki datang secara pribadi ke tempat itu.
Begitu melihat ayahnya, Yazuhiro diam. Hana di sebelahnya terpaku. Jemari Yazuhiro menggenggam jemari Hana erat. Apa pun yang terjadi, Yazuhiro akan melindungi Hana. Yaziro melangkah pelan, memeluk anaknya erat dengan air mata bercucuran.
"Ayah merindukan kalian! Kenapa tak sekali pun kalian berkunjung?"
Hana mengangguk, tersenyum. Yazuhiro paham dengan senyuman Hana dan membalas pelukan ayahnya.
"Ayah tak akan pernah memaksa kalian lagi! Namun, tidak bisakah kalian berkunjung sesekali?"
Bibir Yazuhiro melebar. Hana tersenyum. Mereka berdua mengangguk kencang, memeluk Yaziro dengan kasih sayang. Kebahagiaan sudah lengkap! Semuanya sudah berada pada tempat yang seharusnya!
Yazuhiro sudah berbahagia dengan Hana.
Selamat sore!
END
Lumajang, 8 Agustus 2018
Terima kasih udah mau bertahan sampai sejauh ini denganku... :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Gay-Sha
RomanceHana bukan geisha di okiya itu. Namun, kecantikannya melebihi para geisha di mana pun berada. Banyak lelaki yang jatuh dan tunduk di kakinya, hanya untuk ditemani oleh Hana. Sayangnya, Hana hanya pelayan. Dia juga lelaki. Meski ada riwayat geisha pe...