Hana masih setia mengikuti Yazuhiro Kazuki selama berada di okiya. Meskipun terkadang lelaki tampan itu sangat membingungkan. Yazuhiro datang tanpa rombongan, memesan pelayanan paling bagus, namun dia tak ingin ditemani para geisha cantik. Hanya Hana yang boleh menemaninya. Hana juga merasa semakin tertekan karena itu. Tidak hanya hatinya yang tertekan, namun juga fisiknya.
Omongan-omongan sumbang mulai bermunculan, menciptakan gosip aneh yang membuat Hana mengernyit bingung. Ada isu bahwa Haruko menjual Hana pada bangsawan terkenal. Jelas Haruko murka ketika mendengarnya. Sedangkan Yazuhiro tampaknya tak peduli dengan gosip yang beredar.
"Aku tak peduli dengan berbagai macam gosip. Kau juga harusnya melakukan hal yang sama!" Dia menatap Hana tajam.
Hana mengangguk pelan.
"Saya sudah terbiasa dengan itu, Tuan..."
"Terbiasa?"
"Karena itulah saya sudah menganggapnya angin lalu..."
"Apa yang sudah dilakukan oleh bangsawan-bangsawan yang pernah menyewamu?"
Hana menegang. Selama ini dia tidak pernah disewa secara khusus. Dia hanya menjadi pelayan dan membantu yang lain. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan selama ini. Dia hanya membantu, tak pernah ada niatan untuk melayani bangsawan-bangsawan secara khusus. Namun tetap saja para bangsawan itu datang dan memintanya kembali. Bahkan terus-menerus berkirim surat, memintanya, sampai Haruko datang secara khusus menemui mereka langsung.
"Mereka hanya meminta, namun kami para pelayan tak boleh melakukan hal-hal seperti itu pada tamu..."
"Kalau mereka bukan tamu, apa mereka diperbolehkan menyentuhmu?"
Hana menggeleng kencang. "Saya bukan barang, dan seharusnya memang mereka tak boleh menyentuh saya."
"Kalau aku yang menyentuhmu, apa masih tidak boleh?"
Hana mengangguk.
"Kapan kau memperbolehkanku?"
"Tuan..."
"Apa kau tidak ingin kusentuh?"
"Tidak, Tuan. Tidak oleh siapa pun."
"Kau adalah pelayanku! Turuti semua yang kuinginkan!"
Hana menggeleng keras kepala. Dia tak akan pernah mau disentuh oleh orang lain. Tugasnya hanyalah sebagai pelayan.
"Saya tidak diizinkan melakukan itu, Tuan."
"Lalu apa yang kaulakukan? Menuangkan teh untukku? Membersihkan remahan makananku?"
Hana mendongak spontan. Mata bulatnya mengerjap. Lagi-lagi Yazuhiro terusik. Dia tidak tahu kalau semuanya akan jadi makin menyebalkan seperti ini. Yazuhiro menghela napas berat. Awalnya dia ingin membuat Hana kesal. Semua itu atas penghinaan yang sudah Hana lakukan padanya ketika dia datang untuk pertama kalinya.
Namun sekarang... tidak lagi.
Mendadak Yazuhiro merasa tak tega. Namun meski begitu, ada dorongan aneh yang membuatnya ingin Hana berada di sampingnya. Meskipun dengan memaksa. Hana akan duduk diam menunggu selama itu, selama Yazuhiro hanya menatapnya tanpa kata, dengan sorot tajam yang bisa mengulitinya.
"Apa para bangsawan yang datang pernah menyentuhmu?" Yazuhiro tak pernah bosan menggunakan kalimat seperti ini sebelumnya. Hana mengangguk pias.
"Saya belum pernah melayani bangsawan secara pribadi sebelumnya... Hanya Tuan satu-satunya orang yang diperbolehkan oleh Okaa-san."
Yazuhiro menaikkan sudut bibirnya. "Benarkah hanya aku?"
Hana mengangguk cepat. Dia tidak mungkin berbohong. Ini kali pertama Haruko mengizinkan Hana menemani tamu. Mungkin Yazuhiro sangat spesial di mata Haruko. Hana tidak ingin menolak, meskipun sebenarnya dia takut. Takut kalau Yazuhiro marah dan Haruko kena imbasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gay-Sha
RomanceHana bukan geisha di okiya itu. Namun, kecantikannya melebihi para geisha di mana pun berada. Banyak lelaki yang jatuh dan tunduk di kakinya, hanya untuk ditemani oleh Hana. Sayangnya, Hana hanya pelayan. Dia juga lelaki. Meski ada riwayat geisha pe...