Prolog

3.3K 366 61
                                    

Warning!

√ChansooArea!
√terinspirasi dari karakter Kai di The Miracle We Met
√MatureContent
√Nc21
√Sedikit Vulgar
√Murni hasil imajinasiku, tanpa ada satu pun yg trlibat.
√Tolong lebih byk Comment😘

--------------------------------------------------------------


Sebuah kisah, terukir jelas diatas secaris kertas ditimbun oleh pena tebal. Aku melakukannya untuk pertama kali. Menceritakan kisah akibat..

Kelalaianku.

Tepat di malam dingin dengan angin yang begitu kencang, memicu adanya Badai Salju.

7 Desember 2018 aku memulainya.

Memberikan nyawa tanpa sebuah detakan. Kepada makhluk tak berdosa.

*@@@@*

"huuuffftt..," deru nafasku berhembus tampak. Tengah bersender santaiku diatas puncak gedung tertinggi. Menikmati angin yang berseliwer sedang. Membawa butir air yang sudah membeku.

"ahh tak dingin," celetuk aku protes merasakan Musim Winter kali ini tidak seindah tahun lalu.

Wuuusssshhh..

Angin bertiup kencang menuju ke arahku dengan sedikit kabut asap berwarna putih. Ketika semakin pudar, tampak sesosok lelaki yang wajahnya tak setampanku.

 Ketika semakin pudar, tampak sesosok lelaki yang wajahnya tak setampanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Annyeong ma broohh!" sapanya kepadaku. Kedua sudut bibirnya tertarik menghasilkan lengkungan. Ia tersenyum kepadaku walau sedikit cengengesan.

Aku memutar bola mataku malas mendapatkan kehadirannya. Aku memutuskan untuk terbangun dari bersender --berdiri.

"wae? Boaning goya?" Tanyaku kepadanya, kemudian ia menjawab, "aku ingin meminta bantuanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"wae? Boaning goya?" Tanyaku kepadanya, kemudian ia menjawab, "aku ingin meminta bantuanmu."

Ingin rasanya aku menjerit. Aku sedang Free tidak ada job hari ini, inginku bersantai hingga tertidur pulas untuk beberapa tahun kedepan.

"mau bantu tidak?" Ulangnya.

"Ne.. Ne.. Wae?"

"aku ada janji Dinner dengan kekasihku hari ini, kumohon tolong titip ini dan berikanlah kepada salah satu rumah dikawasan pemukiman Deogyusan,"

Aku mengangguk - angguk patuh seakan sudah mengerti yang Taemin katakan. Satu dua kali aku paham.

Ketiga kalinya..

"MWO?!! KAU GILA? DISANA TAK BERPENGHUNI BODOH! BAGAIMANA JIKA AKU BERTEMU GUMIHO?," Protesku kepada Taemin yang memberikan perintah untuk memindahkan sesuatu didalam kantung kecil yang ia sodorkan sebelumnya kepada rumah disana.

(fyi: Gumiho semacam hantu kepercayaan masyarakat di Korea *seingatku)

"Ani, aniya.. Aku tak mau!" Sambungku. Wajah Taemin mendadak memelas tak karuan, sepertinya memang butuh pertolongan kali ini.

"Disana ada pemukiman bodoh! Kau kemana saja?. ahh.. ayolah nanti aku akan dimarahi Seniorku bila tak melakukannya. Jebal!,"

Oke dia bertekuk lutut dihadapanku bung.

"Ne ne, aku lakukan."

-


Tanpa waktu lama, sekedar jentikan jemari aku dapat terpindah lokasi yang sejauh apapun menuju lokasi yang diinginkan.

Aku berteleportasi dari Burj Khalifa ke Gunung Deogyusan. Setelah sampai, tak henti aku melontarkan sumpah serapah kepada temanku yang satu itu.

Bagaimana tidak? Ia hanya memberi petunjuk rumah tanpa memberi tahu ciri - ciri. Syalan.

"aisshh jinjja, yang mana ini Astaga." Umpatku.

Namun terdengar tangisan dari sebuah rumah minimalis berbahan dasar Kayu. Dengan cerobong yang mengeluarkan asap sedikit berwarna kelabu akibat perapian dari tungku.

Juga dengan 3 anak kecil yang berlarian kedalam rumah sehabis membuat boneka salju besar hasil karya mereka.

"ooaaakk.. Oaaakkk.."

Apa mungkin itu yang dimaksud Taemin?

Aku menghampiri rumah itu, dan terlihat dari balik Jendela seseorang yang tengah menjalani Proses persalinan.

"atas nama Tuhan, terkutuk kau Taemin! Menyuruh memberi sebuah nyawa melalui Jeoseung saja macamku!." Aku masih mengumpat, entah itu yang keberapa ratus kali.

Aku membuka kantung kecil yang terikat oleh tali rami. Ketika aku membuka, sebuah cahaya Hijau semu melayang dihadapanku. Segera, aku menggerakan kemana itu cahaya akan dituju. Aku akan melemparnya tepat dibalik jendela kusam berembun itu.

"Δίνοντας ζωή"

.

.


.




.

"DOOOOORRRR!!!!"

"AAAAAAAA!!"

"hallo, thedang apa dithini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"hallo, thedang apa dithini?"

The cutie snowmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang