8.

927 233 53
                                    

(Backsound :  Hyolyn - Just Stay)


Sehun POV

Kami beljalan membuntuti Kyungthoo, entah ia akan membawa kami kemana. Tetapi Kyung, aku dapat melathakan pelathaanmu.

"Tam, eottoke? Apa yang haluth kita lakukan kepada Kyungthoo?" Tanyaku kepada Kai yang mathih menahan emothinya kepada Chanyeol tadi.

"Persetan, inginku bunuh lelaki itu!"

Geplaaakk..

"Nathib Kyungthoo! Bukan Chanyeol!"

"Yasshh." Melingith Kai menguthap puncak kepalanya yang balu thajaku dalatkan tampolan yang thedikit thakit, tetapi akan belefek hancul pada manuthia.

"Aku aka-"

Ucap Kai telpotong dan langthung memegang pelipithnya. Matanya telpejam membaca thethuatu. Lalu kemudian menatapku kembali.

"Please Del, tolong jagakan Kyungsoo. Ada hal yang harusku lakukan, ini sangat penting. Gomawo!"

Wuusshhh..

Dathal tidak tayu telima kathih. Main hilang-hilang thaja.

Thehun thumpahin bial makin ga keliatan loh.

Author POV.

Sehun berlari mendekati Kyungsoo, hingga berjalan beriringan. Masih saja wajah Kyungsoo sendu menatap jalanan bersalju.

Sehun berinisiatif untuk membawa Kyungsoo terduduk disalah satu bangku. Tak ingin Kyungsoo menoleh, baginya menatap gundukan Salju lebih mengasikkan dibandingkan Namja tampan walau sedikit ekheemm.

Kedua kaki Sehun menyila sebari menatap lelaki manis yang perlahan membuka pakaian hangatnya.

Sehun menatap, tidak ingin mencegah. Terlihat samar, namun tampak bahwa air yang meleleh dari mata itu mengalir layak sungai.

Tanpa hambatan.

"Hey, hey wae geulae?" Cemas Sehun mendekat kepada Kyungsoo, jemarinya mengusap pelan air mata itu.

Tak ada rasa dingin, berbeda dengan makhluk pada umumnya.

Srreeekk..
Srreeekk..

"Kyungthooku tidak boleh menangith. Apa yang Kyungthoo lathakan eoh?," Tanya Sehun kembali yang dihadiahi gelengan kepala.

"Kyungsoo tidak apa-apa Tuan Pucat."

"Katakanlah, tidak ada yang melalangmu."

Punggung tangannya terangkat, mengusap kedua matanya yang tak henti mengeluarkan air mata. Tak lama kemudian senyuman itu muncul kembali, walau tidak sebahagia beberapa menit lalu. Menyimpan pesan tersirat.

"Kyungthoo thedih? Iya?" Suara Sehun melembut dengan telapak tangannya terus mengelus puncak kepala Kyungsoo. Kali ini Kyungsoo sudah melemah, ia mengangguk tak kuasa. Berkata, "Kyungsoo tak suka Chan Hyung dengan orang itu. Dia jahat."

"Mwo?"

Sehun mengerutkan dahinya. Menyatukan kedua alis menuju pangkalan hidung. Jujur saja ia tidak mengerti. Heol, tetap saja Deokebbi sepertinya tidak hebat untuk masalah hati.

"Tuan Pucat, Kyungsoo itu siapa sebenarnya?"

Deg!

Kedua matanya membelalak sempurna akibat tutur kata Kyungsoo tanpa dosa. Apabila dikatakan secara jujur, yang ada Kyungsoo tidak akan menerima takdir. Apabila berbohong, yang ada Kyungsoo akan membencinya.

Sehun bimbang, ia risau. Apa yang harus ia jelaskan?

"Kyuu.. Kyuunngg.. Akkuu.. Akuu.."

Sreeett..

Greeepp..

"Jebal! Tolong katakan kepada Kyungsoo," Mohon Kyungsoo. Jemari kecilnya berbanding terbalik tatkala menggenggam kedua telapak tangan Sehun. Giliran Sehun yang kini menggenggam telapak tangan Kyungsoo yang teramat dingin. Hingga tenggelam didalamnya.

"Kyungthoo thayang, Kyungthoo mau apa?"

"Kyungthoo ingin Chan Hyung,"

"Bukan itu makthud Thehun, aku beltanya apa yang kau inginkan thekalang eoh?"

"Oh itu. Kyungsoo itu siapa, Tuan?"

Sehun menghela nafas berat. Tutur kata Kyungsoo terangsang dari otaknya akan siapa dirinya yang sesungguhnya. Ia harus menjelaskan sesuatu untuk mengalihkan topik pembicaraan ini. Jiwa kanak-kanak pada diri Kyungsoo, tentu akan mudah berpindah bila mendapatkan yang baru.

"Kyung, kau adiknya betul?" Tanya Sehun yang diiringi oleh anggukan kepala Kyungsoo.

"Kyungthoo tidak lela bila Chanyeol belthama thetheolang thelain Kyungthoo iya?"

Ia kembali mengangguk.

Sehun tersenyum lebar, memperlihatkan deretan giginya yang rapih.

"Belalti, tandanya Kyungthoo itu thayang kepada Chanyeol. Latha thayangmulah yang membuat hatimu tidak lela apabila thetheolang yang kau thayangi belthama olang lain. Tidak ada thalahnya, thayang telhadap thetheolang itu lelatif." Jelas Sehun panjang lebar.

"Lalu kenapa Chan Hyung tidak menyayangiku?"

"Gini thaja deh, Chanyeol thampai thaat ini belum jujul dengan pelathaannya. Ia hanya mampu menyembunyikan latha thayang padamu di tempat teldalam, yang thulit untuk ia temukan. Kau tahu thembunyi?"

"Petak umpat,"

"Yeth, of coulthe. Dia mau petak umpat dengan kamu Kyung."

"Kalau Chan Hyung tidak Kyung temui bagaimana?"

"Cali lagi. Kalena, thehuatu yang belhalga patut di peljuangkan Kyung. Fighting!" Sehun menyemangati Kyungsoo dengan jemari yang terkepal di udara. Membuat penguin kecil kita tersenyum manis.

"Tapi.." Kyungsoo melontarkan keraguannya yang menggantung. Sehingga mimik wajah Sehun kembali ke posisi semula--flat.

"Tapi, Kyungsoo rela-rela saja Tuan pucat dengan Tuan gelap,"

"KYUNG THUDAH AKU KATAKAN, AKU TIDAK THUKA KOPI."

❄❄❄❄

Chanyeol POV


Netraku menajam menyerupai pisau yang sudah terasah. Rahang kokohku mengeras dengan kedua telapak tangan yang mengepal dengan sangat kuat.

Untuk apa dia menggenggam tangan Kyungsoo?

Apa yang mereka bahas?

Sialan.

Draapp..
Draapp..

Entah setan mana lagi yang merasuki diriku, sehingga tubuhku terdorong maju dengan sendirinya menghampiri kedua Namja berkulit putih. Timbunan salju yangku injak tak terasa, yangku rasa hanya hawa panas diiringi kobaran api yang menyala disekitar tubuhku.

"Kyungsoo," Lirihku.

Kedua wajah itu menoleh tepat melihat sosokku. Dengan mimik yang tak mampu terutarakan, maupun terbaca. Pandanganku teralihkan kepada Kyungsoo yang menatapku begitu lekat. Tercetak jelas ada bekas jejak air mengalir disana.

So?

Apa yang sudah Lelaki Pucat itu lakukan??

"Ya! Apa yang sudah kau lakukan kepadanya?"

&&&&

Next?

The cutie snowmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang