#1

43 4 1
                                    

“Duh gakpapa ina, lo Cuma gak bawa buku bersampul silver kok, tenang aja” aku berusaha menghibur diri dari ketegangan yang kurasa, entah kenapa benda yang teramat penting bisa lupa kubawa.

Irina oktavia saat ini aku sedang melaksanakan MOS disekolah Nusa Bahasa, tapi dengan kecerobohan yang kubuat tugas teramat penting pada hari terakhir ini tertinggal dirumah.

Aku tak bisa membayangkan apa hukuman yang akan diberikan kepadaku, namun sampai detik ini belum ada yang memeriksa buku itu, semoga saja tidak diperiksa
“Hei kamu!! Keluarkan buku bersampul silvermu!!!”

Suara tegas telah mengagetkanku, jantungku langsung berdebar kencang, nafasku memburu, tapi aku harus tenang “Saya lupa membawanya kak” jawabku setelah nafasku teratur “Apa?!! Bagaimana bisa lupa, kan sudah dibilang itu tugas terpenting selama MOS, apa kamu tidak dengar?!!” kakak itu berteriak

Tubuhnya tidak terlalu tinggi, memakai masker hitam dan memiliki mata bulat lucu berwarna coklat madu “saya dengar” aku menjawab dengan nada menantang karena kesal telah diteriaki olehnya, “Sekarang kamu pulang!! Ambil bukunya!” teriak kakak itu lagi, sejujurnya aku sangat kesal dengan sikapnya, ingin membalas teriakannya tapi apa boleh buat dia adalah seniorku “maaf kak rumah saya jauh”

Aku mengatakan hal itu dan langsung pergi meninggalkannya, aku menoleh kebelakang kulihat kakak bermasker itu menatapku sengit “apa aku salah bicara? Ah sudahlah.”

*********

Ya ampun bagaimana ini? Aku belum masuk ke sekolah, namun sudah cari ribut dengan senior.

Aku harus bagaimana sekarang? Ah aku merasa bersalah pada kakak itu, haruskah aku minta maaf? Mungkin lebih baik begitu, aku tidak ingin mencari perkara dengan kakak tingkat.

Setelah menentukan kelompok yang akan menjalankan tugas selanjutnya kami diperbolehkan untuk istirahat, aku menguncir rambutku dan langsung menuju kantin untuk membeli makan siang. Disana aku melihat kak masker sedang makan sendirian, aku harus mendekat dan minta maaf.

Aku memesan makanan dan langsung menghampiri mejanya “Kak saya boleh duduk disini?” tanyaku sopan “Apaan sih! Sok akrab banget, emang gak ada meja yang kosong lagi?!” kak masker itu mulai mengomel, mendengar jawabannya niat baikku langsung luntur seketika “ya saya kan Cuma mau temani kakak biar gak makan sendirian, lagipula...” “nggak usah, saya gak perlu teman. Dasar centil! Oiyah satu hal lagi, jangan kamu kira dengan bulu mata lentik begitu kamu bisa menggoda saya!”

WHAT?? Dia bilang apa barusan? Menggoda? Dia error kah? Siapa juga yang mau menggoda cowok kaya gitu. Setelah mengatakannya kak masker itu langsung pergi tanpa mengatakan apapun lagi.

Kini aku telah menemukan cowok paling ngeselin dan bikin otak mendidih, ia adalah black mask. Entah siapa namanya, aku juga tidak ingin mengetahuinya tapi yang pasti ia adalah cowok berhati hitam, karena penuh dengan prasangka buruk, ternyata warna masker bisa menggambarkan warna hati.

Akibat kejadian tadi semua niat baikku untuk berdamai dengannya hangus tak tersisa.

Ps: halo minna maaf klo ceritanya gaje, first story soalnya, btw tolong kritik sarannya ya, vote juga kalau suka:")

Our destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang